5 Ritual Aneh Cara Berpacaran Pasangan di Dunia

Fimela diperbarui 05 Feb 2014, 18:00 WIB

Di Indonesia, memberikan cokelat atau bunga di hari Valentine bukanlah hal yang umum dilakukan. Apalagi tak banyak orang yang merayakan hari Valentine.

Dan ternyata, beberapa negara juga tidak merayakan hari kasih sayang dengan cara memberikan cokelat atau bunga lho. Di belahan bumi lain, bahkan ada ritual aneh dan unik saat pasangan yang saling jatuh cinta berpacaran.

Dilansir LiveScience.com, inilah ritual aneh berpacaran di dunia.

(vem/bee)
2 dari 6 halaman

Di Australia

Foto: copyright fanpop

Di pedesaan Australia, bukanlah sekotak cokelat yang dihadiahkan kepada kekasih. Melainkan buah apel yang telah disimpan di keringat ketiak kekasihlah yang menjadi tanda cinta.

Jadi, para pasangan yang sedang jatuh cinta akan mengikuti acara dansa, di mana seorang wanita berdansa dengan membawa apel di ketiaknya. Setelah acara dansa selesai, apel tersebut akan dikupas dan diberikan kepada pria yang dicintainya. Dan tentu saja, pria tersebut akan memakannya sampai habis.

3 dari 6 halaman

Di Kamboja

Foto: copyright TonyWheeler

Suku di Kamboja yang disebut dengan suku Kreung tak mengenal kata perceraian. Di sana, masing-masing pasangan benar-benar tahu apa yang diinginkan dan benar-benar selektif dalam memilih pasangan.

Ketika anak gadisnya menginjak usia remaja, orang tua akan membangunkan sebuah pondok untuknya. Di sana, ia akan tinggal dengan pria yang berbeda-beda untuk saling mengenal satu sama lain. Dan terkadang, ada remaja pria yang tinggal lebih dari satu malam, yang menandakan bahwa mereka cocok dan saling jatuh cinta.

4 dari 6 halaman

Pelaku tradisional Hindu

Pelaku Hindu tradisional, yang tersebar di beberapa belahan dunia wajib melakukan ritual gigi. Ritual ini kabarnya menyakitkan, namun ampuh untuk mengusir amarah, cemburu, ketamakan, dan lain sebagainya.

Mereka yang ingin menikah, haruslah melewati ritual ini terlebih dahulu.

5 dari 6 halaman

Bundling board

Bundling adalah ritual kuno yang dilakukan masyarakat kolonial di mana, mereka akan memberi kesempatan kepada remaja pria dan wanita untuk tidur di ranjang yang sama selama semalam. Namun keduanya akan dibungkus dengan selimut dengan ketat, sehingga masih ada celah di antara mereka.

Kabarnya ritual ini dapat meningkatkan keintiman dan kedekatan, tetapi mencegah mereka melakukan hubungan seksual.

6 dari 6 halaman

Suku Dai di China

Foto: copyright WideWallpaper

Suku Dai di China mempraktekkan ritual yang disebut kunjungan para gadis. Di mana para gadis akan duduk mengelilingi api unggun. Sementara itu, para pria akan membawa selimut berwarna merah dan memainkan musik di dekat mereka.

Saat acara musik usai, para pria akan menghampiri wanita yang disukai. Bila wanita tersebut juga menyukainya, ia akan memberikan suatu benda yang sudah disiapkan, dan mengajaknya duduk bersama.

Pria tersebut kemudian akan membagi selimutnya dengan wanita yang disukai, mengucapkan kalimat romantis dan berbincang-bincang sepanjang malam.