Film Dokumenter Joshua Tree Gambarkan Pentingnya Cinta dan Kasih Sayang Keluarga pada Remaja Autistik

Rivan Yuristiawan diperbarui 09 Mei 2023, 10:18 WIB

Fimela.com, Jakarta Tak sekedar menjadi media hiburan, film juga bisa digunakan sebagai wahana untuk berbagi cerita dan pengalaman inspiratif. Sebuah film dokumenter berjudul Joshua Tree mencoba untuk menggugah rasa optimis para orangtua yang memiliki anak dengan autisme.

Ialah Dr. Deibby Mamahit, ibu dari seorang anak bernama Joshua yang mengalami autisme berat yang mencoba menyampaikan pesan tersebut lewat film hasil kolaborasi dari Golden Collaboration dan Jeruk Bali tersebut. Pemutaran perdana dari film dokumenter Joshua Tree sendiri sudah dilakukan di Metropole XXI, Cikini, Jakarta Pusat pada Jumat, 5 Mei 2023 kemarin dan dihadiri oleh 150 penonton.

"Joshua Tree adalah suatu pesan mengenai cinta dan pengharapan bahwa individu dengan autisme bisa terus berkembang dan belajar. Jangan pernah menyerah, nikmati mereka dan keistimewaan yang mereka punya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima FIMELA.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Awal Mula Idenya Muncul

[Foto/istimewa]

Joshua sendiri merupakan anak kedua dari Dr. Deibby Mamahit. Ide awal hadirnya film dokumenter Joshua Tree sendiri bermula dari keinginan Dr. Deibby untuk membuat film tentang anak remaja laki-lakinya itu yang mengalami autisme berat dan kemajuan luar biasanya selama enam bulan. Melalui dokumenter ini, ia berharap bisa menunjukkan bahwa dengan lingkungan, asupan nutrisi, aktifitas fisik, dan pola pikir orang di sekitarnya yang tepat, sangat mungkin untuk membawa perubahan menakjubkan dalam hidup individu autistik.

Cerita inspiratif itu kemudian menarik perhatian dan digarap oleh sutradara George Arif bersama tim produksinya, Jeruk Bali. Ia mengibaratkan jika manusia dapat dimetaforakan sebagai pohon, maka keluarga Joshua adalah inti dari semuanya. Pohon tempat Joshua berpegang, berlindung, merasa aman dan berjalan terus menjalani hidupnya. Atau dalam kata lain, keluarga adalah Joshua Tree.

"Saat saya dihubungi oleh Dr. Deibby Mamahit tentang film Joshua Tree, saya meresponnya dengan senang hati. Mengapa tidak? Kita bisa membuat film dengan penceritaan sinematik tentang ini," ucap George. 

3 dari 3 halaman

Keliling Festival Film

Foto/istimewa]

Film Joshua Tree diproduksi selama 2 tahun dengan footage yang kebanyakan terdiri atas rekaman online meeting dan kamera telepon genggam, serta sebagian footage diproduksi secara proper dengan kamera sinema. Namun, kedekatan personal ibu, kakak dan pengasuh Joshua akan jauh lebih berpengaruh pada kekuatan isi dan cerita, ketimbang kualitas gambar yang memang tak seperti film pada umumnya.

Saat ini, film Joshua Tree sedang dalam perjalanan ke festival film di berbagai negara. Yang membanggakan, sejauh ini Joshua Tree terpilih sebagai Official Selection London Best Documentary Award.

Selain di Indonesia, film berdurasi 23 menit itu juga akan ditayangkan di Singapura untuk merangkul lebih banyak orang yang melihat bahwa ada potensi luar biasa dalam individu autistik. Film Joshua Tree juga dapat diakses dan ditonton publik secara gratis di joshuatree.id pada periode terbatas yaitu 5-13 Mei 2023.