Alasan Ibuprofen dapat Memperburuk Kondisi Pasien COVID-19

Ayu Puji Lestari diperbarui 19 Mar 2020, 15:25 WIB

Fimela.com, Jakarta Beberapa minggu lalu, banyak kabar yang beredar jika COVID-19 dapat diredakan dengan penggunaan paracetamol dan ibuprofen. Namun hal ini kembali menjadi sorotan setelah disinyalir penggunaan ibuprofen semakin memperburuk keadaan pasien COVID-19. Banyak ahli yang mendukung pernyataan tersebut.

Menteri Kesehatan Perancis Oliver Veran membantah manfaat ibuprofen untuk COVID-19 dalam unggahannya di akun twitternya. Ia mengungkapkan jika anti inflamasi seperti ibuprofen justru memperburuk kondisi pasien COVID-19.

"Jika demam, minumlah paracetamol. Hindari penggunaan anti inflamasi seperti ibuprofen. Namun, jika sudah terlanjut sebaiknya segera konsultasikan ke dokter," jelasnya. Seperti yang dikutip dari liputan6.com.

Anti inflamasi berisiko bagi mereka yang memiliki penyakit menular. Karena anti inflamasi ini justru mengurangi respon kekebalan tubuh.

2 dari 2 halaman

Anjuran WHO tentang Penggunaan Ibuprofen untuk Pasien COVID-19

Ilustrasi/copyright shutterstock.com/Image Point Fr

WHO sebagai otoritas tertinggi bidang kesehatan, melalui juru bicaranya Christian Lindmeirer mengatakan penggunaan ibuprofen ini sedang diselidiki lebih lanjut.

Ia juga menjelaskan, WHO lebih merekomendasikan penggunaan paracetamol alih-alih ibuprofen. Paracetamol lebih disarankan untuk pengobatan sendiri.

Hingga kini, social distancing lebih disarankan untuk mengatasi virus corona. Jadi, sebaiknya untuk sementara tetap di rumah. Hindari berkumpul dengan orang yang telalu banyak. Menjaga jarak akan membantumu untuk memutus rantai penyebaran virus corona.

Stay Healthy, Sahabat Fimela.

#ChangeMaker