Davika Hoorne Tampil Dramatis dalam Gaun ‘Cipratan Cat’ Karya Robert Wun di Paris Couture Week

Fimela.com, Jakarta Paris kembali menjadi panggung magis bagi para pecinta mode, dan musim haute couture kali ini terasa seperti babak baru dalam dongeng sartorial yang penuh imajinasi dan intensitas emosional. Di antara pertunjukan penuh makna yang menggugah, aktris dan model Thailand Davika Hoorne mencuri perhatian dengan penampilannya yang dramatis dan artistik di Théâtre du Châtelet, mengenakan karya mencolok dari desainer avant-garde Robert Wun.

Dalam suasana teatrikal yang nyaris surealis, Davika tampil seperti karakter yang baru keluar dari kanvas lukisan ekspresionis. Ia mengenakan bodysuit berkerah tajam dengan efek splatter biru mencolok, seolah disiram cat dalam satu gerakan spontan yang penuh energi. Gaun tersebut tak hanya menonjolkan siluet tubuhnya secara elegan, tapi juga menyampaikan pesan visual yang kuat: keindahan bisa lahir dari kekacauan.

TERKAIT: Begini Gaya 6 Selebritis Tanah Air Foto Berdampingan dengan Davika Artis Asal Thailand saat di Indonesia

TERKAIT: Davika Hoorne, Aktris Asal Thailand Hadirkan Koleksi Kolaborasi Bersama Brand Tas Indonesia Voneworld

Topi Lebar untuk Kesan Drama

Sentuhan drama diperkuat oleh aksesori berupa topi lebar dan sarung tangan panjang senada, yang juga dibubuhi efek cipratan cat serupa. Penampilannya tampak seperti puisi visual yang kontras dengan latar bangku teater berlapis beludru merah marun, menjadikan Davika sebagai figur sentral dalam narasi haute couture yang penuh simbolisme dan eksperimen artistik.

Koleksi Robert Wun kali ini memang mengusung tema “theatre of disaster”, menyatukan ketegangan antara keindahan dan tragedi dalam medium fashion. Dengan potongan yang presisi dan detail yang menyerupai jejak-jejak luka, Wun membingkai kisah tentang kehancuran, kemarahan, dan ketabahan melalui mode. Gaun Davika adalah manifestasi dari tema itu: sebuah busana yang tak hanya dikenakan, tapi juga dirasakan.

Penampilan Davika Hoorne menjadi salah satu momen yang paling menggetarkan dalam Paris Couture Week. Ia bukan sekadar menjadi muse untuk Robert Wun, tapi juga simbol dari bagaimana mode bisa menjadi ruang untuk menyuarakan ekspresi yang kompleks, kadang indah, kadang menyakitkan, tapi selalu memikat.