Sukses

Entertainment

Yuk, Tonton (Kembali) Film Indonesia!

Next

Purnama Di PesisirRasanya tidak ada yang bisa memungkiri bahwa pada kenyataannya film Indonesia tidak bisa menjadi tuan di rumah sendiri. Coba saja, tanya pada diri sendiri, ‘Kapan terakhir kali kamu pergi ke bioskop khusus untuk menikmati film Indonesia?’ Dan ‘Apa film Indonesia terbaru yang tayang di bioskop?’

Tahukah kamu bahwa tidak sedikit film karya anak negeri, baik film komersil maupun dokumenter, yang menjadi jawara di ajang film berkelas Internasional? Tidak sedikit film yang “ditolak” dan “kalah” di Indonesia yang justru malah mendapat tempat di masyarakat Internasional, sebut saja film Purnama Di Pesisir yang digarap oleh sutradara muda Chairunnisa atau yang biasa disapa Ilun.

Next

Postcards From The ZooTidak hanya itu, tidak sedikit juga film Indonesia berkualitas yang lahir di tengah kondisi perfilman Indonesia yang saat ini tengah “mencari” jati diri. “Film Indonesia tahun 2011 dan 2012 sangat luar biasa, misalnya saja kesuksesan The Raid yang dipuji seluruh dunia dan berhasil secara komersial karena dibeli oleh SONY Classic. Dan kesuksesan Edwin dalam membawa Postcard From The Zoo ke ajang kompetisi bergengsi Festival Film Berlin dan Modus Anomali yang masuk dalam midnighters section di SXSW 12. Yang paling menarik adalah ketiga film ini punya genre yang saling berbeda dengan keunikan masing-masing. Ini membuktikan bahwa kreativitas pekerja film kita sangat luar biasa,” Lala Timothy, CEO/ Producer LifeLike Pictures, berpendapat.

Buat kamu yang sempat ketinggalan menonton film-film Indonesia yang sempat berjaya pada masanya, dalam rangka memeringati Bulan Film Nasional, Dewan Kesenian Jakarta melalui Kineforum memutar film-film Indonesia sejak tanggal 15 Maret—31 Maret 2012 yang bisa kamu nikmati di Subtitle Dharmawangsa dan juga di Studio 1 XXI Taman Ismail Marzuki. Berikut beberapa pilihan FIMELA.com.

Next

AtheisPerempuan Punya Cerita. Film ini merupakan kumpulan 4 film pendek yang semuanya mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Film ini sempat tayang di bioskop namun hanya beberapa hari karena dinilai terlalu vulgar untuk ditonton. Dan dalam rangka Bulan Film Nasional, film Perempuan Punya Cerita kembali ditayangkan.

Film pertama (Cerita Pulau) mengisahkan perjuangan seorang bidan yang menjadi tersangka aborsi dalam membela hak-hak seorang perempuan dengan keterbelakangan mental yang diperkosa oleh beberapa orang yang datang sebuah kota. Namun, karena status bidan tersebut masih menjadi tersangka polisi maka laporan pemerkosaan yang ia buat pada polisi pun tidak digubris sama sekali. Tidak hanya itu, di dalam film pertama ini pun digambarkan tentang ketidakberdayaan hukum melawan kekuasaan karena ternyata sang pemerkosa bisa lepas dari jerat pidana karena kemiskinan yang membelit si korban dan kelemahan hukum yang menyulitkan pembuktian.

Cerita kedua (Cerita Yoga) mengisahkan seorang perempuan SMA yang hamil dan harus berjuang meminta pertanggungjawaban karena ia disetubuhi secara bergilir oleh pacar dan teman-teman pacarnya. Aborsi sempat menjadi pilihan si perempuan hamil ini, namun ternyata ia membatalkan niatnya karena ternyata aborsi adalah sesuatu yang menakutkan dan menuntut salah satu lelaki yang menyetubuhinya untuk menikahinya.

Cerita ketiga (Cerita Cibinong) bercerita tentang seorang penyapu bar yang bercita-cita agar anaknya kelak bisa mengenyam pendidikan supaya tidak bernasib menjadi tukang sapu seperti dirinya. Si tukang sapu tersebut sebenarnya ingin menjadi seorang penyanyi, ia cukup tahu diri dan mengubur keinginannya tersebut hanya dengan cukup mengaggumi seorang penyanyi di tempatnya bekerja. Dan kemudian, masalah trafficking pun harus dihadapi oleh si tukang sapu dengan iming-iming terwujudnya cita-cita yang selama ini ia impikan.

Cerita keempat (Cerita Jakarta) mengisahkan seorang istri yang dituduh menyebarkan penyakit AIDS pada suaminya hingga suaminya meninggal dunia. Akibat dari peristiwa tersebut sang istri pun terpaksa harus kehilangan anaknya yang diambil paksa oleh neneknya karena sang nenek sudah tidak bisa percaya lagi padanya. Padahal perkara menyayangi dan merawat anak sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyakit apapun yang diderita sang istri.

Atheis, garapan Sumandjaja. Film yang dirilis pada tahun 1974 ini merupakan film ber-genre drama tragedi romantis yang dibintangi oleh aktris kawakan Christine Hakim dengan latar cerita jaman meledaknya nuklir di Jepang.

Cerita diawali dengan meledaknya bom nuklir di Hiroshima. Cerita ini mengisahkan seorang pemuda santri yang bekerja di sebuah perusahaan milik negara yang menikahi seorang perempuan yang berpaham moderen. Sesuai dengan judul yang diusungnya, Atheis, film ini pun menggambarkan perdebatan tentang paham moderen dan tradisional tentang eksistensi Tuhan. Akhir cerita pun ditutup dengan kematian tokoh dan teman-temannya yang dibunuh oleh tentara Jepang masih masih berkuasa di Tanah Air pada masa itu.

Next

Anak Perawan Di Sarang PenjamunPostcards From The Zoo, karya Edwin yang menjadi peserta dalam Berlinale Film Festival. Film ini bercerita tentang seorang anak yang ditinggalkan orangtuanya di kebun binatang hingga akhirnya anak tersebut tumbuh dewasa dan jatuh cinta dengan seorang pesulap muda yang beratraksi di kebun binatang.

Cerita yang banyak mengambil latar di kebun binatang memotret interaksi-interaksi antara manusia dengan hewan penghuni kebun binatang. Dan kabarnya, adegan-adegan inilah yang membuat film Postcards from The Zoo menjadi istimewa. Sebagai satu-satunya film Indonesia yang masuk ke dalam Berlinale Film Festival, rasanya kita nggak boleh melewatkan film yang satu ini. Terlebih momen Bulan Film Nasional dijadikan momen pemutaran perdana film ini di Indonesia.

Anak Perawan di Sarang Penjamun merupakan film yang diangkat dari sebuah novel karya Sutan Takdir Alisjahbana yang diterbitkan tahun 1941. Cerita yang ditulis dalam Anak Perawan Di Sarang Penyamun sebenarnya cerita roman biasa. Hanya saja saat filmnya dibuat, situasi perpolitikan Indonesia saat itu sedang memanas sehingga film ini diboikot karena dianggap mengandung paham komunis dan ditarik oleh Badan Sensor Film.

Setan Kredit. Rasanya nggak ada yang nggak familiar dengan judul film yang satu ini. Yup, Setan Kredit adalah salah satu judul film Warkop DKI yang booming pada masa kejayaannya. Film ini bercerita tentang misi Dono, Kasino, Indro yang berniat menyelamatkan seoarang anak yang dikabarkan hilang di hutan demi imbalan hadiah yang ditawarkan. Dalam perjalanan menyelesaikan misinya, ketiga sekawan ini mendapatkan godaan dari para penunggu hutan. Film ini bisa dibilang menjadi satu-satunya film Warkop DKI yang dipenuhi dengan scene hantu. Bisa kebayang nggak bagaimana scene hantu dibalut dengan lelucon Warkop DKI?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading