Dulu Sering Dibully, Cewek Dyslexia Ini Buktikan Bisa Raih IPK Tertinggi

Fimela diperbarui 19 Okt 2017, 11:00 WIB

Sebuah kekurangan yang ada pada diri seseorang tak jarang membuatnya diremehkah hingga menjadikannya sebagai bahan bullyan. Juga, ketika seseorang tersebut tampak lemah, tak berdaya dan pasrah ketika ada orang lain yang meremehkannya. Dan salah satu cara untuk menghentikan bullyan ini adalah membuktikan bahwa dengan segala kekurangan juga keterbatasan yang ada dalam diri, ini justru bisa membawanya mendapatkan prestasi gemilang.

Seorang gadis cantik bernama Phoebe Stothard adalah salah satu sekian banyak orang yang akhirnya bisa membungkam para pembullynya, dan menunjukkan bahwa mereka semua tak berhak meremehkan orang-orang yang memiliki kekurangan. Dilansir dari laman vix.com, Phoebe merupakan seorang penyandang Dyslexia (susah membaca), Dyscalculia (kesulitan untuk memahami angka), Dysgraphia (susah menulis) dan ADHD (kesulitan untuk berkonsentrasi).

Karena kesulitan-kesulitan inilah, ia menjadi susah belajar. Ia juga tidak bisa dengan mudah menangkap setiap pelajaran yang diajarkan oleh guru-gurunya di sekolah. Ia pun sering diejek oleh teman-temannya, dibully habis-habisan dan dinilai sangat bodoh. Bahkan, guru-gurunya di sekolah tak jarang meremehkan kemampuannya.

Masa-masa di sekolah menjadi masa yang begitu berat bagi Phoebe. Namun ia tak mau menyerah. Ia terus berusaha dan melakukan yang terbaik. Usahanya pun tak sia-sia, ia bisa lulus dari sekolahnya dengan nilai yang cukup baik. Ia bahkan diterima di universitas dan berhasil lulus dengan perolehan nilai terbaik.



Phoebe merupakan lulusan terbaik di University of Technology Student, bidang Public Communication. Di akun sosial pribadinya yakni facebook, gadis ini menuliskan kisahnya sembari memposting fotonya sambil membawa piagam penghargaan sebagai pemeroleh nilai terbaik. Phoebe mengucapkan terima kasih pada gurunya yang pernah mengatakan bahwa ia harus ke luar dari sekolah karena kehadirannya bisa mempengaruhi penilaian terhadap semua murid.

Ia juga mengucapkan terima kasih pada dosennya yang sering menghakiminya di depan kelas dan membuatnya menangis karena ia salah mengucap kata. Juga, kepada beberapa orangtua murid lain yang tak ingin ia duduk di sebelah anaknya karena ia takut kebodohan pada diri Phoebe menular pada anaknya.

Phoebe kali ini ingin menunjukkan bahwa ia bisa menjadi terbaik dan tak sebodoh dengan apa yang mereka kira. "Dengan bangga aku mengatakan saat ini aku meraih GPA (Grade Point Average/IPK) tertinggi dalam studi yang aku pelajari," tulisnya.

Dengan postingannya ini, Phoebe ingin agar apa yang pernah dialami olehnya di masa sekolah tak pernah dialami anak-anak lain yang memiliki kekurangan sepertinya. Ia juga berharap bahwa setiap orangtua dan guru bisa memahami dan menghargai keadaan anak-anak yang memiliki kekurangan. Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, orangtua, guru dan semua pihak yang selama ini telah memberi dukungan padanya.





(vem/mim)
What's On Fimela