Fimela.com, Jakarta Sebagai istri dari Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, Tina Astari tampil mencuri perhatian dengan gaya busana tradisional nan elegan yang merepresentasikan kecintaannya pada budaya sekaligus profesionalisme dalam mendampingi sang suami dalam berbagai agenda resmi. Sosoknya bukan hanya dikenal sebagai aktris senior, tetapi juga figur publik yang aktif dalam pemberdayaan perempuan, pelaku UMKM, dan industri kreatif lokal.
Lahir di Surakarta pada 19 Agustus 1979, Tina menapaki kariernya di dunia seni peran lewat sejumlah judul film dan sinetron, seperti Lari dari Blora, The Promise, Roman Picisan, dan FTV populer seperti Pintu Berkah. Setelah sempat vakum dari layar kaca karena fokus pada keluarga, Tina kini juga aktif sebagai Ketua Bidang Kemitraan di Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan tergabung dalam Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG). Ia pun menjalankan dua brand kecantikan miliknya, Larina dan Freshporia.
Advertisement
Kerap Tampil Pakai Kebaya
Kiprahnya di berbagai kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM turut memperlihatkan konsistensinya mengangkat citra perempuan Indonesia melalui wastra dan kebaya.
Dalam berbagai penampilan, gaya Tina selalu mengutamakan unsur lokal yang dipadu secara modern, menjadi referensi fashion yang tak hanya cantik tapi juga sarat makna budaya.
Salah satu tampilan yang mencuri perhatian adalah saat Tina tampil anggun dalam kebaya kutubaru velvet warna hitam, yang dipadukan dengan obi jumputan merah dan rok batik cokelat klasik. Gaya ini semakin sempurna dengan aksesori kalung mutiara, memperkuat kesan tradisional yang mewah.
Tenun untuk Office Look yang Elegan
Tak melulu mengenakan kebaya, Tina juga tampil memesona dalam balutan blazer bermotif tenun yang dipadankan dengan kemeja putih dan celana loose.
Gaya ini menunjukkan bagaimana wastra Nusantara bisa tampil formal, modern, dan profesional, cocok untuk inspirasi busana kerja maupun acara resmi.
Untuk tampilan semi formal yang tetap anggun, Tina memilih long sleeve top hitam yang dipadukan dengan maxi skirt dan selendang batik, membuktikan bahwa busana etnik bisa tampil fleksibel namun tetap stylish. Sementara itu, penampilannya dengan tunik kebaya dan rok batik motif parang lengkap dengan selendang senada menjadi representasi sempurna dari sosok perempuan Indonesia yang mencintai tradisi namun tetap relevan dengan gaya masa kini.
Gaya Tina Astari bukan sekadar pilihan busana, melainkan bentuk konsistensinya mengangkat budaya lokal dan UMKM lewat personal style yang khas. Sebuah inspirasi nyata bagi perempuan Indonesia untuk bangga mengenakan wastra dalam kehidupan sehari-hari, baik di ruang keluarga, bisnis, hingga diplomasi budaya.