Sukses

Beauty

Jangan Sampai Salah! 7 Kebiasaan Mencuci Wajah Ini Bisa Merusak Skin Barrier

Fimela.com, Jakarta Mencuci wajah adalah langkah mendasar dalam rutinitas perawatan kulit. Namun, tanpa disadari, banyak orang melakukan kesalahan yang justru merusak skin barrier—lapisan pelindung alami kulit yang berfungsi menjaga kelembapan dan melindungi dari iritasi. Jika skin barrier terganggu, kulit bisa menjadi kering, sensitif, bahkan lebih rentan terhadap jerawat dan penuaan dini.

Kesalahan dalam mencuci wajah bisa berasal dari berbagai faktor, mulai dari penggunaan produk yang tidak sesuai, teknik mencuci yang terlalu agresif, hingga kebiasaan yang tampak sepele tetapi berdampak besar. Akibatnya, alih-alih mendapatkan kulit yang sehat dan bersih, justru muncul berbagai masalah seperti kemerahan, kulit terasa ketarik, dan iritasi.

Agar kulit tetap sehat dan terlindungi, penting untuk memahami apa saja kebiasaan yang perlu dihindari saat mencuci wajah. Berikut ini adalah tujuh kesalahan yang sering dilakukan tanpa disadari dan dapat merusak skin barrier, yang dilansir dari ceraVe.com.

Menggunakan Pembersih yang Terlalu Keras

Salah satu kesalahan terbesar dalam mencuci wajah adalah memilih pembersih yang mengandung surfaktan keras seperti sodium lauryl sulfate (SLS) atau ammonium lauryl sulfate (ALS). Kandungan ini memang efektif mengangkat minyak dan kotoran, tetapi jika terlalu kuat, dapat menghilangkan minyak alami kulit secara berlebihan. Akibatnya, kulit bisa kehilangan kelembapannya, terasa ketarik, dan menjadi lebih rentan terhadap iritasi serta peradangan.

Selain itu, pembersih dengan pH terlalu tinggi (di atas 6) juga bisa mengganggu keseimbangan kulit. Kulit manusia memiliki lapisan asam alami yang membantu melawan bakteri dan menjaga skin barrier tetap kuat. Jika keseimbangan ini terganggu, kulit bisa menjadi lebih mudah mengalami breakout atau reaksi alergi.

Sebaiknya, pilih pembersih wajah yang lembut dan bebas alkohol dengan kandungan ceramide, hyaluronic acid, atau niacinamide. Kandungan ini tidak hanya membersihkan secara efektif tetapi juga menjaga kelembapan dan memperkuat skin barrier agar tetap sehat.

Mencuci Wajah Terlalu Sering

Banyak yang berpikir bahwa semakin sering mencuci wajah, semakin bersih kulitnya. Padahal, mencuci wajah lebih dari dua kali sehari justru bisa berdampak buruk. Terlalu sering mencuci wajah dapat menghilangkan minyak alami kulit yang sebenarnya berfungsi sebagai pelindung. Jika lapisan ini hilang, kulit akan mengalami dehidrasi dan sebagai respons, tubuh akan memproduksi lebih banyak minyak, yang justru dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.

Idealnya, wajah cukup dicuci dua kali sehari, yaitu di pagi hari untuk menghilangkan minyak yang menumpuk semalaman dan di malam hari untuk membersihkan sisa makeup, polusi, serta kotoran. Jika kulit terasa berminyak di tengah hari, cukup bilas dengan air hangat tanpa sabun atau gunakan toner berbahan ringan yang tidak mengandung alkohol agar kelembapan alami kulit tetap terjaga.

Menggunakan Air Terlalu Panas

Air panas memang terasa nyaman, tetapi dapat merusak skin barrier. Suhu yang terlalu tinggi bisa menghilangkan lipid alam yang berfungsi menjaga kelembapan kulit. Akibatnya, kulit menjadi lebih kering, mudah teriritasi, bahkan bisa mengalami kemerahan yang berkepanjangan.

Selain itu, air panas juga bisa memperburuk kondisi kulit yang sudah mengalami peradangan, seperti rosacea dan eczema. Kulit akan lebih mudah mengalami iritasi dan menjadi sensitif terhadap produk skincare yang sebelumnya tidak menimbulkan masalah.

Sebaiknya, gunakan air hangat atau air dengan suhu ruangan saat mencuci wajah. Air yang terlalu dingin juga kurang efektif dalam mengangkat minyak dan kotoran. Dengan menyesuaikan suhu air yang digunakan, kulit dapat tetap terjaga kesehatannya dan tidak kehilangan kelembapan alaminya.

Menggosok Wajah Terlalu Keras

Menggosok wajah dengan keras—baik menggunakan tangan, handuk, atau alat pembersih—sering kali dianggap dapat membuat kulit lebih bersih. Padahal, kebiasaan ini justru dapat menyebabkan mikro-luka pada kulit, melemahkan skin barrier, dan membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi.

Tekanan yang terlalu keras saat mencuci wajah bisa merusak lapisan pelindung kulit dan membuatnya lebih sensitif terhadap paparan lingkungan. Bahkan, jika dilakukan terus-menerus, kulit bisa mengalami inflamasi kronis yang mempercepat penuaan dini.

Untuk menghindari hal ini, cukup pijat wajah dengan gerakan memutar yang lembut menggunakan ujung jari. Setelah mencuci wajah, keringkan dengan cara menepuk-nepuk wajah menggunakan handuk berbahan lembut, bukan dengan menggosoknya secara kasar.

Tidak Langsung Menggunakan Pelembap

Setelah mencuci wajah, skin barrier kehilangan sebagian kelembapannya. Jika tidak segera diberikan hidrasi tambahan, kulit bisa menjadi lebih kering dan mudah mengalami iritasi.

Saat kulit dalam keadaan lembap, pelembap akan lebih mudah terserap dan membantu mengunci hidrasi lebih lama. Oleh karena itu, gunakan pelembap maksimal satu menit setelah mencuci wajah agar kulit tetap terhidrasi dengan optimal.

Pilih pelembap yang mengandung ceramide, hyaluronic acid, glycerin, atau panthenol, yang berfungsi membantu memperbaiki dan memperkuat skin barrier. Jika kulit cenderung berminyak, pilih pelembap dengan formula ringan berbasis gel agar tidak terasa berat di kulit.

 

Eksfoliasi Terlalu Sering

Eksfoliasi memang penting untuk mengangkat sel kulit mati dan mempercepat regenerasi kulit. Namun, jika dilakukan terlalu sering, justru bisa merusak skin barrier dan membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi.

Penggunaan scrub kasar atau eksfoliasi kimia yang mengandung AHA, BHA, atau PHA dalam jumlah berlebihan dapat mengikis lapisan pelindung kulit, menyebabkan kemerahan, sensasi perih, bahkan pengelupasan berlebihan.

Idealnya, eksfoliasi dilakukan 1–2 kali seminggu, tergantung jenis kulit. Pilih eksfoliator yang lembut dan tidak mengandung partikel kasar, serta selalu gunakan pelembap setelahnya untuk menghindari efek kering yang berlebihan.

Menggunakan Produk yang Mengandung Alkohol Tinggi

Banyak produk skincare, terutama toner dan pembersih wajah, mengandung alkohol seperti denatured alcohol atau ethanol. Meskipun memberikan efek segar dan cepat mengering, alkohol jenis ini justru bisa menghilangkan minyak alami kulit secara drastis, menyebabkan dehidrasi, dan membuat skin barrier semakin lemah.

Sebagai gantinya, pilih produk yang mengandung bahan hydrating dan soothing seperti aloe vera, centella asiatica, atau chamomile. Kandungan ini dapat membantu menjaga keseimbangan kulit, memberikan efek menenangkan, dan mencegah iritasi akibat hilangnya kelembapan.

 

Penulis: Rianti Fitri Wulandari

#UnlockingTheLimitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading