Gaya Ririn Ekawati Bergaya Preppy dengan Sentuhan Rok Dramatis di Pemotretan Ultah ke-44

Hilda IrachDiterbitkan 11 November 2025, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap momen ulang tahun menjadi kesempatan untuk merayakan perjalanan hidup, dan bagi Ririn Ekawati, usia ke-44 bukan sekadar angka, melainkan simbol kedewasaan, kekuatan, dan keanggunan yang terus berkembang. Dalam pemotretan terbarunya, Ririn menampilkan sisi dirinya yang berani dan sophisticated lewat gaya preppy formal yang dipadukan dengan sentuhan dramatis nan elegan.

Dalam potret yang memikat ini, Ririn Ekawati mengenakan kemeja putih klasik yang dipadukan dengan dasi bergaris bernuansa netral. Elemen tersebut memberikan kesan preppy, gaya yang identik dengan intelektualitas dan keanggunan minimalis. Namun, Ririn tidak berhenti di situ. Ia menambahkan rok tulle warna maroon dengan volume megah yang menjuntai hingga ke lantai. Sentuhan ini menghadirkan dimensi baru: feminin, romantis, sekaligus teatrikal.

Kontras antara kemeja formal dan rok tulle yang mengembang menciptakan harmoni visual yang unik, perpaduan antara kekuatan dan kelembutan, dua sisi yang seolah menggambarkan perjalanan hidup seorang perempuan yang matang. Ririn tampak begitu percaya diri, memancarkan aura elegan tanpa perlu berlebihan.

 
What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Makeup Flawless

Yang paling mencuri perhatian adalah potongan rambut pixie pendek dengan gaya wet look, memberikan sentuhan modern dan berkarakter kuat pada wajahnya.Belum diketahui apakah rambut tersebut merupakan asli atau wig, meski begitu Ririn tampak begitu memukau. [@ririnekawati].

Penampilan ini semakin sempurna dengan tatanan rambut sleek bun yang rapi dan modern, memberikan fokus pada anting besar berwarna silver yang menambah kesan edgy sekaligus glamor. Makeup-nya pun selaras, sentuhan natural glam dengan contour lembut, mata yang tegas, dan bibir bernuansa merah lembut, mempertegas karakter kuat Ririn yang tetap lembut dalam pesonanya.

Pemotretan ini bukan hanya selebrasi ulang tahun, tetapi juga refleksi visual atas perjalanan panjangnya sebagai perempuan, ibu, dan figur publik yang tetap berdiri anggun di tengah perubahan waktu.