Mengenal Pesona Kain Tajung, Tenun Asli Asal Sumatera Selatan lewat Koleksi Ready To Wear Rancangan Desainer Lokal

Putroh diminta untuk mengolah Kain Tajung yang awalnya berfungsi sebagai kain tradisional yang digunakan untuk upacara-upacara khusus, menjadi pakaian siap pakai. Gelaran fashion show ini bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap penggunaan kain tradisional sebagai suatu hal yang kuno.

"Kainnya sendiri kan motifnya kotak-kotak, jadi di benak kita itu seperti sarung yang biasanya dipakai sebagai bawahan. Di sini, aku main di potongan bajunya, dibuat blazer, cropped jacket, diberi sentuhan bordir, atau manik-manik dari mutiara, dan dipadu dengan denim atau jeans," jelas Putroh.

Febrita Lustia Herman Deru juga mengamini bahwa kolaborasinya dengan Putroh ini merupakan salah satu langkah mempromosikan warisan budaya, khususnya budaya dari daerah Sumatera Selatan. Agar kain tradisional tak hanya dikenakan di acara tertentu saja, tapi juga keseharian dengan nuansa yang baru.

"Kami ingin agar kain tenun ini tidak hanya bisa dipakai di upacara tertentu dan hanya untuk laki-laki, tapi juga perempuan untuk acara santai sekalipun," ujar Febrita.

Menariknya, Kain Tajung memang hanya terdapat di Palembang, Sumatera Selatan. Dan melihat dari proses pembuatannya yang satu per satu menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), tidak heran jika kain tenun memang cenderung mahal.

"Dari kainnya sendiri memang sudah mahal, jadi untuk koleksi ini memiliki range harga dari Rp1,5 juta-Rp4,5 juta," ungkap Putroh kepada Tim FIMELA.