Makna Mitoni, Wujud Syukur Kehamilan Tujuh Bulan di dalam Budaya Jawa

Mimi Rohmitriasih diperbarui 15 Sep 2023, 10:25 WIB

Fimela.com, Jakarta Momen kehamilan menjadi momen yang sangat mengesankan buat setiap perempuan. Momen ini juga syarat akan berbagai tradisi menarik di dalamnya. Terutama untuk perempuan keturunan Jawa. Salah satu tradisi dalam kehamilan yang tak boleh ketinggalan dalam adat Jawa adalah Mitoni. Emm, kira-kira apa sih tradisi Mitoni ini?

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Tradisi Mitoni

Ilustrasi Siraman pada tradisi adat Jawa. Foto: flickr.com

Mitoni merupakan acara tujuh bulanan usia kehamilan. Umumnya, ini dilakukan pada masyarakat Jawa. Acara mitoni disebut juga sebagai tingkeban. Ini merupakan prosesi adat Jawa yang ditujukan sebagai wujud syukur seorang ibu yang telah mencapai kehamilan usia 7 bulan. Dalam acara mitoni, diharapkan ibu senantiasa sehat dan janin di kandungan terus bertumbuh serta berkembang sebaik mungkin. Diharapkan, ibu hamil dan janin sampai ke momen persalinan dengan lancar tanpa masalah apapun. 

Mitoni sendiri berasal dari kata “pitu” yang artinya adalah angka tujuh. Meskipun begitu, pitu juga bisa diartikan sebagai pitulungan yang artinya adalah pertolongan. Di mana acara ini merupakan sebuah doa agar pertolongan datang pada ibu hamil mendapatkan kelancaran saat persalinan. Doa-doa juga dipanjatkan agar janin yang lahir nanti menjadi pribadi berbakti kepada orang tua, sehat secara fisik pun psikis dan tak kurang suatu apapun.

3 dari 3 halaman

Rangkaian Upacara dalam Mitoni

Ilustrasi tradisi mitoni bagi ibu hamil. /copyrightshutterstock/Filipusdeddy

Ada beberapa rangkaian upacara yang dilakukan dalam acara mitoni. Rangkain tersebut mulai dari siraman, acara brojolan, pembagian takir pontang, jualan dawet dan jualan rujak. Dalam cara ini, juga terdapat acara membelah kelapa yang telah diukir dengan tokoh pewayangan Kamajaya dan Kamaratih. Sang ayah janin adalah orang yang akan membelah kepala. Ketika kelapa yang terbelah ada di bagian Kamajaya, diharapkan anak yang lahir laki-laki. Sedang jika bagian kelapa yang terbelah gambar Kamaratih, maka anak yang akan lahir perempuan. 

Dalam rangkaian acara mitoni, umumnya ibu hamil disarankan memakai pakaian dengan 7 macam kain dari berbagai motif. Biasanya kain yang digunakan adalah kain jarik. Bunga untuk proses siraman juga harus sebanyak 7 macam atau disebut juga kembang setaman. Dalam beberapa daerah di Jawa, air yang digunakan untuk siraman bahkan sebaiknya berasal dari tujuh sumber yang berbeda. Jajanan untuk para tamu pun juga harus berjumlah 7 mulai dari jenang, jadah ketan putih, jadah ketan hitam, punten kuning, punten putih, punten merah dan wajik. 

Bagi masyarakat Jawa umumnya, acara mitoni terbilang sebagai acara yang cukup sakral. Ini tak bisa dilakukan di sembarang waktu. Ada waktu khusus atau terbaik untuk melakukannya dan setiap perempuan memiliki hari baik yang dipercaya berbeda-beda. Nah Sahabat Fimela, itulah sekilas mengenai tradisi mitoni. Semoga informasi ini bermanfaat.