Sukses

Fashion

Sejarah Fashion Harajuku yang Semakin Meredup, Diplesetkan jadi Haradukuh di Citayam Fashion Week

Fimela.com, Jakarta Salah satu persamaan Harajuku di Jepang dengan Haradukuh di Jakarta adalah sama-sama nama lokasi di sekitar stasiun. Jika Harajuku mengacu pada area di sekitar Stasiun Harajuku Tokyo, yaitu antara Shinjuku dan Shibuya, Haraduku bertempat di kawasan Stasiun KRL dan MRT Dukuh Atas.

Apa, sih Haradukuh? Istilah tersebut dicetuskan oleh Menparekraf Sandiaga Uno melihat fenomena Citayam Fashion Week hangat yang viral beberapa waktu belakangan ini. Haradukuh sendiri merupakan plesetan dari Harajuku, yaitu gaya jalanan remaja Jepang dan area berkumpulnya para ABG dengan pakaian nyentrik dan eklektik. 

Melansir dari yoair.com, fashion Harajuku berasal dari budaya remaja Jepang yang pada akhirnya juga diklaim sebagai simbol semangat pemberontakan. Sayangnya, fashion Harajuku yang paling terkenal di dunia tersebut perlahan mulai memudar, mengapa hal itu bisa terjadi? 

Fashion Harajuku pernah menjadi tren di era 90an dan awal 2000-an. Namun, keberadaannya sudah dapat ditelusuri sejak awal tajun 80an, di mana artis jalanan dan para remaja berpakaian paling nyentrik dan eklektik berkumpul saat lalu lintas di Omotesando ditutup pada hari Minggu.

Hinga akhirnya tempat lahir eksentrisitas fashion Harajuku dengan subkelompok remaja tersebut luar biasa inventif dan meledak pada tahun 90an.

 

 

Semangat yang Dibawa Harajuku

Mode Harajuku tidak memiliki standar tren tertentu. Dalam sejarahnya, fashion yang dibawa adalah campuran dari banyak subkultur Jepang yang membebaskan siapa saja berkreasi.

Gaya busananya biasanya dikategorikan dalam mode lolita, mode ganguro, model visual kei, mode yamanba atau manba, dan mode punk. Fashion Harajuku bukanlah tentang gaya yang mainstream yang melenceng dari gaya street fashion karena akar dan pedoman mereka adalah kebebasan mengekspresikan diri.

Selain itu, kebanyakan dari anak-anak muda Harajuku tidak mampu membeli pakaian dari merek-merek mewah untuk gaya harian mereka. Namun mereka bisa membuat fashionnya sendiri dari elemen apapun yang disukai dan bisa melanggar norma bersama-sama yang menjadi konsep fashion Harajuku.

Fashion Harajuku Meredup  

 

Menurut fotografer perintis Aoki Choichi, street fashion Harajuku perlahan meredup. Aoki Shoichi yang mengelola majalah street fashion bernama FRUiTS tersebut pernah menjadi sangat berpengaruh untuk mendokumentasikan gaya pakaian Harajuku. 

Ia mempercayai jika mode Harajuku adalah revolusi mode di Jepang pada akhir 1990-an. Namun, ia menutup majalah tersebut di tahun 2017. Lalu apa penyebabnya? 

Salah satu alasan terbesarnya adalah pemerintah memberikan izin lalu lintas di daerah cikal bakal Harajuku Fashion. Lalu lintas tempat berkumpulnya para anak-anak muda kreatif ini disabotase dan mereka kehilangan tempat untuk eksis menampilkan diri.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading