Anoreksia & Bulimia Pengaruhi Kesuburan Wanita

FimelaDiterbitkan 14 Desember 2011, 07:00 WIB
Vemale.com - Gangguan makan yang sering dialami wanita, contoh yang lebih kita kenal sebagai anoreksia dan bulimia tak hanya berpengaruh pada saat gangguan itu terjadi. Bahkan bila gangguan makan itu terjadi beberapa tahun yang lalu, efek negatif yang ditimbulkan masih akan terus menghantui hingga berpengaruh pada masalah kesuburan dan perilaku yang muncul selama masa kehamilan. Dilansir dari netdoctor, sebuah penelitian yang dilakukan oleh King's College London dan University College London mengambil data dari 11.088 wanita yang sedang mengandung dalam rentang usia 12 hingga 18 minggu. Mereka semua diharuskan untuk mengisi kuesioner yang berhubungan dengan penelitian. Dan inilah hasilnya: - Diketahui sebanyak 1,5 persen wanita dalam penelitian memiliki sejarah anoreksia, 1,5 persen memiliki sejarah bulimia dan 0,7 persen mengalami keduanya. - Peneliti menemukan bahwa 39,5 persen wanita yang memiliki sejarah anoreksia dan bulimia harus menempuh waktu lebih dari enam bulan untuk mendapat kehamilan. Sedangkan pada wanita yang tidak memiliki masalah gangguan makan hanya 25 persen yang menempuh waktu yang sama. - Selain itu, 6 persen wanita yang mengalami anoreksia dan bulimia mengaku bahwa mereka harus mendapat bantuan medis untuk mendapat kehamilan. Bandingkan dengan wanita tanpa gangguan makan, hanya 2,7 persen yang mengandung dengan bantuan medis. - Sebanyak 41,5 persen wanita yang mengalami anoreksia melaporkan bahwa kehamilan mereka tidak direncanakan. Sedangkan wanita tanpa masalah gangguan makan, hanya 28,5 persen yang hamil tanpa perencanaan. - Yang mengejutkan, 9,8 persen wanita yang mengalami masalah gangguan makan mengaku bahwa mereka tidak bahagia saat mengetahui bahwa mereka hamil. Sedangkan pada kelompok wanita tanpa gangguan makan, hanya 3,8 persen yang mengaku tidak bahagia dengan kehamilan mereka. Melihat hal ini, Abigail Easter, kepala penelitian dari Institute of Psychiatry, King's College London mengatakan bahwa gangguan makan dapat dikaitkan dengan risiko kesuburan wanita. "Kehamilan bisa menjadi sesuatu yang sulit bagi wanita yang mengalami masalah gangguan makan, dan ini adalah pertama kalinya perasaan mereka tentang kehamilan terungkap pada kelompok tersebut," ungkapnya. "Wanita yang sedang merencanakan kehamilan idealnya harus mencari pengobatan untuk menuntaskan masalah gangguan makan mereka sebelum memutuskan untuk mengandung, para ahli kesehatan harus mendeteksi gangguan makan ketika menilai tingkat kesuburan dan memberikan pengobatan untuk gangguan makan tersebut," lanjutnya. Mary George, seorang juru bicara Eating Disorders Charity Beat mengomentari hasil penelitian yang dituliskan dalam Beat BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology tersebut. Melalui BBC beliau mengatakan bahwa gangguan makan akan menahan nutrisi yang seharusnya didapat tubuh, dan sebagai akibatnya, hal ini akan berdampak panjang bagi kesehatan. (vem/wsw)
What's On Fimela