7 Sikap Ini Sudah Cukup Membuat Hidup Lebih Tenang

Endah WijayantiDiterbitkan 30 Maret 2025, 09:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, kehidupan sering kali terasa seperti aliran sungai deras yang tak kenal henti. Arusnya membawa berbagai peristiwa, baik yang menyenangkan maupun yang mengguncang emosi. Dalam derasnya arus ini, banyak orang berusaha keras mencari ketenangan dengan berbagai cara—melalui kesuksesan, pencapaian material, atau bahkan menghindari realitas dengan distraksi sementara.

Padahal, ketenangan tidak selalu datang dari sesuatu yang besar dan spektakuler. Justru, ia hadir dari hal-hal sederhana yang tertanam dalam sikap sehari-hari. Ada tujuh sikap yang, jika diterapkan dengan konsisten, sudah cukup untuk menciptakan kehidupan yang lebih tenang. Tidak perlu mengejar validasi dari luar atau membandingkan diri dengan orang lain. Dengan memahami dan menerapkan sikap ini, hidup akan terasa lebih damai dan jauh dari beban yang tidak perlu.

2 dari 8 halaman

1. Berhenti Membuktikan Diri kepada Semua Orang

Sikap yang tepat./Copyright Fimela - Abel Risang

Sahabat Fimela, banyak orang terjebak dalam lingkaran ingin selalu membuktikan diri. Seakan-akan kebahagiaan hanya bisa diraih ketika orang lain mengakui keberhasilan kita. Padahal, hal ini justru menjadi sumber kelelahan emosional yang tidak berkesudahan. Hidup yang tenang tidak membutuhkan validasi terus-menerus dari sekitar.

Ketika seseorang berhenti mencari pengakuan dari semua orang, ada ruang lebih luas untuk menikmati hidup dengan versi terbaik diri sendiri. Tidak ada lagi tekanan untuk selalu tampil sempurna atau mengikuti standar yang ditetapkan orang lain. Dengan begitu, hidup menjadi lebih ringan.

Mengalihkan fokus dari penilaian eksternal ke kepuasan pribadi adalah kunci ketenangan. Apresiasi diri sendiri atas usaha dan pencapaian yang ada, sekecil apa pun itu. Ketika kebahagiaan berasal dari dalam, kehidupan terasa lebih damai tanpa perlu pembuktian berlebihan.

3 dari 8 halaman

2. Menyadari Bahwa Tidak Semua Hal Perlu Ditanggapi Serius

Aura yang menawan./Copyright Fimela - Adhib Mujaddid

Sahabat Fimela, banyak ketegangan dalam hidup berasal dari kebiasaan bereaksi berlebihan terhadap segala sesuatu. Padahal, tidak semua hal perlu mendapatkan respons emosional yang besar. Kadang, membiarkan sesuatu berlalu begitu saja justru menjadi keputusan terbaik.

Terlalu banyak berpikir dan mengkhawatirkan hal-hal kecil hanya akan menguras energi. Memilih mana yang perlu diperhatikan dan mana yang bisa diabaikan adalah keterampilan yang membawa ketenangan. Tidak semua komentar orang harus dijadikan bahan pikiran, tidak semua masalah harus segera diselesaikan dengan tergesa-gesa.

Melatih diri untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas akan membuat hati lebih tenteram. Dengan begitu, tekanan hidup berkurang, dan energi dapat digunakan untuk hal yang benar-benar bermakna.

4 dari 8 halaman

3. Memaafkan Tanpa Harus Menunggu Permintaan Maaf

Memulihkan hati./Copyright Fimela - Guntur Merdekawan

Sahabat Fimela, sering kali hati terasa berat bukan karena kejadian yang dialami, tetapi karena memori buruk yang masih terus dipegang erat. Keinginan agar orang lain meminta maaf bisa menjadi beban tersendiri, karena tidak semua orang menyadari kesalahan mereka.

Memaafkan bukan berarti membenarkan perbuatan yang menyakiti, tetapi melepaskan diri dari beban emosional yang tidak perlu. Dengan tidak lagi menunggu kata maaf dari orang lain, ada kebebasan yang luar biasa dalam hati. Luka lama tidak lagi mendikte kebahagiaan.

Memaafkan adalah hadiah untuk diri sendiri. Dengan melepaskan beban tersebut, hati menjadi lebih ringan, dan kehidupan terasa lebih damai. Tidak ada lagi dendam yang mengikat, hanya ada ketenangan yang mengalir lebih leluasa.

5 dari 8 halaman

4. Tidak Membiarkan Pendapat Orang Toxic untuk Mengendalikan Hidup

Mengendalikan emosi./Copyright Fimela - Abel Risang

Sahabat Fimela, opini orang lain sering kali menjadi penghalang terbesar menuju ketenangan. Ketika hidup terlalu dipengaruhi oleh apa yang dikatakan orang lain, kebahagiaan pribadi menjadi sesuatu yang tidak lagi berada dalam kendali diri sendiri.

Setiap orang memiliki perspektif dan standar yang berbeda. Berusaha menyenangkan semua orang hanya akan menciptakan tekanan yang tidak berkesudahan. Alih-alih berusaha memenuhi ekspektasi semua orang, lebih baik berfokus pada apa yang benar-benar membuat diri bahagia.

Dengan tidak menjadikan opini luar sebagai kompas utama dalam hidup, seseorang akan lebih mudah menemukan arah yang sesuai dengan nilai-nilainya sendiri. Hidup pun terasa lebih tenang karena tidak lagi dipenuhi dengan kecemasan berlebihan terhadap penilaian orang lain.

6 dari 8 halaman

5. Menjalani Hidup dengan Ritme yang Tidak Diburu-buru

Sikap positif./Copyright freepik.com/author/freepik

Sahabat Fimela, dalam dunia yang serba cepat, tekanan untuk selalu produktif bisa sangat membebani. Seakan-akan hidup harus dikejar tanpa henti agar tidak tertinggal. Padahal, hidup yang terlalu terburu-buru justru sering membuat seseorang kehilangan makna di dalamnya.

Menjalani hidup dengan ritme yang lebih tenang bukan berarti menjadi malas atau tidak ambisius. Sebaliknya, ini adalah tentang menyadari bahwa segala sesuatu memiliki waktunya sendiri. Tidak perlu tergesa-gesa mencapai sesuatu hanya karena melihat orang lain sudah lebih dulu sampai.

Menikmati setiap proses tanpa terburu-buru membawa ketenangan yang lebih dalam. Kesuksesan yang sejati bukan hanya soal hasil, tetapi juga bagaimana perjalanan menuju ke sana tetap terasa menyenangkan.

7 dari 8 halaman

6. Mengurangi Ekspektasi yang Terlalu Tinggi pada Orang Lain

Sikap yang lebih baik./Copyright Fimela - Adrian Utama Putra

Sahabat Fimela, ekspektasi yang tidak realistis terhadap orang lain sering kali menjadi sumber kekecewaan. Mengharapkan orang lain untuk selalu memahami, mendukung, atau bertindak sesuai keinginan kita hanyalah ilusi yang bisa menyakitkan.

Ketika ekspektasi dikurangi, kehidupan terasa lebih ringan. Orang lain tidak selalu bisa memenuhi harapan yang kita bangun di kepala. Sebaliknya, menerima mereka sebagaimana adanya justru menciptakan hubungan yang lebih tulus dan nyaman.

Dengan sikap ini, hubungan dengan orang lain menjadi lebih sehat. Tidak ada lagi rasa kecewa berlebihan, hanya ada penerimaan yang membawa ketenangan dalam hidup.

8 dari 8 halaman

7. Menghargai Hal-Hal Sederhana dalam Hidup

Sikap yang lebih berani dan tegas./Copyright Fimela - Abel Risang

Sahabat Fimela, kebahagiaan sejati sering kali tersembunyi dalam hal-hal kecil yang sering diabaikan. Momen berbicara dengan orang terkasih, waktu bersantai setelah hari yang sibuk, atau bahkan udara segar di pagi hari adalah bagian dari kehidupan yang sebenarnya sangat berharga.

Menghargai hal-hal sederhana tidak berarti menolak ambisi atau mimpi besar. Sebaliknya, ini adalah cara untuk menemukan ketenangan dalam perjalanan menuju tujuan yang lebih tinggi. Tidak perlu menunggu sesuatu yang besar untuk merasa puas.

Dengan menikmati hal-hal kecil dalam hidup, seseorang tidak lagi terbebani oleh tekanan harus selalu memiliki sesuatu yang lebih. Hidup terasa lebih damai, lebih penuh, dan yang paling penting, lebih membahagiakan.

Sahabat Fimela, ketenangan bukanlah sesuatu yang datang dari luar, tetapi lahir dari bagaimana kita memperlakukan hidup dan diri sendiri. Tidak perlu mencari terlalu jauh, cukup dengan tujuh sikap ini, hidup bisa menjadi jauh lebih damai.

Setiap hari adalah kesempatan untuk menerapkan sikap ini, menjadikannya bagian dari keseharian, dan menikmati hidup dengan lebih ringan serta penuh makna.