7 Kisah Tragis Ibu Menjual Anaknya

Fimela diperbarui 11 Des 2013, 18:00 WIB

Ibu adalah seorang pelindung bagi anaknya. Selama sembilan bulan ibu mengandung sang anak dengan penuh perjuangan. Ibu juga bertaruh nyawa demi melahirkan anaknya ke dunia. Dengan semua pengorbanan yang ia lakukan, seorang ibu seharusnya akan melindungi dan merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Namun beberapa ibu ini tega berbuat hal yang sangat menyedihkan.

Demi uang para ibu ini tega menjual anak darah daging mereka sendiri. Demi sejumlah uang, sang ibu menjual anak yang telah mereka lahirkan dengan bertaruh nyawa. Kisah-kisah ini sungguh menyedihkan dan sangat tragis. Sang anak menjadi korban perbuatan sang ibu yang kejam ini. 

Sepanjang 2013, ada banyak kisah ibu yang tega menjual anak mereka. Inilah beberapa kisah menyedihkan tentang para ibu yang tega menjual anak mereka.

 

(vem/sir)
What's On Fimela
2 dari 8 halaman

Oh Ibu, Mengapa Kau Rela Menjual Kehormatanku?

(c) heraldsun.com.au

Uang memang bisa membeli barang yang membuat kita bahagia. Namun uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan. Terkadang demi uang, manusia bisa melakukan segala hal bahkan mengorbankan hidupnya. Hal ini terjadi pada seorang ibu di Kolombia.

Margarita de Jesus Zapata Moreno adalah seorang ibu dengan 14 anak. Kemiskinan menjadi salah satu hal yang membelit mereka membuat sang ibu rela berbuat sesuatu yang di luar akal sehat kita. Seorang ibu seharusnya melindungi dan merawat anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih. Namun berbeda dengan Margarita, dia tega menjual anak-anaknya demi membayar hutangnya.

Margarita memang diberkahi Tuhan dengan rahim yang kuat. Dia mampu melahirkan 14 anak yang sehat. Entah karena terbelit hutang atau alasan lain tapi, sang ibu ternyata berlaku sangat kejam terhadap e 12 putrinya. Putri-putri cantik dari Margarita dijual kehormatannya kepada lelaki dengan harga Rp 2,2 juta seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (26/10).

Sang ibu sangat tega memperlakukan anak-anaknya yang masih belia dengan tidak manusiawi. Ketika dia merasa harus membayar tagihan hutang, dia akan menghubungi pria hidung belang dan akan memaksa anaknya untuk menuruti nafsu pria tersebut. Sungguh malang anak-anak ini, mereka harus menanggung penderitaan yang begitu besar.

Kebanyakan anak-anak yang dijual ini memang masih berusia sangat muda. Kasus ini terbongkar ketika salah satu anaknya berani melapor kepada pihak yang berwajib tentang hal ini. 

3 dari 8 halaman

Aku Menjual Bayiku Demi Sebuah iPhone

Ilustrasi(c) shutterstock.com

Orang tua adalah pelindung bagi anak-anaknya, terutama bagi bayi yang baru lahir. Bayi yang baru lahir akan lebih lemah dan tidak bisa melakukan semuanya sendirian. Di sanalah peran orang tua sangat dibutuhkan mereka. Orang tua harus ada dan melindungi mereka dengan kasih sayang. Namun, sepasang orang tua di Cina malah menjual bayi mereka demi mendapatkan barang-barang mewah.

Zhang dan Teng adalah suami istri yang tinggal di Kota Shanghai. Mereka berdua adalah pengangguran dengan dua orang anak yang tinggal di appartemen kecil di pusat kota Shanghai. Mungkin kemalasan atau kesulitan mencari pekerjaan yang cocok sehingga mereka akhirnya memilih untuk membiarkan saja kehidupan mereka berjalan dengan seperti itu.

Seperti orang lain pada umumnya, mereka juga menginginkan barang-barang mewah seperti iPhone dan yang lainnya. Tapi karena keterbatasan ekonomi, mereka hanya bisa bermimpi dan berangan-angan saja. Saat ini, Teng tengah hamil dan menantikan kelahiran bayi mereka. Menurut dokter dan USG, bayi yang ada di dalam rahim Teng adalah seorang bayi perempuan. Bagi orang tua pada umumnya, kelahiran ini pastilah dinantikan dengan tidak sabar.

Hingga suatu hari mereka mempunyai ide gila untuk menjual bayi perempuan mereka yang masih kecil. Dengan tanpa rasa bersalah, mereka menaruh sebuah iklan di surat kabar lokal yang menyatakan bahwa mereka ingin menjual bayi mereka, yang belum lahir saat itu, dengan imbalan uang sebesar Rp 92,8 juta seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (22/10).

Iklan ini akhirnya menuai kecaman dari masyarakat. Mereka akhirnya ditangkap oleh pihak yang berwajib dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kepada para pihak berwajib, mereka mengatakan bahwa hal ini dilakukan karena mereka ingin memberikan penghidupan yang layak pada anak mereka. Hal ini tidak begitu dipercayai begitu saja oleh pihak berwajib. Mereka lalu melakukan penyelidikan ke rekening mereka dan menemukan bahwa mereka telah menghabiskan uang tersebut untuk membeli iPhone dan barang-barang mewah lainnya. Dan lebih mencengangkan lagi, mereka sudah melakukan hal ini selama berkali-kali.

Entah apa yang dipikirkan pasangan ini. Mereka tega menjual darah daging yang harusnya mereka lindungi demi mendapatkan barang-barang mewah. Ladies, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kasus ini. Menjadi orang tua tidaklah mudah, mereka mempunyai tanggung jawab besar untuk mendidik dan melindungi anak-anak mereka.

4 dari 8 halaman

Teganya Ibu Ini Menjual Semua Anak-Anaknya Demi Uang

Ilustrasi (c) shutterstock.com

Seseorang bisa berubah drastis karena uang. Bahkan seorang ibu yang seharusnya merawat anaknya dengan baik juga bisa berubah hanya karena sejumlah uang. Kisah pilu ini terjadi di Negara Bagian Kentucky, Amerika Serikat.

Leeanna Brown baru saja melahirkan anak ketiganya. Bayi mungil itu sungguh lucu dan menggemaskan. Leeanna seharusnya senang dan bangga karena mendapatkan anugerah seorang anak yang sehat, namun dia ternyata tidak berbuat demikian.

Bukannya merawat sang bayi, Leeanna malah menjual bayinya itu. Bayi malang itu awalnya dijual kepada seseorang dengan harga Rp 53 juta. Entah karena apa, kesepakatan itu tidak pernah terjadi. Gagal menjual bayinya kepada orang lain, dia berusaha lagi.

Dia mencoba menjual bayinya kepada saudara sepupunya, Luonda Martin. Sebagai bagian dari kesepakatan seluruh biaya pengadilan dan akte bayi dibayar seluruhnya oleh Luonda. Sungguh tega seorang ibu berbuat demikian terhadap anak kandungnya sendiri.

Polisi setempat curiga saat foto Luonda dan bayi tersebut tersebar. Luonda mengakui bayi Leeanna sebagai bayinya sehingga polisi mengusut kasus ini. Ternyata, Leanna sudah beberapa kali terlibat kasus dan harus dipenjara. Bahkan dia juga telah menjual kedua anak sebelumnya ke keluarga lain.

5 dari 8 halaman

Teganya Ibu Muda Ini Jual Bayinya Sendiri

Bayi lucu tidak berdosa, siapa yang tidak ingin memilikinya? Banyak pasangan yang sudah menunggu bertahun-tahun, berjuang keras untuk memiliki momongan tapi belum juga diberi kepercayaan oleh Tuhan. Sayangnya, banyak yang diberi buah hati, malah disia-siakan. Tidak cukup sampai di situ saja, bahkan ada yang sampai hati menjualnya.

Enggan mengurus bayi hasil hubungan gelapnya dengan sang pacar, SR (16) memilih menjual darah dagingnya sendiri. Akhirnya, ibu muda asal Sosromenduran, Bantul, Yogyakarta itu harus berurusan dengan polisi. Gadis yang masih berusia belia ini melahirkan bayinya dan kemudian menitipkannya ke panti asuhan.

Bayi lucu yang baru berusia 3 minggu ini dititipkan oleh SR ke Panti Asuhan Piatu dan Dhuafa Taman, Yogyakarta. Di sana, SR memasrahkan anaknya kepada pengurus panti. Belum lama bayi ini dititipkan, pengurus panti yang bernama Sunyoto mendapatkan telepon dari Nanik Sri Wayuni (38), warga Ujung Batu, Sumatera Utara.

Nanik berencana untuk mengadopsi bayi SR. Kabar bahagia bukan? akhirnya bayi ini akan tinggal dengan keluarga yang akan menyayanginya sepenuh hati, walau bukan darah daging sendiri. Sunyoto pun mempertemukan SR dengan Nanik untuk mengurus kejelasan adopsi bayi yang diberi nama Nada Aulia Syahara ini.

Namun sayangnya, bayi ini tidak diadopsi. Sang ibu 'menjualnya' kepada Nanik. Ketika Nanik datang ke Yogyakarta, bayi ini justru 'dijual' dan 'diberi harga'. Nada dijual dengan harga 3,5 juta rupiah dan Nanik tidak mengurus surat-surat adopsi seperti pada umumnya. Rupanya sang pengurus panti lah yang berperan di balik jual beli ini. Dirinya meminta imbalan 500 ribu rupiah kepada SR.

Keinginan buruk akan tercium baunya. Tidak lama kemudian, salah seorang pengurus panti, Suratmiyati mengetahui hal ini dan kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian di Yogyakarta. Tidak menunggu waktu lama, polisi pun langsung menangkap SR dan Sunyoto. Proses jual beli bayi ini dibatalkan dan Nada kembali ke panti asuhan. SR mengaku bahwa dirinya tergiur uang yang ditawarkan.

Tindakan SR yang sudah meninggalkan bayinya dan kini malah menjualnya adalah contoh nyata bagi kita ladies. Bahwa banyak remaja kini terjerumus dalam pergaulan bebas dan akhirnya merugikan diri mereka sendiri.

6 dari 8 halaman

Teganya Orang Tua Ini Menjual Bayi Mereka Karena Tangisannya

ilustrasi (c) shutterstock.com

Orang tua adalah sosok pelindung bagi anak mereka. Seorang anak yang masih bayi akan sangat bergantung kepada orang tua mereka karena keadaan fisiknya yang masih lemah dan tidak berdaya. Seharusnya sang orang tua memberinya kasih sayang tulus agar sang anak selalu aman dan nyaman berada di samping mereka. Namun tidak demikian dengan sepasang orang tua di Brasil ini.

Sebuah situs penjualan online di Brasil bernama OLX melaporkan ada sebuah tawaran aneh yang masuk kepada websitenya. Sepasang orang tua menuliskan mereka akan menjual bayi mereka karena sang bayi terus-terusan menangis dan membuat mereka tidak bisa tidur dengan tenang.

Dalam iklan tersebut, mereka juga memajang foto sang bayi yang memakai baju biru. Sungguh kejam sang orang tua yang tega melakukan hal ini kepada anaknya. Demi uang mereka tega menjual darah daging mereka hanya karena satu hal sepele. Bayi mungil yang lucu ini berharga Rp 4,9 juta.

Saat ini polisi sedang menyelidiki hal ini. Perbuatan seperti ini memang dinilai melanggar hukum dan akan dihukum dengan tegas. Selain melanggar hukum, sebagai orang tua mereka juga tidak pantas melakukan hal ini kepada seorang bayi yang baru lahir.

Kasus penjualan bayi ini memang bukanlah yang pertama. Sebelumnya, di Cina ada sepasang orang tua yang nekat menjual bayi mereka karena menginginkan sebuah iPhone. Ladies, menjadi orang tua memang bukanlah sesuatu yang mudah. Akan ada banyak tantangan dan masalah yang menghadang di depan namun jangan gunakan itu untuk menyakiti dan membuat anak Anda terluka karena bagaimanapun mereka adalah darah daging dan buah hati Anda. Sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu menjaga dan merawat mereka dengan kasih sayang.

7 dari 8 halaman

Du Xiurong Jual Buah Hatinya Demi Bertahan Hidup

Ilustrasi (C) csmonitor.com

Menjadi seorang ibu adalah sebuah karunia dari Tuhan yang tidak ternilai harganya. Buah hati merupakan bentuk kepercayaan Tuhan kepada UmatNya untuk menjaga dan membesarkan makhluk titipanNya. Namun terkadang ada beberapa kondisi di mana seorang ibu tidak bisa membesarkan buah hati mereka seperti orangtua lain pada umumnya. Beberapa faktor seperti kesehatan, ekonomi, mental dan kesiapan menjadi penyebabnya. Semua ibu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, termasuk ibu dari China ini.

Du Xiurong, seorang ibu dari empat buah hati yang masih kecil ini memilih untuk melepaskan anak-anaknya untuk 'dibeli' oleh orang lain yang ingin memiliki anak. Hal ini dilakukan karena kesulitan ekonomi sehingga Xiurong tidak sanggup membiayai biaya hidup keempat buah hatinya. Selain kondisi ekonomi, Xiurong juga memiliki kekurangan tubuh permanen yaitu tuna netra sehingga kesulitannya untuk merawat anak-anaknya semakin besar. Suami Xiurong yang merupakan buruh tidak tetap juga tidak mampu menopang biaya hidup keluarganya itu. Dengan berat hati, Xiurongpun 'menjual' anak-anaknya yang masih kecil kepada keluarga yang mampu merawat dan membiayai biaya hidup mereka.

"Aku tidak menjual mereka. Aku memberikannya pada pasangan tidak memiliki anak. Aku hanya meminta uang sebagai ongkos saat mengandung mereka," ujar Xiurong. Tidak ada ibu yang tega untuk berpisah dengan anaknya, begitu pula dengan Xiurong. Namun kondisi ekonomi dan kesehatan membuatnya harus merelakan anak-anaknya diasuh oleh orang lain. Kondisi seperti ini kerap terjadi pada keluarga-keluarga yang penghasilannya tidak mencukupi atau bahkan tidak memiliki penghasilan sama sekali. Rendahnya tingkat pendidikan orangtua membuat orangtua tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan berimbas pada perekonomian keluarga dan kesejahteraan buah hati mereka.

Xiurong mengatakan bahwa kekurangan tunanetranya lah yang membuatnya tidak dapat berbuat banyak untuk keluarganya. Hanya dengan mengandalkan penghasilan sang suami, Xiurong tidak mampu memberikan makanan dan tempat tinggal yang layak untuk buah hatinya. "Seandainya aku bisa memilih, aku ingin bisa melihat dengan baik dan bekerja jadi aku tidak perlu menjual mereka," tambah Xiurong dengan suara lirih. Kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi juga menyebabkan Xiurong tidak dapat mengendalikan kelahiran anak-anaknya.

Mungkin tidak hanya Xiurong yang merasakan kepiluan dan dilema seperti ini. Banyak ibu lain di luar sana yang merasa bersalah karena tidak dapat membesarkan anak mereka karena himpitan ekonomi dan besarnya biaya. Buah hati adalah separuh nyawa bagi orangtuanya dan mereka akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk putra putrinya walau dengan cara yang tidak seharusnya. Perbuatan Xiurong tidak layak untuk dipuji ataupun dicontoh, namun merupakan potret nyata bahwa kemiskinan membuat orang melakukan sesuatu yang tidak ingin dia lakukan.

8 dari 8 halaman

Ibu Menjual Keperawanan Anak Sendiri di India

Ilustrasi (c) shutterstock.com

Minggu, 25 Agustus yang lalu pihak kepolisian di wilayah barat India melakukan penggerebekan pada sebuah apartemen di Mumbra. Polisi menangkap dua pelaku yang sedang bernegoisasi untuk menjual keperawanan seorang anak perempuan berumur 13 tahun. Tragisnya, salah satu pelaku wanita yang berumur 32 tahun adalah ibu dari anak perempuan itu sendiri.

Tindakan kriminal perdagangan anak ini dilakukan melalui perantara supir bajaj di India. Dari sinilah seorang pekerja sosial IRM bisa melacak tindakn kriminal ini dan melaporkannya pada polisi. Saat penangkapan, anak perempuan tersebut menangis dan tidak sadar kalau keperawanannya sedeng diperjual-belikan oleh ibunya sendiri.

Salah satu anggota polisi, Madan Ballal, sebagaimana yang dikutip dalam laman blogs.wsj.com mengatakan bahwa anak perempuan tersebut sering diajak ibunya untuk menemani laki-laki dengan bujukan bahwa hal itu tidak akan menyakitkan bagi si anak. Anak perempuan tersebut telah dibawa ke tempat rehabilitasi untuk perawatan lebih lanjut.

Diketahui juga bahwa korban memiliki empat saudara dan ayah yang bekerja di area Andheri Mumbai, namun keberadaan mereka masih belum diketahui. Ibu kandung korban dan si supir bajaj (29 tahun) masih ditahan dan dalam proses penjagaan yang mana tidak memperbolehkan orang lain untuk menemui para pelaku.