3 Kesalahan Umum yang Perlu Diketahui Tentang Korban Bullying

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 18 Okt 2020, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebagian masyarakat, menjadi percaya pada hal-hal tertentu tentang anak-anak yang menjadi sasaran para penindas. Namun, dalam memahami korban bullying, penting untuk menghilangkan mitos-mitos ini. Mereka tidak lemah dan mereka tidak pantas untuk diintimidasi. Berikut ini beberapa mitos umumyang dipercayai orang tentang korban bullying.

Semua Korban Menjadi Lemah

Memang benar beberapa korban bullying rentan dan tidak tegas, namun asumsi ini tidak selalu faktual. Semua anak bersiko diintimidasi terlepas dari siapa mereka. Bahkan anak-anak yang populer pun bisa diintimidasi. Terlebih lagi, anak-anak dapat diintimidasi karena mereka adalah siswa yang berbakat, berkebutuhan khusus, atau lainnya.

Ketika orang menganggap semua korban bullying lemah, ini memperburuk rasa malu yang dirasakan anak-anak ketika mereka di-bully. Ini juga meningkatkan kemungkinan bahwa mereka tidak akan memberi tahu orang dewasa saat mereka di-bully.

2 dari 3 halaman

Korban Bullying Bereaksi Secara Berlebihan

Ilustrasi/copyrightshutterstock/SpeedKingz

Kebanyakan orang dewasa sulit memahami betapa menyakitkan penindasan itu. Fenomena ini sering disebut sebagai empati gap. Banyak orang dewasa percaya bahwa intimidasi akan membangun karakter pada anak-anak. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa penindasan dapat memiliki konsekuensi serius. Faktanya, sejumlah masalah telah dikatikan dengan intimidasi termasuk depresi, gangguan makan, pikiran untuk bunuh diri, menyakiti diri sendiri dan gangguan stres.

Akan Membalas Apa yang Mereka Alami

Salah satu pemikiran populer di kalangan orangtua adalah mengajari anak-anak mereka cara melawan. Meskipun penting bagi anak-anak untuk membela diri dari penindasan, bukan ide yang baik untuk mendorong mereka membalas atau membalas dendam.

Selain fakta bahwa melawan balik biasanya hanya memperparah masalah, penelitian telah menunjukkan bahwa korban bully mengalami konsekuensi paling parah. Terlebih lagi, mereka cenderung dijauhi oleh rekan-rekan mereka.

Mengatasi masalah dengan sedikit pengetahuan tentang bagaimana rasanya menjadi korban penindasan akan membuat Mom lebih siap menghadapai masalah dengan cara yang berpengetahuan dan penuh kasih.

3 dari 3 halaman

Cek Video di Bawah Ini

#Changemaker