Vemale.com - Banyak fakta mencengangkan mengenai rokok yang terbukti berbahaya tanpa satupun keuntungan bagi pemakainya maupun yang cuma menghirup asapnya. Coba baca artikel ini, yang khusus membahas tentang racun di dalam sebatang rokok.
Hidrogen sianida: gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Zat ini ringan, mudah terbakar, dan efisien menghambat serta merusak saluran pernapasan. Sebagai racun yang dapat menyebabkan kematian, hidrogen sianida digunakan pada racun tikus dan racun untuk eksekusi hukuman mati narapidana. Sedikit saja hidrogen sianida dimasukkan ke dalam tubuh dapat berujung pada kematian.
Arsenik: bahan kimia yang banyak ditemukan pada pestisida, herbisida, insektisida juga racun tikus. Arsenik dalam rokok berasal dari pestisida yang digunakan ke tanaman tembakau. Logam arsenik juga biasa dipakai mengeraskan logam lain dalam suatu industri. Satu hal yang menarik, pada zaman dahulu, raja Persia sering menggunakan arsenik untuk meracuni musuh-musuhnya karena ampuh serta sulit dideteksi. Dari hasil otopsi, kematian aktivis pembela HAM Munir pun akibat racun arsenik.
Tar: Kumpulan bahan kimia berupa sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam ini bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Dr. Aulia Sani Sp.Jp.(K). FJCC, FIHA, spesialis dari RS Jantung Harapan Kita, Jakarta mengatakan, penelitian di Italia menyimpulkan, kumpulan tar dalam rokok sama dengan aspal yang digunakan untuk jalan raya. Tar dan nikotin merupakan dua zat paling berbahaya dalam rokok. Ketika mengisap rokok, tar akan masuk ke rongga mulut dan membentuk endapan pada permukaan gigi, saluran pernapasan dan paru-paru. Kadar tar dalam rokok mencapai 0,5 hingga 35 mg per batang.
Asam Asetat: Sebuah senyawa kimia asam organik yang biasa digunakan sebagai bahan baku industri makanan, tekstil, petrokimia dan lainnya. Anda biasa mendengar bahan kimia ini sebagai bahan pembersih lantai. Asam asetat bersifat korosif atau dalam bahasa sehari-hari disebut perkaratan. Bayangkan tubuh Anda dimasuki bahan yang mampu membuat besi berkarat.
Amonia: Baunya khas dan tajam sehingga mudah dikenali bila tercium. Amonia bisa merusak organ manusia. Suatu badan administrasi keselamatan dan kesehatan pekerja di AS bahkan menentukan batasan waktu kontak dengan gas ini. Kandungan amonia ada di pembersih toilet maupun pupuk urea. Selain itu, penambahan amonia dalam rokok membuat nikotin lebih cepat diserap oleh paru-paru.
Metanol: Sebagai sebuah senyawa kimia, metanol merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Cairan ini mudah menguap dan terbakar. Metanol banyak digunakan pada bahan bakar terutama roket. Senyawa ini bersifat korosif yang mampu merusak logam seperti aluminium. Bayangkan pengaruhnya bila senyawa ini masuk ke dalam tubuh. Dalam rokok, racun metanol yang juga dikenal dengan nama metil alkohol ini terdapat pada pembungkusnya.
Karbon Monoksida: Nama ilmiahnya CO. Gas ini tidak berbau dan berwarna. Merupakan gas buangan hasil pembakaran mesin dan asap rokok dari unsur zat arang dan karbon. Gas CO di satu batang rokok, mencapai 3-6 persen. Bahayanya, perokok aktif hanya akan mengisap sepertiga bagian, sisanya dihisap perokok pasif. Karena sulit dideteksi, gas CO jadi penyebab keracunan paling umum di beberapa negara. Gas CO juga mengikat hemoglobin dalam sel darah merah sehingga kadar oksigen yang dialirkan darah ke seluruh tubuh berkurang. Tubuh yang kekurangan oksigen tentu tidak mampu bekerja optimal hingga terjadi penyempitan pembuluh darah dan kerusakan organ.
Nikotin: Nikotin merupakan senyawa alkaloid, zat berbahan dasar atom nitrogen, yang terdapat pada akar dan daun tembakau. Nikotin dalam tumbuhan sebenarnya berfungsi mengusir serangga atau insektisida alami. Ada yang menyebut senyawa kimia ini sebagai nikotina. Dalam tembakau, kandungan nikotin sekitar 0,6 hingga 6 persen dari berat kering keseluruhan. Nikotin dalam rokok memiliki efek adiktif sehingga perokok akan menjadi ketagihan untuk terus mengulang aktivitas menghisap rokok. Kandungan nikotin dalam rokok adalah 0,5 hingga 3 mg yang seluruhnya diserap dalam darah. Ada pula efek psikoaktif yang membuat perokok merasa cemas bila tidak mengisapnya. Adrenalin akan ikut terpacu akibat konsumsi nikotin, hingga menyebabkan jantung dan tekanan darah naik dan bisa berakibat hipertensi atau darah tinggi.
Beragam alasan sering dilontarkan para perokok ketika mereka ditanya alasan merokok, mulai dari rasa ingin tahu hingga ikut 'tren' semata. Maka, bila sejuta alasan tersebut dipersempit, akan terbagi menjadi tiga tipe perokok yang biasa kita temui, yaitu: perokok rutin (regular smoker) yang telah terbiasa menghisap rokok tanpa dipengaruhi kondisi dan situasi di sekitarnya, perokok sosial (social smoker) yang terpengaruh untuk merokok ketika berada dalam satu lingkungan pergaulan dan perokok emosional yang biasanya hanya merokok ketika kejiwaan mereka sedang tidak stabil serta dalam keadaan emosional saat menghadapi masalah. Bagi perokok emosional, mengisap rokok dianggap mampu menenangkan maupun memberi jalan keluar dari stres yang dihadapi.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO memperkirakan, kematian di seluruh dunia akibat konsumsi rokok akan mencapai 10 juta orang per tahun dan sekitar 70 persen-nya terjadi di negara berkembang. Di Indonesia, pengeluaran rakyat untuk rokok mencapai 20 triliun rupiah dalam setahun. Padahal pendapatan dari industri rokok hanyalah separuhnya. Hasil survei yang diterbitkan Departemen Kesehatan tahun 2006 melaporkan: 34,44 persen penduduk usia 15 tahun ke atas memiliki kebiasaan merokok. Sekitar 28 persen di antaranya merokok setiap hari. Disebutkan pula proporsi perokok pemula (usia 15-19 tahun) meningkat dari 58 persen pada 2001 menjadi 63 persen di 2004. [initial]
Bersambung ke Berhentilah Meracuni Tubuh II
Source: Fitness Magazine, Edisi Mei 2011, Halaman 75 (Fitness/miw)