Dukung Istri Menyusui, Ini Checklist Tugas Harian Suami

Di sisi lain, menyusui tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya ibu merasa kesakitan, bingung, atau bahkan ingin menyerah karena produksi asi belum stabil. Suami bisa berperan sebagai penasihat dengan lebih dulu mencari informasi terpercaya atau menyiapkan daftar kontak penting yang mudah diakses saat dibutuhkan. Dukungan semacam ini membuat istri merasa tidak sendirian menghadapi kesulitan.

Tak kalah penting, suami juga bisa membantu istri mendapatkan waktu istirahat. Kurang tidur adalah masalah umum di minggu-minggu awal setelah melahirkan, dan bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Dengan mengambil alih mengganti popok, menenangkan bayi, atau menjaga rumah tetap kondusif, suami bisa memberi kesempatan istri untuk tidur sejenak. Tidur singkat setengah jam saja bisa sangat membantu memulihkan tenaga. 

Dukungan emosional pun punya dampak besar. Kata-kata apresiasi sederhana bisa memberi energi positif yang luar biasa. Istri butuh diyakinkan bahwa dirinya mampu, apalagi saat rasa lelah membuatnya ragu. Suami bisa menunjukkan rasa bangga dengan sikap penuh perhatian, misalnya memeluk atau sekadar mendengarkan curahan hati istri. Hal-hal kecil ini bisa menumbuhkan kepercayaan diri ibu sekaligus memperkuat hubungan emosional pasangan.

Peran suami juga dibutuhkan saat istri mulai pumping atau memberi asi. Membantu membersihkan botol, menyimpan asi dengan benar, atau bahkan ikut memberi botol pada bayi bukan hanya meringankan tugas istri, tapi juga mempererat ikatan ayah dengan si kecil. Dengan begitu, ibu bisa punya waktu lebih untuk mandi, makan dengan tenang, atau sekadar duduk santai tanpa diganggu. Saat suami ikut terlibat, istri merasa tidak terbebani sendiri dengan tugas merawat bayi.

Selain dukungan praktis, suami perlu menghargai setiap keputusan istri. Tidak semua perjalanan menyusui berjalan sesuai rencana, dan ada kalanya istri memilih untuk berhenti atau menambah susu formula. Apa pun pilihannya, suami harus menjadi orang pertama yang mendukung tanpa menghakimi. Menerima keputusan istri dengan lapang dada akan membuatnya merasa dihargai sebagai seorang ibu. Yang terpenting, bayi tetap tumbuh sehat dan keluarga tetap harmonis.

Pada akhirnya, menyusui adalah kerja sama, bukan tugas ibu semata. Dengan sikap peduli, tanggung jawab, dan perhatian, suami bisa membuat perjalanan menyusui lebih ringan dan penuh makna. Dukungan kecil setiap hari akan menjadi pondasi kuat bagi tumbuh kembang bayi sekaligus keharmonisan keluarga. Setiap usaha suami, sekecil apa pun, akan dirasakan besar artinya oleh istri. Inilah bentuk cinta nyata yang bisa memperkuat ikatan keluarga sejak awal kehidupan si kecil.

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa