Perangi Kanker Paru di Indonesia dengan Gerakan I am and I will

Karla Farhana diperbarui 07 Feb 2020, 07:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kanker merupakan penyakit urutan kedua setelah jantung yang sangat mematikan. Menurut data yang disampaikan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, kanker merupakan penyebab kematian terbanyak bagi pria, yaitu 22,8% sementara penyakit ini menjadi penyebab utama kematian perempuan yang menyentuh angka 14,2%. 

Menurut data Globocan 2018, ada 26.095 orang di Indonesia yang meninggal karena kanker paru setiap tahunnya. Sementara itu, data tersebut juga menunjukkan ada 30.023 kasus baru. Angka ini merupakan angka tertinggi di Asia Tenggara. 

Dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia 2020, serta meningkatkan awareness terhadap kanker paru-paru di Indonesia, YKI bersama Merck Sharp and Dohme (MSD) menyelenggarakan diskusi media berjudul "Pendekatan Baru Pengentasan Kanker Paru." Tahun ini, peringatan Hari Kanker Sedunia 2020 mengambil tema I am and I will untuk mengajak partisipasi seluruh pihak untuk mengambil tindakan nyata dalam memerangi kanker

2 dari 3 halaman

Berbagai Penyebab Kanker Paru

Ilustrasi Kanker | unsplash.com/@nci

Menurut Prof. Dr. dr Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHIM, FINASIM, FACP, masyarakat Indonesia patut waspada dengan jumlah penderita kanker paru yang semakin meningkat. Menurutnya, ada beragam penyebab kanker paru-paru, seperti gaya hidup buruk. 

"Kita semua patut waspada dengan jumlah penderita kanker yang terus meningkat di Indonesia, termasuk kanker paru. Salah satu penyebab utama adalah gaya hidup yang merupakan penyebab 90-95% dari terjadinya kanker, seperti pola makan yang tidak sehat, merokok, obesitas, infeksi hingga konsumsi alkohol, sedangkan sisanya diakibatkan oleh faktor keturunan," jelasnya. 

#ChangeMaker

3 dari 3 halaman

Simak Video Berikut