Sukses

Beauty

3 Cara Sederhana Membuang Sampah Bekas Skincare

Fimela.com, Jakarta Bukan menjadi rahasia publik kalau Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah plastik terbanyak nomor dua di dunia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Making Oceans Plastic Free, tercatat setiap tahunnya Indonesia mendonasikan sampah kantong plastik sebanyak 1.278.900 ton. 

Berbagai macam cara pun telah dilakukan oleh banyak orang untuk mempersedikit sampah plastik. Entah itu dibuat jadi barang fesyen, alat penyimpanan barang kecil, dan lain-lain. 

Akibat dari polusi sampah yang akhirnya ada pada perairan, membuat banyak sekali satwa-satwa liar, seperti ikan, buaya, atau kura-kura terancam. Entah itu, hidung kura-kura tersumbat sedotan plastik, ikan yang memakan sampah plastik, sampai hewan-hewan laut yang mati karena tercekik atau tertelan oleh sampah.

Berikut adalah 3 cara sederhana yang bisa kalian lakukan untuk mendaur ulang sampah plastik bekas skincare.

 

 

Pisahkan setiap jenis dari plastik

Dilansir oleh  Beauty-heroes.com, cara yang terbaik untuk membuang sampah besak produk perawatan kulit adalah dengan memisahkan jenis plastik yang bisa di didaur ulang dan tidak bisa di daur ulang.

Rata-rata penggunaan plastik pada palet, tempat bedak tabur atau bedak padat, dibuat dengan melapisi dan menggabungkan beberapa bahan seperti plastik, kertas, dan logam. Setiap bagian dari tempat ini harus dipisah-pisahkan terlebih dahulu sebelum memasuki tahap daur ulang. Jika sampah bekas produk kecantikan tidak dipisah-pisahkan maka produk tidak akan bisa didaur ulang.

Memang cara ini bisa dikatakan sangat ribet akan tetapi perusahaan daur ulang melakukan pengumpulan terhadap setiap bahan mentah (logam, plastik, kertas, dan lain-lain). Jika mereka menemukan produk yang tidak dipisahkan perbagian, mereka akan membuangnya kembali ke TPA

Mengapa? Perusahaan yang berbeda mengumpulkan setiap bahan mentah (logam, plastik, kertas, dll.), dan tidak mungkin memisahkan bahan berlapis tanpa mesin khusus yang tidak dimiliki sebagian besar fasilitas. Jadi, barang-barang tersebut langsung menuju tempat pembuangan akhir (TPA). 

Jika Sahabat FIMELA tidak mau ribet, silahkan membeli produk yang tidak memiliki banyak lapisan.

 

 

Cari tahu tentang program daur ulang

Dilansir oleh Birchbox.com, cara yang paling mudah selanjutnya adalah dengan mencari tahu brand-brand mana yang membuat program daur ulang. Brand-brand internasional seperti Maybelline, The Body Shop, L'Oreal, Garnier dan lain-lain ada membuat program daur ulang. 

Kebanyakan dari brand-brand ini menawarkan poin sebagai rasa apresiasi mereka.

Bukan hanya brand-brand tersebut. Brand lokal seperti Sociolla juga memiliki program yang sama pada setiap cabang yang mereka miliki di Indonesia.

Nah Sahabat FIMELA, jika kalian memiliki produk kesehatan kulit atau produk kecantikan pada umumnya dan isinya masih banyak, tetapi sudah menyentuh kadaluarsa. Jangan buang sisa produk langsung ke tong sampah, melainkan masukan terlebih dahulu sisa produk ke dalam plastik. Hal ini dilakukan demi membantu mencegah bahan kimia meresap ke dalam tanah. 

Tips untuk Sahabat FIMELA, cara kamu bisa mengetahui dengan mudah kadaruasa produk kalian adalah dengan cara melihat tulisan “M” pada kemasan produk kamu. Inisial “M” merupakan tanda dari masa pakai dari produk.

Simpan botol dan jadikan tempat isi ulang

Dilansir oleh Realsimple.com, cara yang paling mudah untuk menaklukkan botol bekas produk perawatan kulit adalah dengan tidak membuangnya dan menggunakan ulang sebagai botol isi ulang.

Miliki tujuan yaitu dengan menggunakan sesedikit mungkin sampah plastik. Maka dari itu membeli produk yang memiliki isi ulang menjadi cara yang baik untuk melakukan gerakan penyedikitan sampah. 

Ada beberapa brand luar negeri yang menawarkan gerakan less waste yaitu NATURA brand dari Brazil, Diptyque dari Perancis, dan Bathing Culture dari Amerika. Bukan hanya brand internasional saja yang memiliki produk isi ulang, brand lokal Indonesia seperti Bhumi skincare dan Hale.

Realsimple.com menegaskan kalau kamu berarti akan menggunakan kembali produk tersebut selama beberapa kali sampai masa guna dari botol tersebut habis. Alhasil kalian secara tidak langsung akan menjauhkan botol plastik yang susa untuk didaur ulang menjauh dari TPA.

"Jika kita tidak dapat mengurangi jumlah produk yang kita beli, menggunakan kembali dan mendaur ulang produk tersebut adalah hal terbaik berikutnya. Lebih dari 90 persen dampak lingkungan rata-rata produk berasal dari penggalian dan pemurnian bahan baku pembuatannya," ujar Herrera selaku bagian dari International Resource Panel.

 

Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading