Yin - Yang dan Seks di Jaman Dinasti Chou, Apa Hubungannya?

FimelaDiterbitkan 16 Januari 2014, 03:16 WIB

Sejak ribuan tahun lalu, ternyata kehidupan seks sudah diatur dengan sangat baik di Cina. Sepanjang pemerintahan Dinasti Chou (770 SM – 222 SM), warga memegang erat ajaran Taoist yang menekankan pada keseimbangan Yin dan Yang. Ternyata, menurut ranker.com, aspek Yin dan Yang ini tak hanya mengatur keajegan kehidupan manusia, namun juga mengatur kehidupan seks seseorang.

Menurut doktrin ini, pria dan wanita terpecah jadi elemen Yin dan Yang, yang pastinya menjadi intisari kehidupan setiap manusia. Wanita dipercaya memiliki elemen Yin yang tak terbatas, sedangkan pria adalah penghasil utama elemen Yang.

Saat melakukan hubungan suami-istri, setiap pasangan juga harus menyeimbangkan kedua elemen agar kehidupan mereka tetap tentram.

Pria dilarang menghabiskan elemen Yang dalam diri mereka, jika mereka belum mendapatkan energi Yin yang cukup dari pasangan. Dengan kata lain, pria dilarang mencapai orgasme jika pasangannya belum sampai pada titik tersebut. Karenanya, mereka harus mengulur waktu agar wanita mengalami titik puncak lebih dulu dan menyalurkan lebih banyak energi Yin pada pria.

Aturan ini ternyata bukan tanpa konsekuensi. Jika sampai terjadi pelanggaran saat hubungan badan, pria akan mendapat hukuman yang sangat berat dari Dewa. Semen, yang biasa disebut sebagai pasukan kehidupan pria, akan dikuras habis dari tubuhnya hingga dia benar-benar meninggal dunia.

Intinya, kepercayaan Tao mengajarkan penganutnya untuk mengutamakan wanita dan hubungan suami istri. Hal ini dilakukan agar sesi bercinta tak hanya sekedar jadi sarana pemuas hasrat pria, namun juga akan memberikan hal yang indah untuk wanita. So sweet.

Oleh: Pelangi Permatasari

(vem/rsk)
What's On Fimela