Sukses

Entertainment

5 Lokasi Angker yang Jadi Tempat Syuting Film

Fimela.com, Jakarta Sudah sewajarnya film-film bergenre horor menawarkan setting yang angker nan menyeramkan. Beberapa sineas memilih untuk syuting di lokasi yang 'aman' dari makhluk tak kasat mata dan berusaha keras menghidupkan sisi angker lewat properti yang digunakan.

Namun, tak sedikit dari sineas yang berani menggunakan lokasi asli yang memang terkenal angker. Beberapa di antaranya bahkan dijadikan benang merah dari cerita filmnya. Hal tersebut tentu memberikan sensasi tersendiri bagi pemain, kru serta penonton. Berikut Bintang.com rangkumkan lima lokasi angker yang jadi tempat syuting film.

Lawang Sewu. Keangkeran dari bangunan yang berlokasi di Semarang ini sudah tak diragukan lagi. Berdiri sejak 1904, Lawang Sewu merupakan markas bagi tentara Jepang sekaligus tempat penyiksaan dan pembunuhan orang Belanda.

Sebelum dikeluarkan larangan, Lawang Sewu kerap dijadikan lokasi syuting. Bahkan, film Lawang Sewu pernah dibuatkan pada 2007 silam dengan menggaet Thalita Latief, Marcell Darwin, Nuri Maulida dan Tsania Marwa sebagai pemainnya.

Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah. Foto: via jayanjayan.com

Ohio State Reformatory atau Mansfield Reformator menjadi salah satu penjara paling menyeramkan di Amerika Serikat. Penjara yang dibangun sejak 1886 ini sudah tak berfungsi lagi dan dimanfaatkan untuk lokasi syuting salah satunya film The Shawshank Redemption (1994) yang dibintangi Tim Robbins dan Morgan Freeman.

Sebelum menjadi penjara, tempat ini merupakan tempat rehabilitasi bagi anak muda yang bermasalah. Sisi angker dapat dirasakan pengunjung ketika menyusuri lorong yang seakan-akan mendengar suara tangisan tahanan dari balik jeruji besi.

Ohio State Reformatory. Foto: via mansfieldtourism.com

TPU Jeruk Purut. Bulu kuduk sebagian orang mungkin langsung beridiri ketika mengunjungi pemakaman di malam hari. Terletak di pusat kota, tak lantas membuat tempat ini 'ramah'. Makhluk-makhluk tak kasat mata sering menampakkan dirinya pada warga sekitar. Yang paling terkenal adalah hantu pastor kepala buntung.

Pada 2006 lalu, urban legend dari lokasi ini pernah diangkat ke layar lebar dengan judul Hantu Jeruk Purut. Seperti dilansir Liputan6, Angie sebagai pemain utamanya sempat merasakan hal-hal mistis selama syuting. Dua tahun berselang, Nayato Fio Nuala pun membuat film Hantu Perawan Jeruk Purut yang dibintangi oleh Ratu Felisha, Reza Palevi dan Miller.

TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Foto: via indospiritual.com

Hotel Stanley. Berlokasi di Colorado, Amerika Serikat, hotel ini memanjakan pengunjungnya dengan arsitektur yang menawan. Di balik itu, beragam kisah mistis menyelimuti hotel ini seperti suara anak kecil bermain di malam hari. Sesekali, hantu dari sang pemilik hotel, F.O Stanley, menampakkan diri.

Film horor klasik, The Shining pernah syuting di hotel Stanley. Adalah Jack Torrance, seorang ayah yang memiliki anak dengan kemampuan istimewa dapat melihat masa lalu, masa depan dan makhluk tak kasat mata. Suatu ketika, Jack berada di bawah pengaruh hantu penghuni hotel yang membuatnya ingin membunuh istri dan anaknya sendiri.

Hotel Stanley, Colorado, Amerika Serikat. Film: via denverpost.com

Mall Klender. Kerusuhan Mei 1998 memang telah memakan banyak korban jiwa. Salah satu lokasi yang jadi tempat penjarahan yaitu Mall Klender, Jakarta Timur. Banyak cerita seram berkembang di masyarakat, terutama dari sopir angkutan umum yang melintasi mall tersebut. Mereka seakan-akan melihat segerombolan penumpang, namun ternyata tidak ada setelah 200 meter kemudian.

Film Mall Klender pun resmi dirilis Hitmaker Studios pada 2014 lalu. Tak hanya di Indonesia, film ini juga sukses tayang di beberapa negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina Singapore dengan judul The Mall. Film Mall Klender dibintangi oleh Shandy Aulia, Denny Sumargo, Tasya Kamila, dan Igor Saykoji.

Mall Klender, Jakarta Timur. Foto: via ceritamistis.com

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading