4 Daerah di Indonesia Ini Memiliki Tradisi Perempuan Melamar Pria

Mimi Rohmitriasih diperbarui 13 Jan 2019, 09:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Umumnya, tradisi lamaran dilakukan oleh pihak pria pada perempuan. Lamaran seperti ini umum kita temukan di berbagai daerah di tanah air maupun di luar negeri. Namun Sahabat Fimela, di beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi lamaran yang unik dan tidak biasa di mana pihak perempuan lah yang melamar pihak pria.

Meski lamaran ini dilakukan oleh pihak perempuan dulu, ini bukan berarti merendahkan harga diri perempuan. Ini justru sebagai tradisi yang syarat akan makna dan kebaikan. Lalu, daerah mana saja yang memiliki tradisi perempuan melamar pria? Berikut daerah-daerah tersebut.

2 dari 3 halaman

Lamaran Ala Minang, Sumatera Barat

Lamongan, Jawa Timur

Melamar pria oleh perempuan yang pertama ada di daerah Lamongan, Jawa Timur. Kota yang berada di pesisir utara Jawa ini memiliki tradisi keluarga perempuan berkunjung ke rumah keluarga pria dan menyatakan lamaran. Keluarga perempuan yang melakukan lamaran juga membawa seserahan seperti lamaran pada umumnya.

Minang, Sumatera Barat

Meminang atau melamar pria juga dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Pihak keluarga perempuan akan datang ke rumah calon mempelai pria dan melakukan lamaran. Selain membawa seserahan, beberapa perempuan Minang yang melamar juga akan memberikan uang Japuik atau uang Panai' di tradisi Bugis.

3 dari 3 halaman

Lamaran Ala Masyarakat Trenggalek, Jawa Timur

Rembang, Jawa Tengah

Masyarakat Rembang, Jawa Tengah juga punya tradisi perempuan melamar pria. Banyak masyarakat di daerah ini yang masih menjalankan tradisi ini. Melamar pria dinilai sebagai rasa hormat pada pihak suami yang nantinya akan menjadi imam dan pemimpin di kelurga istri. Melamar pria di sini tidak ada maksud untuk merendahkan pihak perempuan sedikit pun itu.

Trenggalek, Jawa Timur

Daerah selanjutnya yang punya tradisi perempuan melamar pria adalah Trenggalek. Di beberapa daerah sekitar seperti Tulungagung dan Kediri juga memiliki tradisi yang sama. Sebelum melamar ke pihak pria, calon mempelai pria sebelumnya sudah minta izin ke orangtua calon mempelai perempuan bahwa ia ingin menikahi anaknya. Setelah memperoleh izin dan restu, keluarga pihak perempuan kemudian bertamu ke keluarga pihak pria dengan membawa seserahan atau melakukan lamaran.

Beberapa hari kemudian, lamaran ini akan dibalas oleh pihak pria di mana keluarga pria bertamu ke keluarga perempuan. Pada acara lamaran dari pihak pria ini umumnya juga akan dilakukan pencarian tanggal yang tepat buat menikah kedua calon mempelai dengan menghitung weton dalam penanggalan adat Jawa.

Itulah beberapa daerah yang punya tradisi perempuan melamar pria terlebih dahulu. Meski di daerah tersebut perempuan yang melamar pria dulu, nampaknya tidak ada lamaran yang ditolak oleh pihak pria karena lamaran ini sudah menjadi adat dan diketahui kedua pihak sebelumnya.