Kisah Gadis yang Hidup di Ember Plastik, Mengharukan...

Fimela diperbarui 22 Jul 2016, 11:32 WIB

Bersyukurlah buat kita semua yang memiliki anggota tubuh lengkap dan hidup dengan segala ketercukupan. Akan sangat malu rasanya jika kita yang memiliki anggota tubuh lengkap justru sering kali mengeluh dan menyalahkan diri sendiri karena menganggap kita tak sekeren dan seberuntung orang lain.

Sebelum kita mengeluh dan menggerutu dengan kondisi kita, alangkah baiknya jika kita banyak belajar dari orang-orang yang hidup dengan segala keterbatasan mereka namun mereka masih saja senantiasa bersyukur dengan kondisinya. Seperti halnya seorang gadis berusia 19 tahun asal Ngeria berikut ini.



Gadis berusia 19 tahun ini bernama Rahma Haruna. Ia adalah seorang gadis yang tak memiliki kaki juga tangan. Keluarganya menjelaskan bahwa kondisi Rahma yang mengharukan ini dimulai saat usianya beranjak 6 bulan. Saat itu, tangan dan kakinya tidak bisa tumbuh dan berkembang seperti orang lain pada umumnya. Alhasil, Rahma pun tak memiliki tangan juga kaki. Kondisi inipun akhirnya membuatnya terpaksa tak bisa bergerak sama sekali dan menjadikannya harus bergantung sepenuhnya kepada keluarganya.

Untuk mengetahui bagaimana kisah Rahma yang hampir sepanjang hidupnya dihabiskan di ember plastik, berikut sepenggal kisahnya. Ini adalah kisah yang begitu mengharukan dan akan membuat kita malu jika kita yang sempurna masih sering mengeluh juga menggerutu dengan kondisi kita.

(vem/mim)
What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Sepenggal Kisah Rahma Haruna, Gadis yang Hidup di Ember Plastik

Photo: Copyright asiantown.net

Kondisi yang begitu mengharukan dan membuat terenyuh pada Rahma berawal saat usianya masih 6 bulan. Di saat anak-anak seumurnya mulai bisa merangkak atau duduk, ia justru mengalami kondisi misterius dimana tangan dan kakinya berhenti tumbuh juga berkembang.

[startpuisi]Fadi, ibu Rahma mengatakan, "Sejak berusia 6 bulan, saat ia mulai belajar untuk duduk, saat itulah kondisi ini berawal. Tangan dan kakinya tak bisa tumbuh dan berkembang normal. Ia bahkan tak pernah belajar merangkak. Kami sangat sedih dan terenyuh melihat kondisinya tersebut."[endpuisi] Dikutip dari laman asiantown.net, Rahma yang kini tinggal bersama keluarganya di desa Lahadin Makole, Kano, Nigeria ini harus merelakan dirinya hidup di ember plastik setiap harinya.

Hampir sepanjang hidupnya ia berada di ember plastik agar keluarganya bisa dengan mudah membawanya dari satu tempat ke tempat lain. Tak jarang, saudara laki-lakinya juga akan membawa Rahma ke kota dan berharap mendapatkan sumbangan juga santunan dari masyarakat. Fahad, saudara laki-laki Rahma mengatakan, "Aku setiap hari membantunya untuk mandi, makan dan juga melakukan berbagai hal. Aku juga akan membawanya jalan-jalan agar ia tak bosan di rumah. Aku juga membawanya ke kota dan berharap orang lain akan peduli pada kami."

Menurut sang ibu yakni Fadi, keluarga tidak pernah tahu kenapa Rahma bisa mengalami kondisi ini. Saat kondisi ini berawal, Rahma hanya mengeluhkan demam dan sakit perut. Sejak saat itu, kondisinya semakin parah dan membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Ayahnya yakni Hussaini telah membawa Rahma ke berbagai dokter dan tempat untuk mendapatkan pengobatan. Tapi, selama ini tidak ada dokter atau pun tabib yang bisa memberikan obat untuknya dan menemukan penyebab Rahma menjadi seperti sekarang ini.

[startpuisi]Hussaini mengatakan, "Selama 15 tahun aku telah mencarikan obat untuknya. Tapi, aku tak pernah menemukannya. Aku telah menjual apapun yang kami miliki. Hutang kami juga semakin bertambah untuk pengobatannya. Kami berharap kami bisa menemukan obat untuknya dan ia bisa lepas dari penderiataan ini."[endpuisi]

Meski kondisinya sangat memprihatinkan, Rahma tidak pernah mengeluh dengan kondisinya. Ia adalah seorang gadis yang ceria dan bercita-cita membuka toko agar ia bisa membantu keluarganya. Rahma tak pernah kehilangan semangat untuk bertahan hidup dan menggapai masa depan yang lebih baik. Rahma mengatakan, "Aku ingin memulai bisnis dengan membuka toko. Aku berharap orang-orang akan datang ke tokoku dan membeli kebutuhan mereka. Itulah yang aku inginkan dan menjadi cita-citaku saat ini."

Kasihan sekali dengan apa yang dialami oleh Rahma ini ya. Semoga saja, ia bisa segera menemukan obat untuknya dan cita-cita pun segera terwujud. Apapun dan bagaimana pun kondisi kamu, tetap semangat Rahma. Tetaplah menjadi seorang yang ceria dan tak pernah mengeluh dengan kondisimu. Tuhan akan selalu ada bersama kamu

[pos_1]