Sukses

Entertainment

Famestory Stephanie Poetri, Bangun Rasa Percaya dan Mencintai Diri

Fimela.com, Jakarta Kepercayaan diri jadi salah satu hal yang kerap jadi masalah dalam diri banyak orang. Latar serta pemicunya pun beragam dan tak sedikit yang akhirnya mengurungkan langkahnya untuk maju karena tak memiliki rasa percaya diri.

Bicara tentang percaya diri, penyanyi Stephanie Poetri punya cara sendiri untuk membangunnya dan membuat dirinya nyaman untuk melangkah. Kepada FIMELA, pelantun I Love You 3000 itu menyebut, hal pertama yang ia lakukan adalah meminta dukungan kepada orang-orang terdekatnya.

Soal alasan dirinya meminta bantuan untuk membangun kepercayaan diri, menurut penyanyi yang akrab disapa Meni itu, seringnya diri sendiri tak bisa melihat kebaikan dan kelebihan dalam diri, dan hal itu bisa dilakukan oleh orang lain untuk kenyadarkan dirinya. "Untuk membangun rasa percaya diri itu sebenarnya tinggal ngomong ke orang-orang yang aku cinta," kata Meni.

"Soalnya mama selalu tahu (harus) bilang apa ke aku biar aku nggak terlalu sedih atau malu atau apa. Begitu juga teman-teman aku, kakak aku. Buat kalian, jangan malu untuk minta orang lain membantu bikin kamu jadi percaya diri," ucapnya. "Karena terkadang apa yang mereka lihat dari kamu, kamu nggak bisa lihat itu di diri sendiri. Kalian bisa tanya ke yang lain apa yang disukai dari sosok kamu," jelasnya.

Selain bicara tentang percaya diri dan bagaimana Stephanie Poetri membangunnya, putri Titi DJ itu juga berbagi tentang bagaimana cara ia mencintai diri, yaitu dengan melakukan apa yang ia sukai. "Aku suka banget main game sama main voli, kalau di hari sabtu minggu di sana aku suka main voli di pantai dan aku sadar kalau aku nggak main voli sekali, aku langsung sedih," katanya bercerita.

Seiring dengan kesukaannya pada olahraga voli dan bermain game, Stephanie pun tak ingin akhir pekannya diganggu dengan pekerjaan. "Aku selalu bilang ke tim aku kalau Sabtu, Minggu boleh ya aku nggak kerja biar bisa main voli," katanya. Lebih lanjut menurut Stephanie, saat ia bisa memberikan pengalaman atau sesuatu yang baru untuk orang lain, hal itu menghadirkan kebahagiaan sendiri untuknya.

"Wah orangnya ini bisa mempelajari sesuatu yang baru atau mendapat sesuatu baru karena aku itu aku jadi kayak 'Wow I'm okay'. Jadi membantu orang lain sih menurut aku self love walaupun kan cuma untuk self tapi sebenarnya tidak, bisa juga untuk other people," jelasnya.

Selain bicara tentang rasa percaya diri dan caranya mencintai diri sendiri, Stephanie Poetri juga bercerita tentang pengalaman ya tinggal jauh dari orang tua, kebiasaan diri yang tak biasa, juga proses kreatif yang ia jalani dalam menciptakan sebuah karya, yaang semuanya terangkum dalam petikan wawancara berikut ini.

Karier

Merantau jauh ke Amerika tentu membuat Stephanie Poetri kaya akan pengalaman baru. Dalam sebuah kesempatan, kepada FIMELA, Stephanie pun bercerita tentang pengalaman kerja dan berkarya di negeri Paman Sam itu.

Bagaimana rasanya bekerja, berkarier, dan tinggal di Los Angeles?

Kangen tapi juga kayak saking sering kerjanya jadi lupa waktu. Ternyata sudah lama, tapi aku juga tahu ujung-ujungnya akan balik ke sini (Indonesia) sih jadi yang penting bisa menunggu.

Sudah ada banyak panggung yang kamu singgahi, masih suka nervous nggak sih?

Kalau tampil sih mungkin tetap masih nervous, takut jatuh, takut lupa lirik atau ini itu. Tapi jujur saja sekarang aku jauh lebih lebih senang sih, lebih excited daripada nervous. Aku juga mikir ya kalau jatuh, kalau ada kesalahan kita ketawain saja ya. Jadi aku sekarang verry excited tapi tetap ada sedikit (nervouse) gitu ya.

Sebagai seorang penyanyi mungkin kamu ingin tahu apa yang penonton harapkan. Tapi sebagai penyanyi, apa yang kamu harapkan dari penonton?

Ada berapa sih, salah satunya aku pengen lihat semua orang ngebantu each other dan support semua penyanyi. Soalnya kadang-kadang misalnya aku perform terus mereka tahu lagu aku, tapi giliran aku selesai, mereka langsung pada pergi. Semoga semua orang bisa support semua artis yang tampil.

Berkarier di Amerika Serikat, sebagai musisi perbedaan apa yang kamu rasakan jika dibandingkan saat berkarya di Indonesia?

Nggak jauh beda sih sebenarnya tapi semua orang bertalenta banget, terus penuh dengan passion, mungkin untuk musik lebih lebih spesifik keinginannya. Jadi banyak kesamaannya di sini sama di sana.

Orang kalau suka musik jauh lebih passion gitu dalam pekerjaannya dan banyak juga bikin koneksi, bikin pertemanan dalam pekerjaan misalnya kita kan kayak punya hobinya musik barengan kan itu sih jadi sebenarnya nggak jauh juga.

 

Dalam proses kreatif, biasanya berapa lama kamu bisa menghasilkan sebuah karya?

Jadi kebanyakan dari lagu aku itu, apalagi yang baru-baru, terinspirasi oleh kisah nyata, tapi aku juga coba masukin hal-hal yang mungkin aku nggak bisa terlalu relate karena lama-kelamaan kalau lagu cinta ya sama aja semua gitu. Jadi aku coba kasih hal yang baru di ceritanya. Makanya semua lagu aku sekarang kebanyakan lagu senang, soalnya aku nggak terlalu merasa heart break sekarang.

EP kamu kolab dengan banyak musisi, lagu mana yang paling berkesan?

Oh To Be in Love. Dan aku nulis lagu itu sendiri saat pandemi, terus aku senang dengan lagunya. Aku ingin ada laki-laki nyanyi bareng dan jujur itu lagu favorit yang pernah aku tulis, bukan hanya karena melodinya seru, tapi juga karena aku benar-benar nulis sendiri di kamar waktu lagi bosan nggak bisa keluar rumah, jadi bener-bener dari hati.

Peran Titi DJ dalam Karier

Soal lagu Breakfast in Bed, sepertinya itu sangat menggambarkan hari libur kamu. Apa yang sebenarnya ingin kamu sampaikan lewat lagu tersebut?

Ingin santai saja gitu kalau lagi Sabtu-Minggu, tidak kerja, tidak sekolah, jadi pengennya santai saja dan itu seakan-akan menceritakan bahwa, mungkin kalau lagi hari kerja kita bisa stress atau capek, lalu kita bikin banyak plan untuk weekend tapi pas weekend dan kalau udah punya kekasih kita enaknya tuh kita santai aja, kita nggak harus pergi ke mana-mana. Jadi itu tentang hal paling enak itu, hanya bersantai di rumah bersama orang yang kalian cinta.

Berkaca dari pengalaman sendiri?

Of course, karena aku paling suka makan di kasur walaupun harus hati-hati kalau nggak banyak semut datang.

Setelah tinggal di Los Angeles, apa yang menurut kamu paling menyenangkan hidup di sana?

Kalau mau beli apa-apa tinggal jalan, karena semuanya sangat dekat. Mereka bilang LA macet, mereka pasti tidak pernah ke sini ya. Padahal nggak terlalu macet, 15 menit itu bisa cukup untuk mencapai lokasi yang dituju. Masjidnya dekat.

Apa yang biasanya kamu rindukan dari Mama?

Sebenarnya aku dan mama sering ngobrol sih, jadi kita santai saja. Kangennya karena dari kecil aku paling dekat sama Mama, terus banyak hal yang kita suka lakuin bareng. Aku dari dulu suka banget antar mama kerja.

Kalau Sabtu-Minggu kita sukanya duduk nonton film, makan, jadi kangen sih hal-hal kecil yang kita nggak sadar kehilangan pas pergi. Mama dalam 2 tahun ini sudah menemukan banyak hobi yang baru. Jadi aku senang banget datang-datang dia banyak ceritanya. Jadi aku merasa 'wow banyak hal yang aku pelajari dari dia'.

Apa yang biasanya kamu lakukan saat kangen Mama?

Teleponan karena aku suka teleponan, time zone-nya aman lah. Kita memang sering telepon bareng keluarga, seru, ada meeting gitu juga.

Mama itu ekspresif lihat kamu bisa karier di LA, apakah kamu merasa udah bikin mama bangga?

Oh wow, itu bisa tanya ke dia, tapi semoga Mama bangga sih, karena kata mama ke semua anak-anaknya gini 'nggak harus jadi orang kaya banget' yang penting senang dan ngebantu orang lain.

Aku juga ingin membantu lebih banyak orang lagi, soalnya Mama tuh sering banget ngebantu, makanya dia juga bantu aku belajar cara bermusik. Jadi mungkin di masa depan aku bisa ngajarin lebih banyak orang lagi juga.

Seberapa besar pengaruh mama dalam karier kamu?

Paling berpengaruh sih. Pas aku bikin I Love You 3000 itu aku nggak bermaksud untuk bikin seserius itu, tapi mama kayak 'Meni aku suka banget lagunya, kita rekam beneran yuk, kita edit videonya beneran yuk'. Terus aku kayak 'Aduh males deh ma' kata mama jangan setengah-setengah. Jadi ya menurut aku tanpa (dorongan Mama) mungkin lagunya nggak akan bisa segede sekarang, jadi dia sangat berpengaruh.

Sudah menjajaki karier musik hingga ke Amerika, apa lagi yang ingin kamu capai?

Aku ingin lebih banyak nulis, karena aku orang yang suka nulis lagu. Aku juga ingin fokus jadi penulis untuk orang lain dan belajar jadi produser, sebenarnya sudah belajar tapi kurang fokus. Semoga bisa jadi produser dan produce lagi sendiri suatu hari. Kita nggak tahu, mungkin suatu hari.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading