Pesona 3 Aktris Multitalenta Maudy Ayunda, Sheila Dara, dan Titi Radjo Melenggang di Runway PIFW 2025

Maudy Ayunda membuka langkah dengan pesona lembut khasnya, mengenakan setelan kemeja bermotif nuansa hijau yang dipadukan dengan long coat berpotongan struktural. 

Kombinasi motif dan layering menciptakan harmoni antara kekuatan dan keanggunan. Aksen fringe pada coat memberi sentuhan dinamis, sementara kalung berukuran besar menambah karakter. Maudy tampak seperti perwujudan “Tanah Laut” itu sendiri, kokoh namun tetap puitis, kuat tapi membumi.

Sementara itu, Sheila Dara tampil berani dalam setelan denim on denim. Vest denim oversized dengan potongan tak simetris dipadukan dengan rok panjang berpotongan lurus, menciptakan kesan edgy dan kontemporer. 

Detail jahitan kontras dan helai-helai benang yang sengaja dibiarkan lepas menjadi representasi visual dari “twisted beauty” yang menjadi ciri khas Mel Ahyar. Dengan anting statement besar dan ekspresi tegas, Sheila menyalurkan energi muda yang eksploratif, membuktikan bahwa denim pun bisa menjadi medium ekspresi budaya.

Menutup rangkaian muse, Titi Radjo Padmaja tampil memukau dengan blazer asimetris serba hitam, dipadukan dengan potongan kain tenun yang membalut sebagian tubuhnya. 

Siluet tajam dan tailoring rapi memancarkan kekuatan seorang perempuan modern yang tetap menjunjung akar tradisi. Titi tampil elegan namun tak kehilangan jiwa bebasnya, menghidupkan filosofi “Bumi Nan Bungas”, tanah yang indah dan berdaya cipta.

Koleksi “Tanah Laut” merupakan perjalanan kreatif Mel Ahyar menyelami Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, wilayah yang menjadi pertemuan antara darat dan laut, kaya akan kisah budaya dan warisan sejarah. Mel mendekonstruksi kain Sasirangan menjadi busana dengan structured tailoring, menampilkan perpaduan antara tradisi dan modernitas yang harmonis. Inspirasi datang dari sosok pahlawan Kesultanan Banjar seperti Pangeran Antasari dan Pangeran Suriansyah, serta lanskap Tala yang indah: dari Pantai Takisung hingga Gunung Birah.

Tak hanya busana, Mel juga menghadirkan tas anyaman purun danau hasil karya tangan masyarakat lokal sebagai simbol kolaborasi antara mode dan pemberdayaan.

“Koleksi ini bukan sekadar tentang keindahan kain, tapi tentang kebanggaan dan kepercayaan diri daerah yang sedang tumbuh,” ujar Mel Ahyar.

Dengan langkah Maudy, Sheila, dan Titi di panggung, Mel Ahyar Archipelago kembali membuktikan bahwa wastra Nusantara bisa berbicara dalam bahasa mode yang universal, kaya makna, berkelas, dan tak lekang oleh waktu.