Memahami Matrescence: Transformasi Mendalam yang Dialami Setiap Ibu

Fimela.com, Jakarta Menjadi seorang ibu bukan hanya tentang belajar mengganti popok, menenangkan bayi di jam-jam rawan, atau menghafal pola tidur yang terus berubah. Lebih dalam dari itu, ada proses besar yang pelan tapi pasti mengubah cara kita melihat diri sendiri, dunia, dan arti hidup. Proses ini, seperti yang dikutip dari laman Today's Parent, disebut matrescence, sebuah kata yang mungkin terdengar baru, tetapi memiliki makna yang begitu dekat dengan keseharian seorang ibu.

Matrescence adalah masa transisi menuju peran sebagai ibu, sebuah perubahan besar yang menyentuh banyak lapisan: tubuh, pikiran, emosi, relasi, hingga cara kita memaknai diri. Mirip seperti masa remaja yang membentuk seseorang menjadi pribadi yang baru, matrescence membentuk kita menjadi versi diri yang berbeda dari sebelumnya, dan itu bukan sesuatu yang harus ditakuti, tapi justru dipahami dan dirayakan.

Sering kali budaya kita menggambarkan bahwa seorang ibu harus bisa kembali seperti sebelum melahirkan, kembali ke bentuk tubuh lama, rutinitas lama, bahkan ambisi yang sama seperti sebelum memiliki anak. Akan tetapi, kenyataannya, perubahan yang Moms alami bukan tanda kelemahan, melainkan proses alamiah dari sebuah fase hidup yang benar-benar baru.

Moms mungkin merasakan hubungan yang berubah, prioritas yang bergeser, atau impian yang perlahan menemukan bentuk lain.

Tidak jarang muncul rasa bingung, lelah, atau bahkan kehilangan arah. Dan semuanya itu normal. Justru, mengenali perubahan ini adalah langkah pertama memahami bahwa menjadi ibu memang mengubah kita, dan itu tidak apa-apa.

Para ahli menyebut bahwa matrescence berlangsung selama dua hingga tiga tahun. Ya, Moms, bukan enam minggu seperti jadwal kontrol pasca melahirkan, bukan tiga bulan seperti konsep “trimester keempat”, tetapi jauh lebih panjang dan lebih mendalam.

Butuh waktu untuk tubuh pulih sepenuhnya, untuk pikiran menyesuaikan diri, dan untuk identitas baru terbentuk secara utuh. Waktu ini bukan beban, justru sebuah “izin” bagi Moms untuk berproses tanpa tekanan. Izin untuk belajar pelan-pelan, izin untuk menerima hari-hari yang masih terasa asing, dan izin untuk berkata bahwa saat ini Moms masih mencari ritme yang tepat, dan itu sangat wajar.

Saat menjadi ibu, banyak hal yang berubah selamanya. Beberapa hal mungkin terasa hilang, digantikan oleh rutinitas baru atau tanggung jawab yang lebih besar.

Wajar jika Moms merindukan masa ketika semuanya lebih ringan, waktu lebih longgar, atau tubuh terasa lebih bebas. Rasa rindu itu bukan tanda Moms tak bahagia, tapi bagian dari proses melepaskan versi lama dari diri sendiri.

Sebagaimana setiap perubahan besar dalam hidup, transisi ini bisa terasa emosional. Namun begitu Moms memberi ruang untuk perasaan itu, akan muncul pemahaman bahwa kehilangan bukan berarti berakhir, melainkan membuka ruang baru untuk bertumbuh.

Moms mungkin mendengar banyak nasihat untuk “menikmati setiap momen”, padahal ada hari-hari ketika menikmatinya rasanya sulit. Ada hari ketika Moms merindukan diri sendiri, meskipun sangat mencintai buah hati.

Itu bukan kegagalan.

Perubahan sebesar ini wajar menimbulkan rasa sedih atau kehilangan. Ada identitas lama yang pelan-pelan memudar, dan identitas baru yang muncul belum sepenuhnya terasa familier.

Yang terpenting adalah memberi diri kesempatan untuk merasakan semuanya tanpa menghakimi diri sendiri, dan meminta dukungan ketika perlu.

Yang sering kali tidak disadari adalah bahwa di balik rasa lelah, keraguan, atau kehilangan arah, matrescence membawa pertumbuhan yang luar biasa.

Banyak penelitian menemukan bahwa menjadi ibu membuka pintu pada kualitas-kualitas baru yang memperkaya diri:

• kepekaan terhadap hal-hal kecil
• ketangguhan emosional
• kemampuan mengambil keputusan lebih bijak
• intuisi yang semakin kuat
• cara baru memaknai hubungan dan komunitas
• serta munculnya rasa tujuan hidup yang lebih dalam

Bahkan, Moms yang awalnya merasa paling kehilangan diri justru sering kali menjadi yang paling percaya diri saat fase ini selesai. Karena dari proses yang berat, muncul kekuatan yang sebelumnya mungkin tak terbayangkan.

Jika hari-hari ini Moms merasa sedang tersesat, kehilangan arah, atau tidak mengenali diri sendiri, ingat satu hal: Moms tidak rusak, Moms sedang bertumbuh.

Matrescence bukan ujian untuk dilewati dengan sempurna, melainkan perjalanan yang penuh dinamika. Tidak ada ibu yang “kalah” hanya karena ia membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri. Tidak ada standar yang mengharuskan Moms langsung memahami semuanya.

Setiap langkah yang Moms ambil, bahkan yang terasa ragu sekalipun, adalah bagian penting dari proses menjadi ibu.

Moms, menjadi ibu mengubah dunia kita, namun juga memperkaya diri dengan kekuatan dan perspektif yang sebelumnya tidak pernah kita miliki.

Matrescence mengingatkan kita bahwa perubahan ini bukan tanda kehilangan, tetapi tanda kelahiran versi diri yang lebih matang, lebih kuat, dan lebih penuh kasih.

Jika saat ini Moms sedang berada dalam dua hingga tiga tahun pertama perjalanan menjadi ibu, peluk diri sendiri lebih erat. Beri ruang untuk belajar, bertanya, menangis, bahagia, dan mencoba lagi.

Moms tidak perlu “kembali seperti dulu”. Moms sedang menuju versi diri yang baru, dan itu begitu berharga.