Bunda, orang tua mana yang tak cemas melihat buah hatinya terkena demam kejang? Tahukah Anda ternyata anak yang menderita demam kejang mungkin berkembang menjadi penderita epilepsi lho.
Seperti dilangsir pada situs pediatrics.aappublications.org, penelitian yang dilakukan oleh The American National Collaborative Perinatal Project mengidentifikasi 3 faktor resiko, yaitu :
1. Adanya riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.
2. Terdapat kelainan neurologis sebelum demam kejang pertama kali.
3. Demam kejang ini bersifat kompleks atau berlangsung lama.
Perlu Anda ingat betul bahwa jika demam kejang tidak segera mendapat penanganan sesegera mungkin, si kecil pun terancam bakal terkena retardasi mental. Sebab demam kejang bisa menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Jadi, kalau si kecil terkena penyakit tersebut itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan sel-sel yang rusak pun akan semakin banyak.
Bukan tidak mungkin tingkat kecerdasan anak akan menurun drastis dan tidak bisa lagi berkembang secara optimal. Sangat bahaya kan?
Ada lagi, seperti dilangsir pada situs patient.co.uk dalam beberapa kasus demam kejang bisa menyebabkan epilepsi pada anak. Saat ini begitu anaknya terkena kejang demam, orang tua pun mesti ekstra hati-hati. Sebab dalam setahun pertama setelah kejadian, kejang serupa atau malah yang lebih hebat berpeluang terulang kembali.
Nah, untuk mengantisipasinya sediakanlah obat penurun panas dan obat antikejang yang telah diresepkan oleh dokter. Meski begitu, orang tua jangan kelewat khawatir. Karena dengan penanganan yang tepat dan segera, demam kejang yang berlangsung beberapa saat umumnya tak menimbulkan gangguan fungsi otak.
Oleh : Ismaya Indri Astuti
(vem/ver)