9 Rekomendasi Buku Saat Mudik Lebaran yang Bertema Perjalanan

Endah Wijayanti diperbarui 21 Mei 2019, 16:15 WIB

ringkasan

  • Happy Yummy Journey
  • Traveling Aja Dulu!
  • The Geography of Genius

Fimela.com, Jakarta Perjalanan mudik terkadang terasa begitu melelahkan dan membosankan. Agar perjalanan mudik terasa lebih menyenangkan, kita bisa membawa buku sebagai teman perjalanan kita. Buku-buku dengan tema perjalanan (traveling) pun bisa jadi pilihan tepat untuk teman perjalanan mudik kita.

Nah, kali ini Fimela bakal memberi beberapa rekomendasi buku saat mudik lebaran. Ada buku non-fiksi, juga fiksi bertema perjalanan yang akan membuat perjalanan mudikmu terasa lebih menyenangkan. Selengkapnya, langsung simak di sini ya.

 

 

 

 

 

What's On Fimela
2 dari 11 halaman

1. Traveling Aja Dulu! Jalan-Jalan Gratis ke 35 Negara

Buku Traveling Aja Dulu!/Copyright Endah

Traveling Aja Dulu! bukan hanya merangkum kisah perjalanan Olivia berhasil mengunjungi 35 negara, melainkan juga berbagai tips dan info bermanfaat yang bisa dijadikan referensi untuk mewujudkan impian bisa keliling dunia. Bagi yang baru ingin mulai melakukan perjalanan solo (solo traveling) untuk pertama kalinya, buku ini bakal jadi motivasimu untuk segera mempersiapkan diri sekarang juga.

3 dari 11 halaman

2. Sebulan di Negeri Manga

Buku Sebulan di Negeri Manga./Copyright shutterstock.com

Dalam buku Sebulan di Negeri Manga, kita akan memahami berbagai hal menarik mengenai manga. Tak hanya pengertiannya tapi juga perkembangannya dari waktu ke waktu. Berbagai tren, fenomena, dan isu yang berkaitan dengan manga juga terangkum di sini. Kisah sebulan menjelajahi berbagai sudut kota di Jepang membuat kita seakan-akan ikut terhanyut dalam perjalanannya.

4 dari 11 halaman

3. Happy Yummy Journey

Happy Yummy Journey./Copyright Endah

Happy Yummy Journey, buku ini berisi catatan perjalanan Eje Kim, si ahli geografi gaul yang jatuh cinta pada durian. Mungkin agak aneh bagaimana seorang wanita Korea Selatan bisa begitu menyukai durian. Berawal ketika ia melakukan penelitian di Asia Tenggara, ia mendapat pengalaman tak terlupakan. Khususnya soal sosok gambaran perempuan-perempuannya yang tangguh di matanya dan pastinya durian yang begitu lezat.

5 dari 11 halaman

4. Born to Travel, Petualangan Menjelajah 5 Benua di Dunia

Born to Travel./Copyright Endah

Sebelas tulisan perjalanan dalam buku Born to Travel ini siap membuat kita keliling dunia. Menjelajahi berbagai negara dari lima benua dengan semua keunikan, keindahan, dan keistimewaannya. Selain dibuat mupeng dengan setiap kisah perjalanannya, kita juga akan mendapat banyak inspirasi dan hal-hal menarik dari setiap cerita yang dituturkan.

6 dari 11 halaman

5. Faces & Places (A Traveler’s Notes)

Faces and Places./Copyright Endah

Faces & Places, buku ini berisi kompilasi catatan dan artikel yang ditulis oleh Desi Anwar dari tahun 2012 hingga 2015. Semua artikel di dalam buku ini awalnya diterbitkan di kolom mingguan The Jakarta Globe. Dan sekarang dikompilasi dalam bentuk buku makin memudahkan untuk dibaca dan dinikmati di waktu santai. Sesuai judul bukunya, tulisan-tulisan di buku ini sangat erat kaitannya dengan berbagai sosok dan orang berpengaruh (faces) yang pernah ditemui dan diwawancarai Desi Anwar, juga berbagai tempat (places) yang dikunjungi oleh Desi Anwar untuk berlibur atau keperluan kerja/bisnis

7 dari 11 halaman

6. The Geography of Genius

The Geography of Genius./Copyright Endah

Pencarian tempat-tempat paling kreatif di dunia, dari Athena sampai Silicon Valley, Eric Weiner dalam The Geography of Genius mengungkap dan menguliti satu demi satu definisi genius yang bisa ia temukan. Dari Athena, Hangzhou, Florence, Edinburgh, Kolkata, Wina, hingga Silicon Valley, genius memiliki arti dan makna berbeda di setiap tempat. Kita akan diajak untuk memahami bahwa genius itu bukan sebatas yang punya IQ tinggi. Bahkan ada banyak orang dengan kecerdasan yang dianggap rata-rata tapi bisa melakukan hal-hal besar. Di sinilah kemudian akan dikupas satu per satu tentang arti genius dan bagaimana seseorang bisa disebut genius baik pada masanya maupun setelah ia wafat.

 

8 dari 11 halaman

7. 30 Paspor: The Peacekeepers’ Journey

30 Paspor: The Peacekeepers’ Journey./Copyright Endah

Dapat tugas kuliah disuruh ke luar negeri bukan sekadar untuk bertualang tapi juga harus menjadi relawan. Bukan cuma menikmati keindahan sebuah negara, tapi juga mencari pengalaman baru ikut terlibat dalam sebuah kegiatan sosial. Inilah yang dilakukan oleh para mahasiswa Rhenald Kasali yang kemudian dibukukan dalam 30 Paspor: The Peacekeepers’ Journey.

9 dari 11 halaman

8. Paris Letters

Paris Letters (Surat dari Paris)./Copyright Endah

Novel Paris Letters ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulisnya, Janice MacLeod. Jadi, sangat terasa sekali emosi dan perasaan yang disampaikan Janice pada untaian kata-katanya. Apalagi membaca buku hariannya dan surat-surat yang ia kirimkan dari Paris untuk Aine, kita merasa seolah jadi bagian penting dari kehidupan Janice.

Banyak hal menarik yang diceritakan Janice di novel ini. Seperti sebuah tempat yang menurutnya jauh lebih indah dari Menara Eiffel, kontemplasi di Jembatan Venesia, menikmati lukisan Monalisa dengan sudut pandang berbeda (lebih tepatnya soal senyumannya yang begitu misterius), menebak kehidupan cinta seseorang dari caranya makan gelato, soal tokoh penting yang mempengaruhi perjalanannya seperti Percy Kelly dan Hemingway, hingga ia akhirnya menemukan "pekerjaan barunya" membuat surat lukisan "Paris Letters".

10 dari 11 halaman

9. Paris, My Sweet

Paris, My Sweet./Copyright Endah

Apakah kamu seorang Francophile (penggemar segala sesuatu berbau Prancis)? Kalau iya, maka kamu pasti paham betul dengan yang dirasakan Amy Thomas. Amy, usianya 36 tahun punya karier yang cukup cemerlang sebagai penulis teks periklanan di New York. Suatu hari, ia mendapat tawaran jadi penulis untuk proyek Louis Vuitton di Paris. Wah, mendapat tawaran kerja di Paris? Meski awalnya dilanda banyak dilema, Amy pun memulai petualangan barunya di Paris.

Kesukaannya pada aneka makanan manis membuatnya jadi suka bertualang mencicipi aneka kue lezat di Paris. Kalau orang lain mungkin menjadikan aneka kue dan makanan manis sebagai makanan penutup, Amy lebih suka menikmatinya secara utuh tanpa harus menjadikannya makanan penutup. Menikmati aneka makanan manis jadi caranya tersendiri untuk melepas stres sekaligus mengobati berbagai kegelisahan yang dirasakannya. Seru sekali mengikuti petualangan Amy di novel Paris, My Sweet ini.

Kira-kira buku mana saja nih yang paling menarik minatmu? Apapun buku yang dipilih, semoga bisa jadi teman perjalanan yang menyenangkan untuk mudik lebaranmu, ya. 

11 dari 11 halaman

Simak Video di Bawah Ini

#GrowFearless with FIMELA