Sukses

Entertainment

Pengorbanan Happy Ending Imelda Therinne: Batal Kuliah, Menikah & Never Been Happier

Next

Imelda Therinne

I give up my future for something else

Kurang lebih dua tahun saya vakum karena menikah dan mengasuh anak. Sebenarnya itu bukan rencana awal saya, karena saya akan melanjutkan sekolah tingkat S2 jurusan entrepreneurship di Westminster College, Inggris. Sudah apply Visa, menyelesaikan paper sebagai syarat, diterima tapi baru hanya masuk di dalam daftar cadangan, telah bayar uang muka pula, lalu akhirnya benar-benar diterima, ternyata tiba-tiba diajak nikah oleh suami saya. Di menit-menit terakhir, ternyata dia berubah pikiran dan nggak terima kalau saya pergi jauh meninggalkan dia di Indonesia dan takut saya kepincut dengan orang lain di sana. Dia lalu berbicara kepada mama saya tentang niat menikah dan mama mendukung keputusannya untuk melamar saya dengan pertimbangan apalagi yang harus ditunggu. Saya sempat marah saat itu karena dia nggak berkomitmen dengan janjinya dulu, dia juga tahu bagaimana capeknya saya mempersiapkan mimpi saya ini. Sudah dapat major yang cocok, diterima di universitas yang bagus, “terpaksa” saya korbankan. Toh, setelah tahap ini kami akan membicarakan kelanjutan hubungan yang telah terjalin selama sembilan tahun itu.

Kemudian, saya mempertimbangkan ajakan menikah itu, mempertimbangkan saran mama, lalu sempat harus Shalat Istikharah juga untuk memantapkan hati dalam memilih, hingga akhirnya yakin bahwa memang menikah pilihan saya. Ternyata, nggak lama setelah kami menikah langsung diberikan keturunan. Alhamdulillah, ini pilihan yang benar karena saya nggak berkurang bahagianya walaupun rencana yang sudah susun berbeda jalannya. Ternyata pengorbanan saya nggak merugikan, karena memiliki anak itu nggak kalah belajarnya seperti kuliah, malah lebih bahagia. Sekarang saya bisa bilang, kalau sekolah bisa kapan saja tapi berkah memiliki anak itu luar biasa.

Next

 

Imelda Therinne

Saya perempuan tradisional dalam kemasan urban

Walau terlihatnya saya seperti perempuan modern dan bekerja di bidang yang dinilai kontroversial seperti ini, saya tetap orang Padang yang sejak kecil dapat didikan agama Islam cukup kuat dari keluarga saya dan memegang teguh itu. Saya tetaplah perempuan yang memegang nilai tradisi sebagai anak dan istri. Mama saya ngomong apa, saya pertimbangkan dan ikuti, salah satunya adalah soal menikah. Dalam hal saya dan suami, walau sudah seperti kakak adik karena saking lamanya kami pacaran, tetap saja banyak hal baru yang saya temui setelah kami menikah dan membutuhkan penyesuaian. Karena pernikahan ini terhitung ibadah, masing-masing dari kami harus bisa menerima kekurangan dan kelebihannya, termasuk harus bisa langsung menyelesaikan percekcokan daripada menunda membahas karena akan mengganggu aktivitas yang lain. Saya sadar benar kalau pernikahan adalah kerja keras, karena nggak ada satu pun pasangan yang benar-benar cocok. Untungnya saya masih punya agama, jadi ketika  saya sedang lemah atau sakit hati dengan pasangan, saya tetap bisa ingat kalau sedang menjalankan ibadah, senyum pada suami saja dihtung pahala. Saya selalu mencoba menyeimbangkan antara spritual dan realita saya dengan agama.

Next

 

Imelda Therinne

Tak ada Plan B dalam hidup saya

Setelah menikah dan langsung hamil, saya berpikir mungkin ini jalan saya untuk hanya jadi istri dan ibu. Ternyata, tawaran kerja dari dunia hiburan itu datang lagi. Para teman dan penggemar juga nggak mudah lupa dengan saya karena mereka masih intens menanyakan kapan saya akan kembali lagi dan memberikan dukungan. Jujur, itu motivasi yang sangat berarti, karena saya seperti selalu diingatkan untuk nggak “menyerah” begitu saja meninggalkan dunia ini. Singkat cerita, jadilah saya berkarier lagi, membintangi dua film dalam dua tahun terakhir ini, walaupun mengerjakannya sambil menyusui dan mengurus suami dan anak. Kalau menurut saya, ini bisa saya kerjakan tanpa mengganggu ritme kehidupan baru saya, karena passion saya memang di sini. Pekerjaan sekecil apapun, saya kerjakan dengan sungguh-sungguh dan dipikirkan jangka panjangnya agar nggak hanya berhenti sampai di situ saja. Saya selalu ingin bisa bekerja sama dengan insan-insan yang bagus di dunia film ini, yang membuat saya makin “nyantol” saja dengan dunia akting. Untuk seorang ibu rumah tangga seperti saya, memiliki pekerjaan di luar urusan rumah tangga itu sangat menyenangkan. Bahkan saya sempai nekat membawa bayi saya yang baru berumur 5 bulan saat itu untuk ikut kemana pun saya pergi bekerja.

Next

 

Imelda Therinne

Saya nggak banyak berubah    

Sebelum punya anak, saya memang termasuk orang yang teliti dalam menjaga bentuk tubuh, karena saya sudah berkecimpung di dunia model sejak usia muda. Saat sudah punya Imani, saya kemudian belajar makan makanan yang sehat dan lengkap dari anak saya, sehingga lama-lama pola hidup saya seperti Imani yang serba teratur dan seimbang. Sifat saya yang serba mandiri juga diaplikasikan ke mengurus anak. Saya sempat nggak menggunakan nanny dan mengurus semua keperluan suami dan anak sendiri, selain karena nggak percaya pada nanny, juga karena nggak ingin kehilangan ikatan ibu-anak. Dari dulu terbiasa mandiri, setelah tugasnya makin banyak, malah bisa dijalani dengan enteng dan senang hati. Berkah lain dari kemandirian ini adalah berat badan saya jadi mudah sekali turun dan nggak perlu usaha keras untuk mendapatkan bentuk tubuh seperti sebelum melahirkan. Saya jadi lebih mudah kembali ke dunia showbiz dan proses menguruskan tubuh bahkan jauh lebih ringan rasanya daripada saat remaja. Kini, saya bisa bilang kalau saya tetaplah Imelda yang idealis dan mandiri, tetapi dengan jalan pikir yang lebih dewasa dan family oriented.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading