Koleksi Perhiasan Edisi Terbatas Tulola yang Terinspirasi oleh Persona Putri Marino, Dihiasi Aksen Anyaman Penuh Makna

Fimela.com, Jakarta Tulola Jewelry kembali merayakan filosofi budaya lewat karya perhiasan yang sarat makna. Tahun ini, Tulola menggandeng aktor dan bintang kenamaan Putri Marino dalam peluncuran koleksi art-wear terbaru bertajuk "Identitas" yang menjadi bagian dari perayaan tahunan Kawan Nusantara. Melalui kolaborasi ini, Putri Marino tak hanya tampil sebagai wajah dari koleksi, tetapi juga ikut menyelami dan menafsirkan tema besar "Identitas" lewat perjalanan personalnya.

Dalam pandangan Putri, identitas adalah proses tumbuh, bagaimana seseorang membentuk dan dibentuk oleh komunitas, serta bagaimana ia menjalani kemerdekaan pribadinya. Proses ini kemudian diinterpretasikan Tulola menjadi koleksi Komunitas, yang terdiri dari 5 art-wear dan 6 signature items yang menggambarkan karakter Putri Marino: hangat, jujur, dan berakar pada nilai kebersamaan.

Ciri khas dari koleksi Komunitas adalah penggunaan aksen anyaman sebagai simbol keterikatan antar manusia dan pentingnya menjadi bagian dari satu kesatuan. Teknik anyaman yang digunakan juga merupakan warisan dari para leluhur Nusantara, menjadikannya tidak hanya estetis, tetapi juga kaya makna.

“Karakter Putri itu jujur, nggak sungkan mengakui masih harus belajar, dan dia punya ketulusan. Hal itu yang menarik untuk kami tampilkan dalam karya,” ungkap Happy Salma, Founder & Creative Conceptor Tulola kepada FIMELA (31/8). Ia juga menambahkan, “Saya merasa kita bisa bertumbuh jika saling menginspirasi satu sama lain. Kolaborasi ini jadi ruang saling tumbuh itu, ” kata dia.

Selain koleksi Komunitas yang terinspirasi langsung dari Putri Marino, Tulola juga mempersembahkan total 41 item perhiasan dalam koleksi “Identitas”, terdiri dari anting, bros, sirkam, kalung, gelang, dan tujuh item One of A Kind. Semua dibuat melalui kerja tangan penuh ketelitian dan teknik seni perhiasan adiluhung khas Nusantara.

TERKAIT: Identitas yang Dihidupkan dengan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Perayaan Kreatif TULOLA

Empat Babak Perjalanan Penemuan Jati Diri

Koleksi ini dibagi ke dalam empat babak perjalanan menemukan jati diri:

Warisan, yang merefleksikan akar leluhur dan nilai-nilai tradisi.
Komunitas, sebagai ruang tumbuh yang membentuk karakter, dan menjadi babak khusus yang diwujudkan lewat kolaborasi dengan Putri Marino.
Dunia Baru, yang mengambil inspirasi dari kutipan Pramoedya Ananta Toer dalam novel Anak Semua Bangsa, terutama kalimat ikonik “Aku ingin menjadi manusia bebas.” Kalimat tersebut dituangkan dalam desain kalung sebagai pernyataan simbolis bahwa kebebasan sejati adalah hak setiap manusia, namun hanya akan datang ketika seseorang telah menyelesaikan tanggung jawabnya. “Kebebasan itu bukan tanpa batas, melainkan didapat saat kita tahu dari mana kita berasal dan menyelesaikan apa yang harus kita lakukan,” tutur Happy.
Legacy, yang merangkum perjalanan hidup menjadi warisan untuk generasi berikutnya.

Makna di Balik Perayaan “Kawan Nusantara: IDENTITAS”

Koleksi “Identitas” resmi diluncurkan dalam gelaran Kawan Nusantara hasil kolaborasi Tulola bersama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Pertamina (Persero), yang berlangsung pada 31 Juli–1 Agustus 2025 di The Garden & Nusantara Ballroom, The Dharmawangsa, Jakarta.

Acara ini menghadirkan sinergi lintas bidang, termasuk instalasi visual dari sutradara Garin Nugroho lewat film pendek Kegelisahan Sinta berdurasi 8 menit, serta karya instalasi dari arsitek Trianzani Sulshi yang mengeksplorasi relasi antara ruang dan identitas. Fashion label Garden of Solo juga ikut memperkaya pameran dengan karya busana yang memadukan pendekatan tradisional dan kontemporer.

Tak hanya itu, Kawan Nusantara: Identitas turut menggandeng 9 jenama UMKM lokal yang membawa semangat pelestarian budaya, namun dikemas modern dan relevan bagi generasi kini. Seperti: DEW IT, KALA Studio, Kisah, Lana Daya, NINA MG, Oemah Etnik, Personal Chemistry, RAJNIK, VARYAN, VONEWORLD.

Melalui perhiasan, film, ruang, dan kolaborasi, Tulola sekali lagi menegaskan bahwa identitas bukan hanya tentang asal-usul, tetapi tentang bagaimana kita tumbuh, hidup berdampingan, dan memberi makna dalam sebuah komunitas.