Penyebab Ketombe dari Kebiasaan Sehari-hari

Keramas memang berfungsi untuk membersihkan rambut dan mengangkat kotoran serta minyak berlebih di kulit kepala. Namun, kebiasaan keramas yang terlalu sering justru dapat membuat minyak alami yang berfungsi melindungi kulit kepala ikut terangkat. Akibatnya, kulit kepala menjadi kering, sensitif, dan mudah mengelupas. Pengelupasan inilah yang kemudian terlihat sebagai ketombe yang mengganggu.

Sebaliknya, jarang keramas juga tidak kalah berisiko. Kotoran, keringat, sisa produk rambut, dan minyak alami dapat menumpuk di kulit kepala jika jarang dibersihkan. Penumpukan ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur penyebab ketombe untuk berkembang biak dengan cepat. Akhirnya, kulit kepala menjadi gatal, berminyak, dan muncul serpihan ketombe yang semakin banyak.

Mengikat rambut saat masih basah sering dilakukan karena alasan kepraktisan atau terburu-buru beraktivitas. Padahal, kondisi rambut dan kulit kepala yang masih lembap sangat rentan menjadi tempat berkembangnya jamur dan bakteri. Lingkungan yang lembap dan tertutup akibat ikatan rambut membuat sirkulasi udara terhambat sehingga mempercepat munculnya ketombe.

Selain memicu ketombe, kebiasaan ini juga berdampak pada kesehatan batang rambut. Rambut basah yang langsung diikat lebih mudah patah, kusut, dan mengalami kerusakan. Jika dilakukan terus-menerus, kebiasaan ini dapat memperparah kondisi rambut sekaligus memperburuk masalah kulit kepala.

Produk styling seperti hair spray, gel, pomade, wax, dan mousse memang membantu menata rambut agar terlihat lebih rapi dan menarik. Namun, penggunaan produk ini secara berlebihan dapat meninggalkan residu yang sulit dibersihkan hanya dengan sekali keramas. Sisa produk yang menumpuk akan menyumbat pori-pori kulit kepala dan mengganggu proses regenerasi kulit.

Penumpukan residu tersebut dapat memicu iritasi ringan hingga rasa gatal yang berkepanjangan. Saat kulit kepala terus mengalami iritasi, proses pergantian sel kulit menjadi lebih cepat dari normal dan menghasilkan ketombe dalam jumlah lebih banyak. Inilah alasan mengapa pengguna aktif produk styling sering mengalami masalah ketombe tanpa menyadari penyebabnya.

Sisir, jepit rambut, helm, hingga alat catok yang jarang dibersihkan dapat menjadi tempat menumpuknya debu, minyak, dan sisa produk rambut. Saat alat-alat ini digunakan kembali, kotoran yang menempel akan berpindah ke kulit kepala dan memperburuk kondisi kebersihannya.

Jika kebiasaan ini terus berlangsung, bakteri dan jamur dari alat tersebut dapat memicu peradangan ringan di kulit kepala. Akibatnya, kulit kepala menjadi lebih sensitif, mudah gatal, dan rentan mengalami ketombe yang sulit diatasi hanya dengan sampo biasa.

Kebiasaan menyentuh, memijat, atau menggaruk kulit kepala sering dilakukan secara refleks saat merasa gatal atau tidak nyaman. Padahal, kuku tangan yang tidak bersih dapat membawa kuman dan kotoran ke kulit kepala. Garukan yang terlalu sering juga dapat melukai permukaan kulit kepala dan memicu iritasi.

Luka kecil yang terjadi akibat garukan akan membuat proses pengelupasan sel kulit semakin cepat. Sel kulit mati akan menumpuk dan berubah menjadi ketombe yang terlihat jelas. Selain itu, peradangan akibat garukan juga bisa membuat rasa gatal semakin parah dan memicu kebiasaan menggaruk berulang.

Ketombe tidak selalu disebabkan oleh kondisi kulit kepala yang bermasalah, tetapi juga dapat muncul akibat kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele. Mulai dari pola keramas yang tidak tepat, kebiasaan mengikat rambut basah, penggunaan produk styling berlebihan, jarang membersihkan alat rambut, terlalu sering menggaruk kepala, hingga pola makan yang kurang seimbang, semuanya berperan dalam memicu ketombe. Dengan mengubah kebiasaan tersebut secara perlahan dan konsisten, kesehatan kulit kepala dapat terjaga dengan lebih baik dan masalah ketombe pun bisa diminimalkan.