Begini Trik Efektif Atasi Separation Anxiety pada Anak

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, kecemasan perpisahan merupakan fase perkembangan yang normal bagi banyak bayi dan balita. Kondisi ini sering muncul ketika mereka harus berpisah dari orang tua atau pengasuh utama. Biasanya, fase ini akan membaik seiring bertambahnya usia anak, umumnya sekitar 2 hingga 3 tahun.

Namun, penting untuk memahami bahwa kecemasan perpisahan yang sangat intens dan berlangsung lama bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius. Ini dikenal sebagai Gangguan Kecemasan Perpisahan (SAD), di mana anak sangat khawatir berpisah dari orang terdekat. SAD adalah masalah kesehatan mental yang membutuhkan perhatian khusus.

Mengidentifikasi dan memahami cara mengatasi separation anxiety pada anak sangat krusial agar tidak mengganggu kemandirian anak. Kecemasan yang berlebihan dapat menghambat kemampuan mereka bersosialisasi dan beradaptasi di lingkungan baru. Oleh karena itu, dukungan dan strategi yang tepat sangat diperlukan.

Gejala Gangguan Kecemasan Perpisahan (SAD) jauh lebih parah dibandingkan kecemasan perpisahan normal yang dialami sebagian besar anak usia 18 bulan hingga 3 tahun. Untuk didiagnosis SAD, seorang anak harus menunjukkan gejala ini setidaknya selama empat minggu.

Beberapa tanda umum SAD meliputi:

• Menolak tidur sendirian.
• Mimpi buruk berulang dengan tema perpisahan.
• Kekhawatiran berlebihan saat berpisah dari rumah atau keluarga.
• Kekhawatiran berlebihan tentang keselamatan anggota keluarga.
• Menolak pergi ke sekolah.
• Ketakutan dan keengganan untuk sendirian.
• Sering mengeluh sakit perut, sakit kepala, atau keluhan fisik lainnya tanpa sebab jelas.
• Sangat lengket, bahkan saat di rumah.
• Serangan panik atau amukan saat berpisah dari orang tua atau pengasuh.

Para ahli meyakini bahwa SAD disebabkan oleh kombinasi faktor biologis dan lingkungan. Anak mungkin mewarisi kecenderungan untuk cemas. Ketidakseimbangan dua zat kimia di otak, yaitu norepinefrin dan serotonin, juga diduga berperan. Selain itu, anak dapat belajar kecemasan dari anggota keluarga dan lingkungan sekitar, serta peristiwa traumatis juga bisa memicu SAD.

Sahabat Fimela, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk membantu anak mengatasi kecemasan perpisahan. Pendekatan yang konsisten dan penuh kasih sayang menjadi kunci utama dalam proses ini.

Pertama, ciptakan ritual perpisahan yang singkat dan konsisten. Jangan berlama-lama saat berpisah; berikan perhatian penuh sebelum pergi, lalu ucapkan selamat tinggal dengan cepat. Konsistensi dalam rutinitas perpisahan akan membangun kepercayaan anak pada kemandirian mereka dan pada Anda. Jangan pernah menyelinap pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal, karena ini justru meningkatkan kekhawatiran anak. Selain itu, latih perpisahan singkat dengan orang yang dipercaya, seperti bermain sebentar dengan teman atau berkunjung ke rumah nenek, untuk membiasakan anak menghabiskan waktu terpisah secara bertahap.

Selanjutnya, berikan jaminan dan dukungan penuh kepada anak Anda. Dorong kemandirian mereka sesuai usia, sambil tetap memberikan perhatian, pelukan, dan ciuman seperti biasa saat mengucapkan selamat tinggal. Lakukan persiapan dan berikan prediktabilitas dengan membicarakan acara baru sebelum terjadi, gunakan istilah positif, dan jelaskan secara spesifik kapan Anda akan kembali. Hindari konsep waktu yang abstrak; gunakan referensi seperti "setelah waktu tidur siang" atau "setelah waktu makan ringan" untuk anak kecil.

Penting juga untuk mengelola kecemasan Anda sendiri. Jika Anda merasa sedih atau khawatir, cobalah menyembunyikan perasaan tersebut. Bersikaplah tenang karena kecemasan itu menular. Tunjukkan kepercayaan diri saat berpisah agar anak tidak merasakan ketidakamanan. Terakhir, libatkan orang lain dalam pengasuhan. Perkenalkan anak kepada banyak orang sejak dini dan dorong orang dewasa lain untuk berinteraksi, menggendong, atau bermain dengan mereka.

Sahabat Fimela, jika kecemasan perpisahan anak Anda terus berlanjut melewati usia yang wajar atau mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi, inilah saatnya untuk berbicara dengan dokter anak. Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah kecemasan perpisahan berkembang menjadi gangguan kecemasan yang lebih serius.

Anda mungkin perlu mencari bantuan profesional jika:

• Gejala lebih intens dari yang diharapkan untuk usia perkembangan anak dan menyebabkan tekanan besar atau masalah dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
• Gejala berlangsung setidaknya selama enam bulan.
• Anak Anda menolak pergi ke sekolah.
• Anak Anda mengalami gejala fisik seperti muntah, mual, napas cepat, kelelahan, sakit kepala, sakit perut, dan mengompol tanpa alasan medis yang jelas.

Perawatan untuk Gangguan Kecemasan Perpisahan (SAD) seringkali melibatkan kombinasi beberapa pendekatan. Terapi Perilaku Kognitif (CBT) membantu anak belajar mengelola kecemasan dan menguasai situasi pemicu. Terapi paparan, bagian dari CBT, juga terbukti efektif. Dalam beberapa kasus, obat-obatan antidepresan atau antikecemasan dapat membantu anak merasa lebih tenang, terutama jika terapi saja tidak cukup. Terapi keluarga juga vital karena orang tua memegang peran penting dalam perawatan, dan masukan dari pihak sekolah juga dapat sangat membantu.