Ifan Seventeen dan Kisah Tumor di Kepala yang tak Ada Gejala, Awalnya Seperti Pitak

Bismillah, Ifan Seventeen Minta Doa Jelang Operasi Pengangkatan Tumor di Kepalanya. (Instagram.com/ifanseventeen)

Fimela.com, Jakarta Ivan Seventeen baru saja menjalani operasi pengangkatan tumor yang bersarang di bagian kepalanya. Oleh dokter, dirinya sudah diperbolehkan pulang karena kondisi yang sudah membaik dan stabil.

Ifan pun membeberkan awal mula dirinya mengetahui tumor di kepalanya tersebut. Berawal saat dirinya memotong rambutnya lebih cepak. Pada saat itu, ia melihat ada bagian pada kepalanya seperti pitak.

"Jadi awalnya aku potong rambut agak pendek, terus kelihatan. Tadinya aku pikir itu pitak, pas aku pegang kok gede, dan lama-lama semakin membesar," ujar Ifan Seventeen di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

Baru Tahu

Bismillah, Ifan Seventeen Minta Doa Jelang Operasi Pengangkatan Tumor di Kepalanya. (Instagram.com/ifanseventeen)

Ifan Seventeen menambahkan bahwa dirinya baru mengetahui adanya tumor tersebut. Suami Citra Monica yang awalnya melihat seperti pitak, ternyata setelah dipegang adalah benjolan yang semakin membesar.

Ifan mengakui kalau masih kurang dari satu bulan ini mengetahui ada tumor yang bersarang di kepalanya. Dan saat tahu pun benjolan tersebut sudah lumayan membesar.

"Tahu itu (ada benjolan) baru sebenarnya, mungkin belum sampai sebulan kayaknya. Itu di kepalaku dan lumayan gede," lanjut Ifan Seventeen.

Tumor Jinak

Potret Ifan Seventeen Operasi Tumor, Citra Monica Jadi Istri Siaga (Sumber: Instagram/citra_monica)

Setelah melakukan konsultasi dengan dokter, diketahui bahwa benjolan tersebut merupakan tumor yang jinak. Hal ini pun membuatnya bersyukur karena belum terlalu berbahaya.

"Jadi memang ada benjolan di kepalaku, dan itu kategorinya tumor. Tapi alhamdulillah itu tumor jinak," paparnya.

Ifan juga mengaku bahwa selama tumor itu ada di kepalanya, ia tak merasakan gejala apapun. Karena tak taerlalu berbahaya, dokter juga mengatakan bahwa Ifan bisa saja tak melakukan operasi.

"Aku nggak ada gejala, nggak pusing, nggak gatal juga, tidak menyebabkan efek apa pun. Dokternya bilang, 'Ini nggak dioperasi juga nggak apa-apa, cuma lebih baik kalau dioperasi'," tutur Ifan.

Bom Waktu

Namun, karena Ifan menganggap bahwa tumor tersebut ibarat bom waktu yang bisa kapan saja mengancam nyawanya, ia pun memilih untuk melakukan operasi pengangkatan.

"Jadi pada saat itu juga aku memutuskan untuk dibuang saja, dioperasi saja, karena aku merasa kayak ini tuh bom waktu, ada ketakutan gitu. Takutnya yang tadi jinak nanti malah tidak jinak lagi, itu sih yang aku takutkan," tuturnya.