Kenapa Anak Sering GTM? Ini 6 Cara Mengatasi Anak GTM yang Efektif

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, apakah si kecil sering menunjukkan "Gerakan Tutup Mulut" atau GTM saat waktu makan tiba? Kondisi ini umum terjadi ketika anak menolak makanan atau sulit menerima asupan, meskipun tidak ada masalah kesehatan serius yang melatarinya.

Fenomena GTM seringkali membuat para orang tua merasa cemas dan khawatir. Pasalnya, perilaku ini berpotensi memengaruhi asupan nutrisi esensial yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal buah hati.

Memahami akar permasalahan GTM serta mengetahui cara mengatasi anak GTM secara tepat adalah kunci. Dengan pendekatan yang benar, Sahabat Fimela bisa membantu si kecil kembali menikmati waktu makannya dan memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi.

Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada anak bukanlah tanpa alasan, Sahabat Fimela. Ada banyak faktor yang bisa memicu si kecil enggan makan, dan seringkali ini bermula dari praktik pemberian makan yang kurang tepat, terutama sejak fase MPASI.

Pemberian makanan yang tidak sesuai usia, kuantitas, kualitas, kebersihan, atau tekstur dapat menjadi pemicu utama. Selain itu, anak mungkin belum merasa lapar, bosan dengan menu yang monoton, atau tekstur makanan yang disajikan tidak cocok dengan kemampuan mengunyahnya.

Tidak jarang, GTM juga bisa disebabkan oleh trauma makan, misalnya karena pernah dipaksa atau tersedak. Masalah kesehatan ringan seperti tumbuh gigi, sariawan, pilek, atau demam juga dapat menurunkan nafsu makan anak secara signifikan.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah lingkungan makan yang tidak kondusif, seperti adanya distraksi gadget atau televisi. Kelelahan setelah bermain, perubahan lingkungan, hingga terlalu banyak camilan manis juga bisa membuat anak kehilangan minat untuk makan makanan utama.

Untuk mengatasi GTM, Sahabat Fimela perlu menerapkan strategi yang komprehensif dan konsisten. Salah satu langkah fundamental adalah menerapkan aturan makan atau feeding rules secara disiplin, seperti jadwal makan teratur tiga kali sehari dan dua kali makanan selingan.

Batasi waktu makan tidak lebih dari 30 menit; jika anak menunjukkan tanda tidak mau makan setelah 10-15 menit, akhiri tanpa paksaan. Ini melatih anak mengenali rasa lapar dan kenyangnya sendiri, serta menjadi cara mengatasi anak GTM yang efektif.

Ciptakan lingkungan makan yang nyaman dan bebas distraksi. Jauhkan gadget atau televisi, dan buat suasana makan yang positif tanpa memarahi. Makan bersama keluarga juga bisa menjadi contoh baik yang meningkatkan minat anak terhadap makanan.

Variasikan menu makanan dengan rasa dan tekstur yang menarik agar anak tidak bosan. Sajikan dalam porsi kecil terlebih dahulu, dan biarkan anak meminta tambahan jika masih lapar. Dorong kemandirian anak untuk makan sendiri dan libatkan mereka dalam persiapan makanan untuk meningkatkan ketertarikan.

Peran orang tua sangat krusial dalam cara mengatasi anak GTM. Sahabat Fimela harus menjadi contoh yang baik dengan menikmati makanan sehat dan tidak memaksa anak untuk menghabiskan makanannya. Jika anak menolak, tawarkan kembali tanpa paksaan setelah beberapa saat.

Manajemen camilan dan minuman juga penting. Batasi camilan sehat secukupnya, 2-3 jam sebelum makan utama, dan hindari camilan tinggi gula atau garam. Jangan berikan minuman sebelum makan, karena ukuran perut anak yang kecil dapat membuatnya cepat kenyang.

Pahami bahwa setiap anak memiliki gaya makan yang unik. Cobalah berbagai strategi dan bersabar untuk menemukan yang paling efektif bagi si kecil. Konsistensi dan pendekatan positif adalah kunci utama keberhasilan.

Namun, jika GTM berlangsung lama, berat badan anak tidak bertambah atau bahkan menurun, atau disertai gejala medis lainnya, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan solusi dan intervensi yang tepat untuk memastikan tumbuh kembang anak tetap optimal.