Ragam Menu Berbuka di Pasar Ramadhan Benhil

FimelaDiterbitkan 24 Agustus 2010, 07:00 WIB
Vemale.com - Waktu sudah menunjukkan tepat pukul lima saat saya memasuki kawasan pasar Benhil, dari kejauhan terlihat sebuah tenda besar berwarna hijau terang terbentang panjang dipenuhi para pembeli yang mulai sesak memenuhi jalan setapak dengan lapak–lapak kiri dan kanan penjual makanan. Tidak salah lagi, ini pasti pasar tajil yang saya maksud, saya pun mulai mantap mendekati area tersebut. Sudah jadi tradisi Bulan Ramadhan memang, jika menjelang sore hari orang–orang mulai mencari menu untuk berbuka puasa. Apalagi di jaman sekarang ini tidak banyak orang punya waktu untuk memasak menu makanan berbuka sendiri. Alhasil penjaja menu makananpun membeludak dan tentu saja ini jadi keuntungan bagi keduanya. Sisi praktis jadi keuntungan bagi si pembeli sementara bagi si penjual hal ini merupakan ladang rezki mereka.
Tidak seperti area depan rumah saya yang kebanyakan hanya terlihat beberapa penjaja tajil dengan sajian menu–menu kecil, seperti gorengan, macam kolak dan minuman, di sini saya bisa menemukan mungkin hampir ratusan menu yang dijajakan. Para penjual kebanyakan berasal dari daerah Sumatra Barat, tidak heran apabila menu–menu khas daerah dengan cerita legenda 'Malin Kundang' ini banyak dijajakan. Menu masakan Sumatera Barat yang khas akan rasa pedas, santan dan limpahan bumbu ada di sini. Aneka menu lezat itu di antaranya ragam menu balado, gulai, opor hingga rendang yang dijual juga dalam bentuk abon. Menu penganan manis, khas Padang juga mendominasi, mulai dari bubur kampiun (campuran kolak pisang, pacar cina, bubur cendil, bubur sumsum, sari kaya dan ketan), ketupat ketan yang begitu gurih dan lembut sangat nikmat dicampur dengan tape ketan. Ada juga lemang yang terjadi dari proses pembakaran dalam tabung kayu.
Menurut beberapa pedagang, pasar menu Ramadhan memang telah lama keberadaannya, awalnya di dalam pasar Benhil, kemudian di tahun 2000-an didirikan lapak–lapak di luar. Sebut saja salah satunya adalah Ibu Yarmi, ia mulai berjualan sejak tahun 80-an. Menurut ibu yang usianya sudah beranjak senja ini ia sangat senang bisa menjual ragam menu takjil khas kampung halaman. Bubur kampiun dan serabi khas Padang, membuatnya jadi teringat akan kampung halaman. Salah satu lapak terbesar di pasar Menu Ramadhan ini adalah Rumah Makan Bopet Mini. Restoran ini sehari–hari memang menjual ragam menu masakan Padang di area dalam benhil. Menu yang disajikan sangat lengkap, menu masakan khas Padang hingga menu Takjil. Selain itu, ada pula Ragam Ikan Bakar 'Sinar Surya'. Sang penjual mengaku mampu menjual 100 hingga 200 ikan perhari, dan tak hanya melulu menu Padang, menu masakan Nusantara jadi pilihan RM. Sinar Surya. Ragam penganan dari daerah lain juga turut meramaikan pasar Benhil, ada gudeg khas Jogja, pepes, otak-otak, siomay, juga kroket.
Puas dengan makanan, aneka minuman dingin juga ada di sana. Kolak, sari kepala, aneka es buah, mocktail juga minuman dari tebu segar sempat membuat mata saya berbinar. Tak sabar rasanya untuk berbuka dan mencicipi semuanya. Meski tubuh terasa penat, hati saya sedikit terhibur karena di tangan saya sudah ada berbagai jajanan yang akan jadi santapan menu berbuka. Namun, sebelum mengakhiri perjalanan sore ini mata saya tertuju pada spanduk berwarna putih bertuliskan 'Jajanan Kue Kue Aceh dan Teh Tarik'. Rasa keingintahuan sayapun menggelitik, saya putuskan untuk berbuka di sana karena tempat ini cukup sepi pengunjung, mengingat bangunannya yang juga belum rampung. Di sini saya berkesempatan untuk ngobrol dengan sang pemilik, beliau menjelaskan ragam kue–kue khas Aceh, seperti Timphan isi kelapa manis atau srikaya, Pulut (ketan tanpa isi dengan rasa yang di panggang), Pulut asokaya (ketan dengan topping berwarna pink yang manis bersantan), juga tape beras putih. Bedugpun berkumandang, setelah mengucap doa, saya mencicipi secangkir teh tarik dingin yang khas dengan aroma kayu manisnya. Jajanan khas Padang yang ditawarkan juga tak luput dari antusiasme. Sepertinya memang perut saya memang sudah sangat mendambakan diisi. Menjelang pukul tujuh saya melihat beberapa pedagang sudah memberesi barang dagangannya. Saya pun berpamitan dan berjanji kembali keesokan harinya. Bagaimana, apakah Anda tertarik berburu takjil seperti saya? Datang saja ke Pasar Benhil. (vem/ana/bee)
What's On Fimela