Sukses

Fashion

Gelombang Asia di Dunia Fashion, Kini Selebriti Asia Jadi Ikon Brand Mewah Dunia dari Artis Korea hingga Thailand

Fimela.com, Jakarta Sudah sejak lama selebriti atau model Hollywood menjadi brand ambassador brand luxury fashion hingga perhiasaan. Namun, beberapa tahun ini wajah-wajah artis Asia lebih sering muncul di kampanye-kampanye brand-brand luxury.

Selebritis Asia akhirnya mendapatkan tempat menjadi “wajah” brand-brand luxury khususnya Eropa. Misalnya saja, keempat anggota Blackpink menjadi brand ambassador dari masing-masing brand mewah misalnya Jennie bersama Chanel, Jisoo dengan Dior, Rose bersama Saint Laurent, dan Lisa menjadi brand ambassador berbagai brand mewah seperti Louis Vuitton dan Perhiasaan mewah, Bvlgari.

Bahkan, setiap musim baru atau koleksi terbaru banyak brand luxury yang menjadikan artis asia sebagai kampanye, terbaru Song Yuqi artis asal Tiongkok yang berkarir di Korea Selatan pun menjadi model di koleksi terbaru Tory Burch pre fall 2025.

Memanfaatkan pasar global lain yang menjanjikan tampaknya menjadi prioritas yang semakin meningkat bagi merek-merek mewah, khususnya karena penjualan barang mewah di pasar seperti AS sedang lesu.

Dior memamerkan koleksi musim gugurnya di gurun Giza dengan piramida paling terkenal di Mesir sebagai latar belakang pertunjukan. Dior juga menyelenggarakan peragaan busana bersejarah di Mumbai yang menarik sejumlah selebritis terkenal ke India.

Salah satu tonggak awal artis Asia menjadi brand ambassador ketika G-Dragon dari BIGBANG ditunjuk sebagai duta global Chanel pada tahun 2016. Langkah ini membuka jalan bagi banyak idola K-pop lainnya untuk menjadi wajah merek-merek mewah dunia.

Sejak itu, banyak artis Asia yang diangkat sebagai brand ambassador global, termasuk Lisa BLACKPINK untuk Celine dan Bvlgari, serta Jaehyun NCT untuk Prada.

Saat ini, tampaknya jika merek mewah tidak memiliki duta dari negara Asia; mereka akan ketinggalan zaman atau kehilangan banyak konsumen.

Faktor-Faktor Pendorong Brand Luxury Menggunakan Brand Ambassador Selebritis Asia

Melansir TIME, Kyoung Eun Rhee, mantan editor mode di majalah Elle dan penata gaya bagi para aktor muda Korea mengatakan rumah mode mewah memandang Seoul sebagai kota trendi karena kota ini memiliki suasana yang muda dan energik.  Meskipun budaya Korea pernah memiliki pengikut yang sedikit, media sosial telah memberi para artis platform yang lebih besar, yang memungkinkan mereka membangun basis penggemar utama dari kaum muda.

"Generasi muda global tersebut membuat rumah mode mewah fokus pada K-pop. Kaum muda di seluruh dunia suatu hari nanti akan menjadi basis pelanggan utama mereka, jadi memiliki pasar di berbagai negara ini adalah kuncinya,” kata Kyoung. 

Kyoung mengatakan brand ambassador yang tepat dapat membuat produk mewah tampak terjangkau bagi warga muda di seluruh Asia, daripada aset yang hanya diperuntukkan bagi generasi yang lebih tua. Dengan demikian, bintang K-pop menjadi semakin terlihat dalam kampanye merek mewah, dengan Blackpink, salah satu grup wanita paling populer di dunia, bekerja sama dengan Celine, Chanel, Dior, dan Saint Laurent. Bahkan, brand seperti Gucci dan Prada mengadakan acara di Korea untuk koleksi terbaru. 

“Penelitian memberitahu kita bahwa industri hallyu telah menjadi daya tarik utama bagi pariwisata ke Korea, khususnya pariwisata antar-Asia, yang cenderung diwujudkan dalam tur kelompok besar yang terorganisasi dengan baik,” Mary Ainslie, seorang profesor asosiasi di University of Nottingham Ningbo China Campus yang mengkhususkan diri dalam budaya dan media Asia Tenggara, mengatakan kepada TIME.

Tak hanya Korea Selatan, melansir pasar Tiongkok sebagai satu-satunya ekonomi utama yang mengalami pertumbuhan positif tahun lalu – di tengah pandemi, tidak kurang (terima kasih "pengeluaran balas dendam" untuk itu) – masuk akal mengapa merek-merek mewah ingin bekerja sama dengan nama dan wajah yang dapat mendorong penjualan lebih jauh.Pada saat yang sama, Tiongkok memiliki infrastruktur e-commerce yang matang yang memungkinkannya untuk melayani pembelian daring sesuai permintaan konsumen, terutama ketika toko-toko ritel terpaksa tutup.

Selain meluncurkan toko virtual di Tmall, pasar daring B2C milik Alibaba Group, merek-merek menggunakan platform media sosial seperti Douyin (versi TikTok Tiongkok) dan Weibo untuk meningkatkan kehadiran daring mereka dan menargetkan konsumen Tiongkok yang lebih muda.

Salah satu strategi yang terbukti ampuh untuk meningkatkan publisitas dan kredibilitas dengan konsumen Milenial dan Gen Z adalah melalui selebritas yang mereka ikuti, oleh karena itu diperlukan lebih banyak duta merek di Tiongkok. Misalnya, penunjukan Liu Yifei baru-baru ini sebagai wajah Louis Vuitton mendapat dukungan luar biasa di Weibo, dengan para penggemar menunjukkan dukungan mereka untuk aktris Mulan tersebut dengan membagikan struk pembelian mereka dari merek tersebut. Liu Yifei juga menjadi brand ambassador merek Bvlgari bersama artis asia lainnya, Priyanka Chopra yang berasal dari India. 

Penjualan Brand Luxury Selalu Meningkat di Asia

Melansir firstclasse.com.my, pada tahun 2019, McKinsey & Company merilis laporan yang memproyeksikan bahwa Tiongkok akan menguasai 40% penjualan barang mewah global pada tahun 2025. Laporan terpisah oleh Global Times menunjukkan bahwa negara tersebut sudah menuju ke arah itu, dengan pangsa pasar globalnya meningkat dua kali lipat dari 11% pada tahun 2019 menjadi 20% tahun lalu.Sebelum pandemi, orang Korea biasanya melakukan pembelian barang mewah di luar negeri, karena merek cenderung menawarkan harga yang lebih baik di negara lain, tetapi hal ini menjadi sulit selama pandemi dan permintaan barang mewah mulai meningkat, Korea JoongAng Daily melaporkan. 

Angka Morgan Stanley yang dilaporkan oleh CNBC menunjukkan bahwa orang Korea Selatan menjadi pembelanja produk mewah per kapita terbesar di dunia ($325) pada tahun 2022, melampaui Jepang ($280) dan China ($55).

Pada tahun 2022, tiga merek mewah besar—Hermès, Chanel, dan Louis Vuitton—meraup penjualan sekitar 4 triliun won ($2,98 miliar) di Korea pada tahun 2022, dengan merek terakhir menjadi merek dengan kinerja terbaik di negara tersebut, Korea JoongAng Daily melaporkan. Publikasi tersebut menambahkan bahwa Louis Vuitton, yang membuka toko pertamanya di Seoul pada tahun 1991, mencatat laba bersih sebesar 380 miliar won ($283,8 juta).

“Memanfaatkan citra ke-Korea-an oleh merek-merek mewah memberikan hubungan khusus dengan kosmopolitanisme dan Asiaisasi, gagasan menjadi warga dunia namun tetap kokoh di kawasan Asia,” kata Ainslie.

Melansir Vogue, platform pemasaran influencer Lefty menganalisis lebih dari 3.000 influencer Instagram dengan masing-masing lebih dari 10.000 pengikut, menghitung pengeluaran iklan yang setara — yang dikenal sebagai earned media value (EMV) — dari konten mereka yang terkait dengan Cannes. Secara keseluruhan, festival edisi 2025 menghasilkan $203 juta dalam EMV di Instagram, lebih dari dua kali lipat dari $86,3 juta yang tercatat pada tahun 2024.

Mode sekali lagi menjadi kategori dengan kinerja terbaik, menghasilkan $77,2 juta dalam EMV, diikuti oleh kecantikan sebesar $68,9 juta dan perhiasan sebesar $56,8 juta.Gucci muncul sebagai yang berkinerja terbaik dengan EMV sebesar $12,6 juta. Kontributor yang signifikan adalah aktris India-Inggris Alia Bhatt, yang tiga kali tampil di Festival Film Cannes mengenakan merek Italia tersebut menghasilkan $4,7 juta. Khususnya, ia mengenakan sari Gucci pertama kalinya pada upacara penutupan. "Dampak berantai dari ini akan menjadi gila. Seperti, siapa berikutnya?" komentar Diet Paratha, agensi kreatif terkemuka untuk budaya Asia Selatan, pada sebuah unggahan Instagram yang menerima lebih dari 16.000 like.

Artis Thailand Mulai Dilirik Menjadi Brand Ambassador

Bukan hanya sebatas Asia Timur, brand mewah juga mulai melirik selebritis Asia Tenggara. Misalnya saja, bintang Thailand mulai menjadi “wajah” dari sebuah brand, mereka sering menjadi barisan depan di pekan mode dan menghadiri acara bergengsi seperti MET Gala.

Bukan hanya Lisa Blackpink, Bright Vachirawit dari Burberry dan  beberapa selebriti Thailand teratas sebagai duta merek yang akan mendominasi dunia mode. 

Tontawan Tantivejakul, seorang aktris dan model asal Thailand, terkenal karena peran utamanya dalam F4 Thailand: Boys Over Flowers (2021). Sejak debutnya, ia telah tampil dalam video musik dan membintangi beberapa serial. Meskipun baru saja terjun ke dunia hiburan, Tontawan telah dengan cepat mengukir namanya di dunia mode. Ia sangat mengenal merek-merek mewah, karena pernah berkolaborasi dengan Burberry, Prada, Miu Miu, dan Chanel.

Metawin Opas-Iamkajorn merupakan tokoh terkemuka di berbagai acara mode dan telah menjadi bintang iklan untuk beberapa merek papan atas, termasuk Gucci, Louis Vuitton, dan Omega. Tahun lalu, sang aktor tampil di Singapura, bergabung dengan para selebritis lokal seperti Iman Fandi dan Benjamin Kheng untuk merayakan peluncuran koleksi perhiasan Tiffany Lock yang baru. 

Dan masih banyak lagi artis-artis Thailand yang menjadi bintang brand luxuruy. Tren ini diperkirakan akan terus berkembang, dengan semakin banyak merek yang menggandeng artis Asia untuk memperkuat posisi mereka di pasar global.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading