Tren Parfum yang Sedang Digemari Gen Z dan Milenial: Wewangian Tanpa Gender dan Nostalgia

Hilda IrachDiterbitkan 18 Desember 2025, 12:55 WIB

ringkasan

  • Gen Z lebih memilih parfum uniseks yang mencerminkan individualitas.
  • Milenial mencari wewangian yang berkelanjutan dan transparan.
  • Media sosial berperan penting dalam penemuan aroma bagi kedua generasi.

Fimela.com, Jakarta - Dunia parfum kini mengalami transformasi yang menarik, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial. Kedua generasi ini menunjukkan preferensi yang unik terhadap wewangian yang mencerminkan identitas dan nilai-nilai mereka. Dari parfum uniseks hingga aroma yang viral di media sosial, mari kita eksplorasi tren parfum yang sedang digemari saat ini.

Gen Z, yang dikenal dengan semangat individualitasnya, lebih memilih wewangian yang menolak norma gender tradisional. Mereka mengadopsi parfum uniseks dan fluid yang mencerminkan kebebasan berekspresi. Merek-merek seperti Byredo dan Glossier You menjadi favorit di kalangan mereka. Sementara itu, Milenial cenderung mencari parfum yang lebih personal dan otentik, seringkali dari merek niche yang menawarkan pengalaman artisanal.

Media sosial, terutama TikTok, memainkan peran besar dalam penemuan aroma bagi kedua generasi ini. Parfum viral seperti Sol de Janeiro's Cheirosa '62 dan Ariana Grande's Cloud sering kali terjual habis setelah disebutkan oleh influencer. Hal ini menunjukkan bagaimana platform digital dapat memengaruhi keputusan pembelian wewangian.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Wewangian Tanpa Gender dan Ekspresi Diri

Gen Z menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap wewangian tanpa gender. Mereka percaya bahwa parfum adalah alat untuk mengekspresikan diri dan menciptakan identitas. Menurut Sabrya Meflah, Presiden IFF untuk Fine Fragrance, media sosial telah mengubah cara orang menemukan dan berinteraksi dengan wewangian. Ini membuat parfum menjadi lebih dari sekadar produk, tetapi juga bagian dari gaya hidup mereka.

Selain itu, Gen Z lebih eksperimental dalam memilih aroma. Mereka tidak takut mencoba catatan aroma yang tidak konvensional, seperti kulit, pistachio, dan bahkan nasi kukus. Hal ini berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung memilih aroma yang familiar dan menenangkan. Vivek Sirohi dari Unilever menyatakan bahwa Gen Z lebih terbuka terhadap eksplorasi aroma yang unik.

3 dari 4 halaman

Kepedulian Terhadap Keberlanjutan dan Kesejahteraan

Milenial, di sisi lain, lebih fokus pada keberlanjutan dan transparansi bahan. Mereka mencari wewangian yang tidak hanya enak dipakai, tetapi juga ramah lingkungan. Merek-merek yang memprioritaskan keberlanjutan, seperti Le Labo dan Diptyque, semakin diminati. Mereka mengharapkan merek untuk meminimalkan dampak lingkungan dan menggunakan bahan yang bertanggung jawab.

Selain itu, Milenial juga memandang wewangian sebagai peningkat kualitas hidup. Mereka mencari profil minyak esensial yang dapat membantu relaksasi dan mengurangi kecemasan. Dengan demikian, parfum bukan hanya sekadar aksesori, tetapi juga bagian dari kesejahteraan mental mereka.

4 dari 4 halaman

Format Baru dan Nostalgia

Tren parfum juga menunjukkan peningkatan minat terhadap format baru, seperti parfum padat dan body spray. Mathilde Lion, Director of Beauty di Circana, mengungkapkan bahwa generasi muda kini lebih terbuka terhadap berbagai jenis aplikasi wewangian. Selain itu, kebangkitan nostalgia juga terlihat dengan kembalinya wewangian klasik dari tahun 90-an.

Wewangian manis dan nyaman, yang dikenal sebagai neo-gourmands, juga menjadi favorit. Catatan seperti karamel asin dan espresso memberikan kesan yang hangat dan akrab. Sementara itu, catatan aroma yang terinspirasi alkohol, seperti Cognac dan rum, juga kembali populer di kalangan kedua generasi ini.