Sukses

Fashion

Sandyakala Smara, Ungkapan Cinta Denny Wirawan untuk Batik Kudus Setelah Perjalanan Sewindu

Fimela.com, Jakarta Tak terasa sudah sewindu perjalanan desainer Denny Wirawan bersama Bakti Budaya Djarum Foundation berkreasi dan berkarya. Ungkapan cinta Denny Wirawan terhadap Batik Kudus diperbaharui dengan sebuah pagelaran busana yang menampilkan koleksi terbaru bertajuk Sandyakala Smara di Kudus, Jawa Tengah.

Pertunjukkan busana itu dihadirkan dengan membawa kembali pulang Batik Kudus ke kota asalnya yang juga dijuluki sebagai Kota Kretek. Nuansa magis menyelimuti pertunjukkan yang mengambil lokasi di Rumah Adat Kudus Yasa Amrta yang memiliki gaya arsitektur khas Joglo Pencu.

"Setelah 8 tahun perjalanan yang luar biasa, dengan bangga kami membawa Batik Kudus kembali ke akarnya, ke kota Kudus yang dikenal sebagai Kota Kretek, untuk perayaan penuh makna dan inspirasi," kata Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Bagi Denny Wirawan, koleksi Sandyakala Smara tak hanya sekadar busana, namun juga sebuah perjalanan budaya dan kreativitas yang mempertemukan antara masa lalu dan saat ini dengan harmoni. Kebangkitan batik Kudus tak terlepas dari pembinaan yang dilakukan Bakti Budaya Djarum Foundation kepada sejumlah pengrajin sejak 2010. Di 2015, Denny Wirawan digandeng oleh Bakti Budaya Djarum Foundation untuk turut mengangkat batik Kudus lewat sentuhan unik dan inovatif.

 

Dibagi jadi tiga babak

Pagelaran Sandyakala Smara dipresentasikan dalam tiga babak yang menampilkan Ready to Wear Deluxe dan Ready to Wear Premium. Di babak pertama, Denny Wirawan menghadirkan Mahajana dengan keelokan kebaya dan kain Batik Kudus.

Babak Mahajana mengambil ciri khas gaya peranakan Tionghoa di era 1930-1950an. Kebaya encim dan batik Kudus dibuat tanpa potongan dengan berbagai motif klasik yang diolah dalam desain yang lebih modern, segar, dan kekinian.

 

Babak kedua

Di babak kedua bertajuk Asmaradana, Denny Wirawan mengambil inspirasi dari kebangkitan industri di Tiongkok pada 1920an. Denny Wirawan menjadikan Batik Kudus dalam rangkaian koleksi Ready to Wear Deluxe yang memikat dengan potongan crop top dan gaun panjang yang memancarkan keanggunan. Bawahannya pun tak luput dari perhatian dengan full skirt berpinggan tinggi dan pantalon yang indah dan inovasi.

Sementara di babak ketiga disebut Layar Sutera yang menampilkan keanggunan di masa kejayaan negeri Tiongkok di masa lalu. Penonton yang hadir dibawa travelling dengan keindahan motif khas Tiongkok dalam helaian kain Batik Kudus.

 

Babak ketiga

Sederet koleksi yang dihadirkan menampilkan siluet gaun malam, gaun panjang, mantel panjang, dengan tambahan aksen bordir, payet, detail tiga dimensi menambah keindahan karya adibusana tersebut. Tak ketinggalan koleksi perhiasan dari EPA Jewel, seperti termasuk cincin, gelang, anting-anting, dan kalung yang membawa kita pada perjalanan imajinatif kembali ke masa kejayaan kerajaan Tiongkok.

Setiap babak bertabur motif flora dan fauna khas peranakan, seperti naga, phoenix, awan, burung Hong, kupu-kupu, ayam, bunga Krisan, Asteria, Lotus, Peonie, dan yang didominasi warna pastel dan warna-warna tradisional Tiongkok seperti merah, kuning, dan hijau yang menawan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading