Semua Manusia Diciptakan dengan Segala Kekurangannya

Endah Wijayanti diperbarui 04 Mar 2019, 09:41 WIB

Fimela.com, Jakarta Nasihat orangtua atau tradisi dalam keluarga bisa membentuk pribadi kita saat ini. Perubahan besar dalam hidup bisa sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang ada di dalam keluarga. Kesuksesan yang diraih saat ini pun bisa terwujud karena pelajaran penting yang ditanamkan sejak kecil. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Culture Matters: Budayamu Membentuk Pribadimu ini.

***

Oleh: Funnisas - Wonosobo

Budaya yang baik tak selalu berujung manis. Begitu pula budaya yang buruk tak selamanya berakhir buruk. Banyak manusia yang memiliki sifat mulia karena ajaran orang tua yang sama. Namun, tak sedikit pula insan yang mulia karena belajar dari kesalahan orang tuanya.

Ini adalah kenyataan bahwa semua manusia itu diciptakan dengan segala kekurangannya. Terlahir dari orang tua yang yang memiliki sifat yang tak sesuai dengan hati nurani bukanlah suatu pilihan. Itu adalah takdir yang tak terelakkan. Namun, menjadi orang tua yang penuh kebaikan adalah suatu keharusan.

Membaca berbagai kisah tentang ‘ayah’ yang menjadi pahlawan untuk si penulis adalah kegemaranku. Di sana, aku menemui karakter ayah yang sabar, penyayang, bijaksana, dan penuh pengertian. Yang mana sifat-sifat itu tak dapat kutemui dalam diri ayahku, atau belum. Memiliki seorang ayah yang arogan, keras kepala, mudah marah, serta suka membesarkan masalah adalah takdirku. Banyak kisah yang menceritakan tentang sosok ayah yang selalu mengalah. Namun, di sini itulah peranku.

Aku harus menjadi seseorang yang lebih pengertian dan selalu menjaga sikap kepadanya. Hatinya yang mudah tersentil terkadang membuatku frustasi. Tak jarang aku menangis dan mengutuk takdir ini. Meskipun aku tahu itu tak benar. Di balik keresahanku itu, untungnya aku memiliki seorang wanita hebat yang selalu menjadi benteng pertahanan hati ini. Dialah ibuku. Meskipun dia tak pandai berbicara namun ia adalah sebaik-baik wanita dalam bertindak. Aku selalu melihatnya sabar, tulus dan ikhlas dalam meladeni sifat ayaku. Empat puluh taun sudah ibu melayaninya. Namun ia tak pernah sekalipun mengumpat ataupun membantah perkataan suami tercintanya sampai-sampai aku pernah bercelotheh, “Kok Ibu betah ya sama Ayah yang seperti itu?” dan ibuku hanya tersenyum.

 

 

ilustrasi/copyright pexels.com/rawpixels

Lupa adalah alasan yang selalu aku dan ibuku buat ketika ayah tengah salah, “Mungkin ayahmu sedang lupa, tenangkan ia dan bersabarlah” begitu ujarnya. Seperti itulah ibuku, seorang wanita perindu surga yang sangat ikhlas dalam melayani surganya. Setiap sujudku, aku selalu menyempatkan untuk berdoa agar Allah melembutkan hati ayah. Dan disembuhkan segala penyakitnya. Ya memang, ayah tengah sakit. Melihat ayah yang terbaring sakit, peluh rasanya hati ini. Meskipun banyak kesalahan yang ayah tampakkan, hatiku tetap mencintainya dengan segala kekurangannya.

Di balik semua ‘lupa’ itu adalah ayahku seorang lelaki yang penuh tanggung jawab dan bekerja sangat keras untuk menafkahi keluarga ini. Mungkin lingkunganlah yang menjadikan kerasnya hati ayah. Tinggal bersama orang tua dan menjalani hari-hari merawat ayah, membuatku menemukan suatu babak kehidupan baru. Didikan yang ‘lupa’ itu membuatku menjadi insan yang lebih sabar dan lebih pengertian terhadap lingkungan. Dan ada satu fakta yang kutemukan dalam diri ayah yang selama ini tak kuketahui. Dengan sedikit candaan, sesekali aku bisa mengubah raut wajah yang terlalu pakem itu untuk tersenyum. Hatinya mulai lembut. Mungkin, Sang Pembolak-Balik Hati tengah memberi jawabannya. Yang jelas ayahku mulai berubah.

Aku menceritakan kisah ini padamu bukan untuk membeberkan aib ayahku. Aku hanya ingin berkata bahwa siapapun kamu, bagaimanapun keadaan orang tuamu, jika kau menganggap mereka buruk atau jahat, maka ketahuilah bahwa itu semua adalah pembelajaran yang sangat berharga untuk kita kelak. Jangan lagi ada kesalahan yang sama. Dan yang paling utama adalah, di balik semua sifat buruk itu, kita pasti akan temukan ribuan cahaya yang selama ini tidak pernah mereka tampakkan. Cintailah mereka. Selalu.