Lindungi Diri dan Sekitar, Langkah Efektif Cegah Penularan Tuberkulosis

Nazwa Putri KurniawanDiterbitkan 03 Oktober 2025, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tuberkulosis (TB) masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru-paru, dan menyebar melalui percikan udara ketika penderita batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Meski terkesan mengkhawatirkan, TB bukanlah penyakit yang mustahil dikendalikan. Dengan pemahaman yang benar serta penerapan langkah pencegahan secara konsisten, risiko penularan dapat ditekan secara signifikan, baik di lingkungan rumah maupun tempat kerja.

Perlindungan terhadap TB bukan hanya untuk menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian terhadap keselamatan orang di sekitar. Dilansir melalui sumber healthline.com, tindakan sederhana seperti menutup mulut saat batuk, menggunakan masker, memastikan sirkulasi udara yang baik, hingga rutin memeriksakan kesehatan, dapat menjadi pertahanan yang ampuh. Meski terlihat kecil, kebiasaan ini memiliki peran besar dalam memutus rantai penyebaran penyakit.

Kesadaran akan pentingnya pencegahan perlu dimulai dari diri sendiri, lalu dibagikan kepada keluarga dan masyarakat melalui edukasi. Dengan memahami cara penularan TB dan membiasakan perilaku hidup bersih, kita tidak hanya melindungi diri dari infeksi, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang aman dan sehat. Konsistensi dalam pencegahan menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan bebas dari ancaman TB bagi generasi saat ini dan yang akan datang.

2 dari 6 halaman

Menggunakan masker

Masker sangat membantu menekan penyebaran bakteri TB, terutama bagi penderita yang sedang dalam masa pengobatan (Foto: Noah/Unsplash)

Pemakaian masker menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengurangi risiko penularan tuberkulosis, khususnya saat berada di area publik atau berinteraksi dekat dengan orang lain. Masker berfungsi menahan percikan droplet yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis, sehingga tidak tersebar ke udara ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara. Bagi mereka yang terinfeksi TB, penggunaan masker adalah wujud kepedulian dan tanggung jawab demi melindungi orang di sekitarnya. Sementara itu, bagi orang sehat, masker berperan sebagai lapisan perlindungan tambahan dari kemungkinan terpapar. Memilih masker yang tepat baik masker medis maupun masker kain dengan lapisan ganda dan menggunakannya dengan benar hingga menutupi hidung dan mulut akan meningkatkan efektivitasnya dalam mencegah penyebaran penyakit.

3 dari 6 halaman

Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin

Gunakan tisu atau siku bagian dalam untuk mencegah percikan droplet menyebar ke udara (Foto: Annie Spratt/Unsplash)

Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin merupakan langkah sederhana namun sangat efektif dalam mencegah penularan tuberkulosis. Saat seseorang batuk atau bersin, percikan droplet yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menyebar di udara dan berisiko terhirup oleh orang lain. Dengan menggunakan tisu sekali pakai atau menutupnya dengan siku bagian dalam, penyebaran droplet dapat diminimalkan secara signifikan. Kebiasaan ini tidak hanya melindungi orang-orang di sekitar, tetapi juga mencerminkan kepedulian terhadap kesehatan bersama. Setelahnya, tisu yang digunakan sebaiknya langsung dibuang ke tempat sampah tertutup, lalu tangan dibersihkan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer untuk memastikan perlindungan yang optimal.

4 dari 6 halaman

Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

Rajin mencuci tangan, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh (Foto: Brooke Lark/Unsplash)

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat  menjadi salah satu langkah utama untuk mencegah penularan tuberkulosis sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh. Kebiasaan ini meliputi tindakan sederhana seperti mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, serta menjaga kebersihan dan sirkulasi udara di lingkungan tempat tinggal. Gaya hidup yang sehat membantu tubuh lebih siap melawan infeksi, sementara lingkungan yang bersih mengurangi peluang penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis. Menjadikan pola hidup bersih sebagai bagian dari rutinitas harian berarti kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi semua.

5 dari 6 halaman

Meningkatkan ventilasi ruangan

Pastikan udara segar masuk dan sirkulasi udara berjalan lancar, karena bakteri TB dapat bertahan lebih lama di ruangan tertutup (Foto: Aarn Giri/Unsplash)

Memastikan ventilasi ruangan tetap baik merupakan langkah penting dalam mencegah penularan tuberkulosis, khususnya pada ruang yang digunakan bersama. Sirkulasi udara yang lancar membantu mengencerkan sekaligus membuang droplet yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis ke luar, sehingga mengurangi risiko terhirup oleh orang lain. Cara sederhana seperti rutin membuka jendela dan pintu, memanfaatkan kipas angin atau exhaust fan, serta membiarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan, dapat menciptakan suasana yang lebih sehat. Kehadiran udara segar bukan hanya membantu menekan pertumbuhan bakteri, tetapi juga meningkatkan kenyamanan serta kualitas hidup orang yang berada di dalam ruangan.

6 dari 6 halaman

Rutin memeriksakan kesehatan

Jika mengalami gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, atau penurunan berat badan, segera periksa ke fasilitas kesehatan (Foto: Chang Duong/Unsplash)

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin adalah langkah penting untuk mendeteksi tuberkulosis sejak awal, sehingga pengobatan dapat segera dilakukan dengan hasil yang lebih optimal. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi siapa saja yang mengalami gejala seperti batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, demam, keringat berlebihan di malam hari, atau penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas. Melalui pemeriksaan berkala di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya, kita dapat memantau kondisi paru-paru, memastikan tidak ada infeksi aktif, sekaligus mencegah penularan kepada orang lain. Deteksi dini tidak hanya melindungi kesehatan diri sendiri, tetapi juga berperan besar dalam memutus mata rantai penyebaran TB di tengah masyarakat.