Ladies mungkin sudah banyak yang tahu bahwa sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang menakutkan. Tapi, tahukah Ladies mengapa penyakit ini sering disebut ‘peniru ulung’? Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum ini kerap disebut demikian karena banyak gejala yang ditimbulkan penyakit ini sama seperti gejala pada penyakit-penyakit lainnya.
Dengan kata lain, sangat sulit pada awalnya untuk mendeteksi penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung dengan luka sifilis ini sebab banyak orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Namun, gejala penyakit ini dapat diklasifikasikan dalam tiga stadium. Agar Ladies mendapat gambaran lebih jelas seperti apa gejala penyakit yang juga bisa diturunkan dari ibu pengidap kepada bayinya ini, mari simak informasi yang dilansir dari cdc.gov di bawah ini.
Stadium Primer
Stadium primer ditandai dengan penampakan luka tunggal atau lebih di tempat dimana sifilis masuk ke dalam tubuh. Luka yang timbul biasanya keras, bulat, dan tidak terasa nyeri. Penampakan luka ini akan berlangsung selama 3-6 minggu dan akan sembuh dengan sendirinya. Jika penderita penyakit ini tidak mendapatkan penanganan yang sesuai, infeksi dapat berkembang ke stadium berikutnya.
Stadium Sekunder
Stadium ini dimulai dengan munculnya ruam tak gatal di satu tempat atau lebih di tubuh setelah luka sembuh. Ruam yang timbul ini memiliki ciri kasar, berwarna merah atau berupa bercak cokelat kemerahan pada kedua telapak tangan dan kaki. Ruam dalam bentuk berbeda dan menyerupai bercak yang disebabkan penyakit lain juga dapat muncul, Ladies. Selain itu, kadang ruam-ruam yang timbul terlihat samar sehingga banyak orang yang terinfeksi sifilis tidak menaruh curiga terhadap gejala ini.
Stadium Laten dan Akhir
Stadium ini dimulai setelah gejala yang muncul di dua stadium sebelumnya menghilang. Tanda-tanda dalam stadium ini dapat terlihat 10-30 tahun setelah infeksi dimulai. Tanda-tanda tersebut antara lain kesulitan gerakan koordinasi otot, kelumpuhan, mati rasa, kebutaan bertahap, dan demensia. Organ internal penderita dapat pula terserang sehingga dapat menyebabkan kematian.
Oleh: Meidita Kusuma Wardhani
(vem/rsk)