Sukses

Beauty

Sejarah Lipstik, dari Mesir Kuno Hingga Zaman Modern

Fimela.com, Jakarta Lipstik bukan hanya salah satu alat makeup yang menjadi andalan perempuan. Namun, seperti yang Coco Chanel katakan "If you’re sad, add more lipstick and attack," lipstik juga berperan penting dalam menentukan penampilan keseluruhan. 

Seperti lipstik merah yang memberikan kesan bold dan powerful. Namun, sejak kapan perempuan mengenakan lipstik? Dilansir dari Bustle, sejak 5.000 tahun yang lalu, lipstik sudah ditemukan. 

Uniknya, para pria Sumeria (sebuah peradaban kuno di Mesopotamia selatan) pun juga menghias bibir mereka, seperti area sekitar mata. Menurut seorang ahli sejarah kecantikan sekaligus penulis buku Hello Gorgeous! Beauty Products in America '40s-'60s, Rachel Wingarten, orang-orang Mesir kuno, dan tentu saja Cleopatra beserta pembantunya, pun sudah mengenakan lipstik. 

Pada masa itu, Rachel mengatakan kepada Bustle, Cleopatra dan para pembantunya membuat lipstik dari bunga-bunga, oker merah, sisik ikan, semut yang sudah dihancurkan, dan carmine. 

Cleopatra mencampurnya dengan bahan dasar beeswax untuk membuat lipstik warna merahnya yang khas. Pada masa itu pula, lisptik tidak hanya dipakai untuk kecantikan, namun juga sebagai tanda status sosial dan kedudukan.

Karena itu, Rachel mengatakan kepada Bustle, ada banyak pria yang juga mendekorasi wajah mereka, termasuk memberi warna pada bibir. Namun, dilansir dari StyleCraze, orang-orang di zaman mesir kuno banyak yang terkena penyakit serius bahkan meninggal lantaran mengenakan lipstik yang mereka buat sendiri. Pasalnya, mereka juga menggunakan zat berbahaya seperti timbal dan campuran Bromine mannite dan yodium yang dapat menyebabkan penyakit serius atau bahkan kematian.

Mesir dan Abad Pertengahan

Jika pada masa Mesir Kuno warna lipstik menjadi penentu kedudukan dan juga status sosial, lipstik di Yunani pada zaman dahulu justru dianggap kampungan. Bahkan, mengenakan pewarna bibir pada saat itu menjadi tanda seorang pekerja seks komersial (PSK). 

Bahkan, pada masanya di Yunani, terdapat sebuah aturan hukum yang menyatakan para PSK tanpa pewarna bibir merah seperti wine akan dihukum. Seorang penulis buku berjudul Classic Beauty: The History of Makeup, Gabriela Hernandez mengatakan kepada Bustle kalau para wanita penghibur tersebut memang diharuskan mengenakan pewarna lipstik dan makeup yang mentereng di ruang publik. "Kalau tidak, mereka akan dihukum," kata Gabiela, dikutip dari Bustle. 

Bukan hanya di zaman Yunani kuno, bibir merah menjadi tanda buruk pada abad pertengahan. Kemunculan agama Kristen ternyata juga menuliskan sejarah lipstik di masa itu. Gereja mengutuk penggunaan lipstik atau riasan wajah apa pun. Bahkan, bibir merah dikaitkan dengan ibadah kepada setan. Di abad pertengahan, perempuan yang mengenakan lipstik akan dicurigai sebagai dukun dan penyihir. 

Masa Kejayaan Ratu Elizabeth

View this post on Instagram

On 17 November 1558, Elizabeth I acceded to the throne, upon the death of her half-sister Mary I. Elizabeth’s 45-year reign would see a compromise made between Catholics and Protestants, expeditions made to the Americas and elsewhere, and a golden age for the arts. Known as the Virgin Queen, Elizabeth never married, and instead cultivated an image of herself as married to the nation. After her death, the date of Elizabeth I’s accession was celebrated a national holiday for 200 years. Image: Queen Elizabeth I by unknown artist, c.1588 © National Portrait Gallery, London . . . #ElizabethI #OTD #thisdayinhistory #onthisday #history #elizabethan #palace #britishhistory #kingsandqueens

A post shared by Historic Royal Palaces (@historicroyalpalaces) on

 

Di tengah peraturan ketat yang dibuat oleh gereja dan stigma masyrakat Eropa mengenai pewarna bibir, Ratu Elizabeth I justru menggunakan pewarna merah pada bibir. Bustle menulis, Ratu Elizabeth I percaya bibir merah memiliki kekuatan magis yang dapat menyembuhkan dan sebagai penangkal kematian. 

Ironis, pewarna bibir merah pada masa itu mengandung timah putih yang justru sangat berbahaya untuk kesehatan. "Ratu Elizabeth I membuat sendiri pewarna bibirnya, namun banyak dari lipstik pada masa itu mengandung timah putih. Kandungan ini dapat meracuni orang yang memakai pewarna tersebut perlahan-lahan," kata Gabriela kepada Bustle. 

Era Victoria dan Awal Tahun 1900-an

Era Victoria, di akhir tahun 1800-an, lipstik merah mulai muncul kembali. Seorang aktris Perancis Sarah Bernhardt, pada masa itu kerap mengenakan warna merah sebagai penghias bibirnya saat berada di kafe-kafe dan di sudut jalan. 

Pada masa itu, mengenakan makeup justru dianggap sangat intimate karena perempuan mengenakan di ruang tertutup, bukan di publik. loginya, dilansir dari Lipstick History, lipstik merah membuat pria berpikir menganai boudoir, atau ruang rias perempuan. Lipstik pada masa ini juga diaplikasikan menggunakan kuas. Sehingga, cara pemakaiannya menambah kesan sensual. 

Produksi Komersial dan Munculnya Ragam Warna Lipstik

Tahun 1884, sebuah perusahaan parfum di Perancing, Guelain, menjadi perusahaan pertama yang memproduksi lipstik secara komersial. Lipstik tersebtu terbuat dari lemak rusa, beeswax, dan minyak kastor. Namun, lipstik pada masa ini masih dibungkus dengan kertas sutra. 

 

 

Tahun 1915, Maurice Levy pertama kali menciptakan lipstik dengan tempat silinder, seperti lipstik modern yang kini sahabat Fimela miliki. Namun, lipstik buatan Maurice Levy saat itu belum berbentuk swivle, sehingga tidak bisa dinaik-turunkan. 

Sejarah lipstik terus berkembang, hingga pada tahun 1923, dilansir dari StyleCraze, James Bruce Mason Jr. membuat lipstik dengan swivel up tube seperti lipstik modern, sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan pada bibir. 

Perkembangan lisptik sejak masa itu terus bergulir. Termasuk bertambahnya warna-warna lipstik yang saat itu menjadi tren. Seperti warna plum, cherry, merah gelap, dan cokelat. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading