Kenali Tanda Bayi Kepanasan Tingkatkan Risiko SIDS, Ini Cara Mencegahnya

Mengenali gejala bayi kepanasan adalah langkah pertama untuk memberikan pertolongan cepat. Salah satu indikator paling jelas adalah kulit bayi yang terasa hangat atau bahkan panas saat disentuh. Perhatikan area leher dan telinga; jika keduanya terasa hangat, bayi Anda mungkin sedang terlalu panas. Sentuh dada atau punggung bayi untuk mendapatkan gambaran suhu yang lebih akurat, karena tangan atau kaki seringkali terasa lebih dingin.

Selain suhu kulit, perhatikan juga perubahan visual dan fisik lainnya. Kulit yang memerah atau terlihat kemerahan, terutama di wajah, bisa menjadi tanda bayi kepanasan. Gejala lain yang sering muncul adalah berkeringat atau rambut yang lembap di area leher dan kepala. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa bayi yang sangat muda mungkin tidak banyak berkeringat, jadi ketiadaan keringat bukan berarti mereka tidak kepanasan.

Tanda-tanda internal yang lebih serius meliputi detak jantung dan pernapasan yang cepat. Tubuh bayi akan bekerja lebih keras untuk mendinginkan diri, yang memicu peningkatan laju detak jantung dan pernapasan. Jika bayi tampak lesu, tidak responsif, atau sangat lelah, ini adalah tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Muntah atau mual juga bisa menjadi indikator, dan jika terjadi, segera cari bantuan medis.

Demam tanpa berkeringat dan ruam panas atau prickly heat juga merupakan gejala umum. Suhu tubuh bayi normal sekitar 36.4°C, dan suhu 38°C atau lebih tinggi dianggap demam. Ruam panas muncul sebagai bintik-bintik merah kecil di lipatan kulit, seperti leher, ketiak, atau paha, akibat kelenjar keringat yang tersumbat. Perubahan perilaku seperti rewel, gelisah, atau sebaliknya menjadi sangat tenang dan sulit dibangunkan juga patut diwaspadai.

Sahabat Fimela, ada beberapa alasan mengapa bayi lebih mudah mengalami bayi kepanasan. Penyebab utamanya adalah sistem termoregulasi mereka yang belum matang. Ini berarti tubuh bayi belum mampu mengatur suhu internal sebaik orang dewasa, sehingga suhu tubuh mereka dapat naik lebih cepat. Selain itu, kapasitas berkeringat bayi masih terbatas; kelenjar keringat mereka belum sepenuhnya berkembang, mengurangi kemampuan alami tubuh untuk mendinginkan diri.

Faktor eksternal juga berperan besar. Mengenakan terlalu banyak lapisan pakaian atau menggunakan selimut tebal adalah penyebab umum bayi kepanasan. Pakaian berlebihan ini dapat memerangkap panas tubuh dan menjadi salah satu faktor risiko utama Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS). Suhu kamar yang tinggi atau ventilasi yang buruk juga berkontribusi pada peningkatan suhu tubuh bayi. Idealnya, suhu kamar bayi harus dijaga antara 20 hingga 22.2 derajat Celsius.

Lingkungan yang panas, seperti berada di luar ruangan terlalu lama saat cuaca terik, juga sangat berbahaya. Penting untuk tidak pernah meninggalkan bayi di dalam mobil yang terparkir, bahkan untuk waktu singkat, karena suhu di dalam mobil dapat meningkat drastis dalam hitungan menit. Paparan sinar matahari langsung tanpa perlindungan juga harus dihindari.

Risiko terburuk dari bayi kepanasan adalah SIDS, terutama pada bayi di bawah satu tahun. Selain itu, bayi juga rentan terhadap ruam panas, kelelahan panas (heat exhaustion), dan sengatan panas (heat stroke). Sengatan panas adalah kondisi darurat medis yang mengancam jiwa, ditandai dengan suhu tubuh melebihi 40°C, kulit panas dan kering, lesu ekstrem, kebingungan, hingga kejang dan kehilangan kesadaran.

Jika Anda mendapati tanda-tanda bayi kepanasan, segera lakukan tindakan pertolongan. Langkah pertama adalah memindahkan bayi ke tempat yang lebih sejuk atau teduh. Lepaskan lapisan pakaian berlebih dan pakaikan pakaian yang ringan, longgar, serta terbuat dari bahan katun berwarna terang. Pastikan bayi mendapatkan cairan yang cukup; tawarkan ASI atau formula lebih sering. Untuk bayi di atas 6 bulan, berikan air putih tambahan.

Untuk membantu mendinginkan tubuh bayi, gunakan kain lap yang dibasahi air dingin (bukan es) dan tempelkan pada kulit bayi, lalu kipasi perlahan. Mandi air suam-suam kuku juga bisa efektif. Jika gejala tidak membaik atau bayi menunjukkan tanda-tanda serius seperti demam tinggi (di atas 38°C pada bayi di bawah 3 bulan), muntah, lesu ekstrem, kesulitan bernapas, atau kejang, segera hubungi dokter anak atau cari bantuan medis darurat.

Pencegahan adalah kunci utama. Jaga suhu kamar bayi tetap ideal, yaitu antara 20 hingga 22.2 derajat Celsius. Gunakan tirai atau gorden untuk menghalangi sinar matahari langsung dan pastikan ada sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan kipas angin (jangan arahkan langsung ke bayi). Pakaikan bayi pakaian yang tepat; satu lapisan pakaian lebih banyak dari yang Anda kenakan sudah cukup, atau gunakan swaddle/kantong tidur sesuai suhu ruangan.

Hindari paparan langsung sinar matahari, terutama saat suhu di atas 32 derajat Celsius atau selama jam-jam puncak matahari (pukul 10 pagi hingga 4 sore). Selalu cari tempat teduh dan pastikan hidrasi bayi tercukupi. Yang terpenting, selalu perhatikan tanda-tanda yang ditunjukkan bayi Anda. Karena bayi tidak bisa mengeluh, kepekaan Anda sebagai orang tua sangat dibutuhkan untuk memastikan si kecil selalu dalam kondisi nyaman dan aman dari risiko bayi kepanasan.