Jika Kutub Bumi Berbalik, Ini Dampaknya bagi Kehidupan Manusia

Vinsensia Dianawanti diperbarui 02 Agu 2022, 14:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tahukah kamu bahwa kutub Bumi berperan besar dalam kehidupan manusia? Ia merupakan inti cair panas bumi yang memiliki medan magnet sehingga memungkinkan bumi bertahan dalam melawan angin Matahari yang menghancurkan.

Namun medan magnet ini melemah hingga 15 persen dalam 200 tahun terakhir. Para ilmuwan pun mengklaim ini merupakan tanda dari kutub Bumi yang akan berbalik.

Dalam sebuah laporan terbaru, Direktur Laboratory for Atmospheric and Space Physics di University of Colorado, Daniel Baker, terdapat tanda-tanda kutub Bumi berbalik. Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah ada sejumlah area di Bumi yang tidak dapat dibumi dan meruntuhkan jaringan listrik.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Histori kutub Bumi yang terbalik

Ilustrasi bumi. (Pexels.com/Curioso Photography)

Dilihat dari historinya, kutub Bumi di Utara dan Selatan akan terbalik setiap 200ribu atau 300ribu tahun. Namun terbaliknya kutub Bumi terakhir kali terjadi sekitar 780ribu tahun lalu.

Satelit Swarm milik Badan Antariksa Eropa (ESA) yang memantau medan magnet Bumi menunjukkan adanya kemungkinan terbaliknya medan magnet. Pengamatan mereka menunjukkan, besi cair dan nikel mengeluarkan energi dari inti Bumi di dekat tempat medan magnet dihasilkan.

Para pengamat menggambarkannya sebagai aktivitas yang bergejolak yang memperlihatkan medan magnet siap untuk berbalik. Ketika hal ini terjadi, kita akan terpapar angin surya yang mampu melubangi lapisan ozon.

 

3 dari 3 halaman

Dampak secara langsung

Secara langsung akan berdampak pada jaringan listrik yang hancur, iklim Bumi berubah secara radikal, dan meningkatkan jumlah pengidap kanker akibat radiasi. Penelitian di Denmark bahkan meyakini pemanasan global berhubungan langsung dengan medan magnet dibandingkan emisi karbon dioksida.

Para peneliti memprediksi bahwa setelah kutub Bumi terbalik, ratusan ribu orang akan meninggal setiap tahunnya akibat meningkatnya tingkat radiasi angkasa luar.

"Radiasi bisa 3 hingga 5 kali lebih besar dibanding lubang ozon yang disebabkan dari buatan manusia. Selanjutnya, lubang ozon akan lebih besar dan berumur lebih lama," kata Dr Colin Forsyth dari Mullard Space Science Laboratory University College London.