5 Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Memulai Skincare dengan Retinol

Meski retinol sangat efektif, bukan berarti cocok untuk semua orang. Kulit sensitif, kering, atau yang sedang mengalami iritasi sebaiknya berhati-hati sebelum mulai menggunakannya. Reaksi seperti kemerahan, mengelupas, atau rasa terbakar ringan cukup umum terjadi, terutama di minggu-minggu awal pemakaian.

Jika kamu memiliki riwayat kulit sensitif atau sedang dalam perawatan kulit tertentu, konsultasi dengan dermatolog sangat disarankan. Selain itu, memulai dengan konsentrasi rendah (seperti 0,025% atau 0,05%) bisa menjadi cara aman untuk mengenalkan retinol ke dalam rutinitas skincare kamu.

Retinol bukan bahan yang menunjukkan hasil instan. Diperlukan waktu dan konsistensi, biasanya sekitar 8–12 minggu, untuk mulai melihat perbaikan signifikan pada tekstur kulit atau bekas jerawat. Karena itu, kesabaran adalah kunci utama saat mulai menggunakan retinol.

Selain itu, penting untuk memperkenalkan retinol secara bertahap. Cobalah metode “low and slow”—gunakan 1–2 kali seminggu terlebih dahulu, lalu tingkatkan frekuensinya secara perlahan jika kulit sudah beradaptasi. Ini membantu menghindari efek samping yang bisa membuat kamu trauma menggunakan retinol lagi di masa depan.

Retinol bersifat fotosensitif, artinya dapat terurai dan menjadi kurang efektif bila terkena sinar matahari. Oleh karena itu, pemakaiannya sebaiknya dibatasi hanya di malam hari untuk menjaga efektivitasnya dan melindungi kulit dari iritasi akibat paparan sinar UV.

Selain itu, saat memakai retinol di malam hari, pastikan kamu menggunakan tabir surya setiap pagi. Kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari saat menggunakan retinol, jadi sunscreen adalah pasangan wajibnya untuk mencegah hiperpigmentasi atau kerusakan kulit lebih lanjut.

Salah satu kesalahan paling umum adalah mencampur retinol dengan bahan aktif lain yang bersifat eksfoliatif atau iritatif, seperti AHA/BHA, vitamin C dalam bentuk asam askorbat, atau benzoyl peroxide. Kombinasi ini bisa memperparah iritasi, terutama bagi pemula.

Jika ingin tetap memakai bahan-bahan tersebut, gunakan secara bergantian pada hari yang berbeda. Misalnya, gunakan retinol pada malam hari dan vitamin C di pagi hari. Alternatif lainnya adalah mencari produk dengan formulasi khusus yang sudah menyeimbangkan bahan aktif agar tetap aman digunakan bersamaan.

Penggunaan retinol sering kali menyebabkan kulit kering atau mengelupas. Karena itu, penting untuk menjaga hidrasi kulit dengan menggunakan pelembap yang kaya akan bahan menenangkan seperti hyaluronic acid, ceramide, atau panthenol.

Beberapa orang juga memilih metode “sandwich”, yaitu mengaplikasikan pelembap sebelum dan sesudah penggunaan retinol untuk mengurangi iritasi tanpa mengurangi efektivitasnya. Langkah ini sangat membantu bagi pemula atau mereka yang memiliki kulit sensitif.

Retinol memang bisa menjadi game-changer dalam rutinitas skincare jika digunakan dengan tepat. Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua kulit bereaksi sama, dan penggunaan yang salah bisa menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. Edukasi diri sebelum memulai adalah langkah pertama yang bijak.

Dengan memulai dari konsentrasi rendah, memperkenalkan secara perlahan, serta menjaga hidrasi dan perlindungan kulit, kamu bisa menikmati semua keunggulan retinol tanpa harus menghadapi efek samping yang menyakitkan. Ingat, perjalanan skincare adalah maraton, bukan sprint—dan retinol adalah salah satu teman terbaik jika kamu sabar dan konsisten.