Sukses

Entertainment

Peggy Melati Sukma Membuka Mulut tentang Pernikahan & Perceraian

Next

Peggy Melati Sukma

Cara saya memahami pernikahan

Pernikahan itu menurut saya harus dilihat dan diperlakukan sebagaimana kita mengelola sebuah lembaga. Alasannya, agar kita nggak menganggapnya hanya seperti take it for granted, harus dikelola dengan sebaik mungkin. Nalar saya adalah, bila komunikasi adalah elemen penting dalam sebuah rumah tangga, maka harusnya hal tersebut diperlakukan dengan intensif layaknya sebuah institusi memiliki agenda rapat kecil, rapat besar, rapat tahunan, dan berbagai agenda pertemuan lainnya yang bertujuan untuk mengomunikasikan pendapat dan ide antara atasan dan karyawan. "Saya harus berkomitmen untuk pernikahan sama kerasnya ketika saya berkomitmen mematuhi aturan kerja atau mengejar deadline."

Menurut saya, salah kalau cinta hanya didasarkan atas cinta, karena hubungan antara dua individu yang terlibat dalam pernikahan, harus terus dipupuk dan dipelihara layaknya sebuah tanaman hidup. Salahnya, nasihat itu terkadang diabaikan karena mengira pernikahan bisa berjalan dengan baik tanpa ada usaha. Pernikahan itu harus dikelola dengan baik dan sedemikian rupa layaknya sebuah institusi. Saya harus berkomitmen untuk pernikahan sama kerasnya ketika saya berkomitmen mematuhi aturan kerja atau mengejar deadline. Namun sayangnya, di era yang serba modern ini, saya atau siapa pun bisa saja lebih bisa berkomitmen untuk hal lain ketimbang pernikahan itu sendiri.

Next

 

Peggy Melati Sukma

Cara saya memahami perceraian

Sampai hari ini, terlepas dari kabar yang tersebar atau tidak tersebar tentang pernikahan saya terdahulu, saya selalu bilang bahwa mantan pasangan saya tersebut adalah laki-laki terbaik di luar dari laki-laki yang memiliki hubungan darah dengan saya, yang sudah saya pilih untuk menjadi pasangan dan imam untuk mengelola lembaga rumah tangga. Kenyataannya, saya bercerai juga dan sebenarnya saya nggak suka untuk membagi masalah pribadi ini kepada publik. Tapi, di sisi lain, saya merasa saya harus bisa membagi apa yang sudah saya lewati kemarin kepada perempuan lain, dengan mengeyampingkan isu pribadi. "Mantan pasangan saya tersebut adalah laki-laki terbaik."

Yang bisa saya bilang dari perceraian itu adalah, walaupun saya memutuskan untuk bercerai, bukan berarti saya menunjuk dia adalah pihak yang tidak berkomitmen dengan pernikahan ini. Saya lebih memilih untuk mengintrospeksi diri sendiri, karena siapa tahu jangan-jangan saya juga belum mengelolanya dengan baik hingga rumah tangga kami itu sampai di satu keadaan pemicu kisah-kisah yang lain timbul. Ya itu seperti orang ketiga dan lain sebagainya. Ketika sudah sampai di titik tersebut, saya sebagai perempuan harus berani bersikap.

Mengambil sikap tegas seperti bercerai sama sekali bukan didasari atas nafsu atau emosi, tapi dipikirkan dan diputuskan dengan akal dan hati agar saya bisa mempertanggungjawabkannya.

Setelah melewati perceraian, saya bisa bilang kalau tahap tersebut nggak harus disikapi dengan emosional atau diratapi berlebihan, kok. Saya malah menganggap itu berkah, karena saya mendapat kesempatan untuk mengevaluasi banyak hal dan membuat saya bisa menjadi lebih baik untuk melangkah lagi di kemudian hari.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading