Paviliun Indonesia Tunjukkan Eksistensi Seni Kontemporer Lokal di Venezia

Vinsensia Dianawanti diperbarui 20 Mei 2019, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Indonesia kembali membuktikan kepada dunia akan karya artistiknya. Di mana Indonesia berpartisipasi dalam ajang seni rupa tertua dan terbesar di dunia, Venice Biennale atau La Biennale di Venezia.

Mengangkat tema "Lost Verses: Akal Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba," Paviliun Indonesia menghadirkan sebuah karya kolaborasi seni kontemporer dari tim artistik terpilih. Di antaranya adalah Asmujo Jono Irianto(kurator), Yacobus Ari Respati (ko-kurator), Syagini Ratna Wulan dan Handiwirman Saputra (seniman).

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Triawan Munaf mengaku bangga atas prestasi anak bangsa di bidang seni kontemporer ini.

“Paviliun ini merupakan representasi dari ciri khas bangsa Indonesia yang mengutamakan kebersamaan dalam keragaman—bhinneka tunggal ika: paviliun tidak lagi menonjolkan sosok individu sebagaimana partisipasi kami sebelumnya, melainkan merupakanakumulasi dari buah pikir banyak kepala di dalam satu kelompok kerja yang bernegosiasi di tengah kebhinekaan,” ujar Triawan Munaf.

"Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba" merupakan peribahasa asal Minang yang diadaptasi tim artistik menjadi serangkaian instalasi. Instalasi inipun terdiri dari Meja Runding, Buaian, Susunan Kabinet, Ruang Merokok dan Mesin Narasi.

 

2 dari 3 halaman

Pameran sebagai ruang dialog

Bekraf gelar Paviliun Indonesia untuk tunjukkan eksistensi seni kontemporer Indonesia di Venezia (Foto: Bekraf)

Para pengunjung Paviliun Indonesia diajak untuk menikmati karya yang hadir layaknya permainan atau labirin pemikiran melalui objek yang ditampilkan, representasi tim artistik akan makna menjadi Indonesia dan persilangannya dengan seni rupa kontemporer dunia.

Penyelenggaraan Paviliun Indonesia sendiri menjadi salah satu upaya Bekraf untuk mendorong keberlangsungan ekonomi kreatif. Paviliun Indonesia tidak hanya hadir sebagai ekspresi untuk membicarakan respon terhadap keadaan di masyarakat. Melainkan juga ruang dialog antarbangsa di tengah kondisi global.

Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2019 masih akan terus digelar oleh Bekraf bekerja sama dengan Yayasan Design+Art Indonesia. Pameran ini dapat dinikmati oleh pengunjung hingga 24 November 2019.

3 dari 3 halaman

Simak video berikut ini

#GrowFearless with Fimela