5 Risiko Curhat ke Orang yang Salah

Anisya FandiniDiterbitkan 31 Desember 2025, 15:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Curhat sering kali menjadi cara untuk melepaskan beban pikiran dan perasaan yang menumpuk. Dengan berbagi cerita, seseorang berharap bisa merasa lebih lega, dipahami, dan mendapat sudut pandang baru atas masalah yang sedang dihadapi. Karena itu, curhat kerap dianggap sebagai solusi sederhana untuk menenangkan hati yang sedang gelisah.

Namun, tidak semua orang aman dijadikan tempat curhat. Salah memilih lawan bicara justru bisa menimbulkan masalah baru yang lebih menyakitkan. Alih-alih merasa lega, seseorang bisa merasa dikhianati, dinilai secara negatif, bahkan tertekan secara emosional.

Curhat memang menyehatkan, tetapi jika dilakukan kepada orang yang kurang tepat, risikonya bisa berdampak pada hubungan sosial, kesehatan mental, hingga kepercayaan diri. Berikut beberapa risiko curhat ke orang yang salah yang perlu diwaspadai.

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Rahasia Bisa Menjadi Konsumsi Publik

Salah satu risiko terbesar dari curhat ke orang yang salah adalah bocornya cerita pribadi. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menjaga rahasia orang lain. Apa yang awalnya disampaikan dengan penuh kepercayaan, bisa saja tersebar menjadi bahan gosip di lingkungan sekitar tanpa sepengetahuan pemilik cerita.

Ketika masalah pribadi menjadi konsumsi publik, rasa malu, kecewa, dan tidak aman bisa muncul secara bersamaan. Kepercayaan yang rusak pun sulit untuk dipulihkan, bahkan bisa memengaruhi hubungan pertemanan dalam jangka panjang.

3 dari 6 halaman

2. Mendapat Respon yang Menghakimi dan Menyakitkan

Ilustrasi menghibur, curhat. (Photo by Rosie Sun on Unsplash)

Curhat seharusnya menjadi ruang aman untuk didengarkan, bukan untuk dihakimi. Namun, jika salah memilih tempat curhat, bukan empati yang didapat, melainkan kritik tajam, penilaian sepihak, atau bahkan meremehkan perasaan yang sedang dialami.

Respon seperti ini justru bisa membuat seseorang merasa tidak dihargai, tidak dipahami, hingga menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menurunkan kepercayaan diri dan memperparah kondisi mental yang sudah rapuh.

4 dari 6 halaman

3. Dapat Dimanfaatkan untuk Kepentingan Pribadi

Ilustrasi curhat kepada teman dekat/copyright freepik.com/freepik

Tidak semua orang memiliki niat tulus saat mendengarkan curhat. Ada pula yang memanfaatkan kelemahan orang lain untuk kepentingan pribadi, seperti mencari simpati berlebihan, keuntungan tertentu, atau bahkan menjadikan cerita tersebut sebagai senjata untuk menjatuhkan di kemudian hari.

Hal ini tentu sangat berisiko, terutama jika yang diceritakan bersifat sensitif dan menyangkut harga diri, keluarga, atau hubungan personal. Curhat yang seharusnya menjadi tempat mencari kelegaan justru berubah menjadi sumber masalah baru.

5 dari 6 halaman

4. Membuat Ketergantungan Emosional yang Tidak Sehat

Ilustrasi virgo yang perfeksionis/copyright freepik.com/freepik

Curhat yang terus-menerus kepada orang yang salah juga dapat memicu ketergantungan emosional. Seseorang bisa merasa hanya satu orang itulah yang mampu memahami dirinya, padahal hubungan tersebut tidak dibangun atas dasar saling menghargai secara seimbang.

Ketergantungan ini bisa membuat seseorang kehilangan kemandirian dalam mengelola emosi dan mengambil keputusan. Tanpa disadari, kondisi tersebut justru membuat posisi diri menjadi lebih rentan secara psikologis.

 

6 dari 6 halaman

5. Memperburuk Kondisi Mental

Alih-alih membantu, curhat ke orang yang salah bisa memperburuk kondisi mental. Respon negatif, penyebaran cerita, hingga manipulasi emosional dapat memperparah kecemasan, stres, bahkan memicu perasaan tidak berharga. Dalam beberapa kasus, seseorang bisa menjadi lebih tertutup karena trauma akibat pengalaman buruk saat bercerita.

Jika ini terjadi berulang, seseorang bisa kehilangan rasa percaya terhadap orang lain dan memilih memendam semua masalah sendiri, yang tentu tidak baik bagi kesehatan mental.

Curhat memang penting sebagai bentuk pelepasan emosi dan pencarian dukungan. Namun, memilih orang yang tepat untuk berbagi cerita juga tidak kalah penting. Salah memilih tempat curhat bisa menimbulkan berbagai risiko, mulai dari kebocoran rahasia, penilaian yang menyakitkan, pemanfaatan untuk kepentingan pribadi, hingga memperburuk kondisi mental. Karena itu, pastikan kamu berbagi cerita pada orang yang benar-benar bisa dipercaya, mampu menjaga rahasia, dan memberi respon dengan empati.