BMKG Jelaskan Soal Fenomena Aphelion yang Sebabkan Suhu Dingin

Vinsensia Dianawanti diperbarui 15 Jul 2021, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Belakangan fenomena Aphelion disebut-sebut sebagai penyebab dari terjadinya suhu dingin di bumi. Mengingat dalam fenomena Aphelion, posisi matahari berada sangat jauh dari bumi.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Herizal menyebut posisi matahari memang berada pada titik terjauh dari bumi dalam fenomena Aphelion. Namun hal ini tidak ada kaitannya suhu dingin yang belakangan terjadi di bumi.

"Pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah Aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia," kata Herizal.

Lebih lanjut Herizal, fenomena suhu dingin ini merupakan hal yang umumnya terjadi tiap tahun. Bahkan di beberapa tempat di dataran tinggi dan pengunungan berpotensi terjadi embun es yang dikira salju oleh sebagian orang.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Akibat puncak musim kemarau

Ilustrasi Mantel Musim Dingin | unsplash.com/@andre_furtado

Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Australia. Adanya tekanan udara yang cenderung tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau yang disebut sebagai Monsoon Dingin Australia.

Selain itu, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer. Langit yang cenderung bersih awannya akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar.

3 dari 3 halaman

Simak video berikut ini

#elevate women